JAKARTA, KOMPAS Persaingan menuju tangga juara Liga Kompas Kacang Garuda U-14 masih sulit diprediksi kendati kompetisi kini tinggal menyisakan empat pertandingan. Tiga tim papan atas masih berpeluang saling mengejar.
Pemuncak klasemen sementara Liga Kompas, Sekolah Sepak Bola (SSB) Salfas Soccer, gagal memperlebar jarak dengan pesaing terdekatnya, Bina Taruna, pada pertandingan pekan ke-26, Minggu (24/2/2019), di lapangan GOR Ciracas, Jakarta Timur. Salfas sementara masih unggul empat poin atas Bina Taruna menyusul hasil 1-1 yang diperoleh kedua tim itu saat bertemu, kemarin.
Hasil itu membuat peta persaingan di papan atas klasemen masih sangat ketat. Tiga tim teratas, Salfas Soccer, Bina Taruna, dan Ragunan Soccer School, masih berpeluang saling menyalip pada empat laga sisa.
Pelatih Bina Taruna Saut LB Tobing belum mau menyerah dalam perburuan gelar juara meski Bina Taruna telah tiga kali gagal mendekati Salfas. ”Masih ada empat pertandingan lagi. Segalanya masih mungkin terjadi karena ini sepak bola. Hal yang paling penting adalah kami tidak kehilangan poin menghadapi Salfas,” ujarnya.
Optimisme Saut cukup beralasan karena pada sisa empat pertandingan berikutnya, Bina Taruna bakal menghadapi lawan-lawan yang relatif ringan. Berbeda dengan Salfas Soccer yang akan bertemu tim papan atas Ragunan Soccer School pada pekan ke-27. Apabila Ragunan dan Salfas berbagi angka, peluang Bina Taruna untuk menyalip Salfas akan lebih besar.
Namun, optimisme Saut tidak menjalar kepada Pelatih Ragunan Soccer School Rasyito Amsya. Padahal, Ragunan sedang dalam tren positif lantaran belum pernah terkalahkan selama delapan pekan. Mereka bahkan membukukan tiga kemenangan beruntun sejak pekan ke-24.
Pada pertandingan kemarin, Ragunan tampil perkasa dengan membekap Benteng Muda IFA, 3-0. Ragunan pun masih menyisakan satu laga tunda menghadapi Bina Taruna Cibubur. Jika mampu mempertahankan performa apik hingga akhir musim, bukan tidak mungkin Ragunan akan kembali ke jalur juara.
Akan tetapi, bagi Rasyito, persaingan sekarang hanya milik Salfas dan Ragunan. Rasyito merasa hukuman pengurangan 1 poin tiap pekan yang diterima Ragunan membuat peluang mereka menjuarai liga mengecil. ”Fokus saya sekarang membentuk pemain agar mereka bisa berkembang dan terpantau tim lain,” ujar Rasyito.
Bidik peringkat kedua
Selain ketiga tim teratas itu, masih ada SSB Big Stars Babek FA yang turut meramaikan persaingan di papan atas klasemen. Skuad asuhan Bonni Safrudin Wijaya itu mencatatkan performa gemilang dengan belum terkalahkan sejak pekan ke-16 atau hampir tiga bulan. Big Stars pun membukukan kemenangan keempat beruntun usai memukul SSB Pelita Jaya dengan skor telak 3-0.
“Dengan performa kami saat ini, rasanya target menjadi runner-up masih bisa kami raih,” ujar Bonni.
Bonni kian optimistis karena situasi dalam tim Bog Stars saat ini sangat kondusif. Dalam beberapa kali latihan tim, seluruh pemain bersemangat hadir. Kondisi itu sangat membantu Bonni dalam membangun kekompakan tim. “Inisiatif dan komitmen pemain sudah muncul,” katanya.
Situasi itu berbanding terbalik dengan apa yang dialami SSB Benteng Muda IFA. Kapten Benteng Muda IFA Fachrial Samudra mengungkapkan, situasi dalam timnya saat ini sedang tidak bagus. Hal itu karena para pemain mulai kehilangan komitmen kepada tim. Dalam sesi latihan pun hanya diikuti sekitar 7 hingga 10 pemain saja.
“Selain itu, dalam latihan dua minggu terakhir kami tidak didampingi pelatih kepala. Itu membuat kami tidak bersemangat,” ungkap Fachrial.