JAKARTA, KOMPAS - Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia akan fokus membina perenang elite dan mengupayakan mereka untuk mendapatkan pelatihan terbaik di lokasi yang kompetitif. Sebagai upaya terobosan, PRSI juga mencari bibit muda potensial dengan penguasaan di empat nomor renang untuk dibina intensif di luar negeri.
Hal itu disampaikan Ketua Umum PB PRSI Anindya Novyan Bakrie dan Wakil Ketua Umum bidang Pembinaan Prestasi Harlin E Rahardjo, usai rapat kerja nasional PRSI di Jakarta, Senin (25/2/2019).
Anindya mengatakan, untuk bisa memecahkan kebuntuan setelah 28 tahun gagal meraih medali Asian Games di cabang renang, model pembinaan dengan mengirimkan atlet usia remaja ke Amerika Serikat seperti yang dijalani mantan perenang nasional Richard Sam Bera, Wisnu Wardhana, dan Lukman Niode, perlu kembali dilakukan. Hal itu juga dilakukan negara tetangga khususnya Singapura dan Vietnam.
”Tentu kalau ingin membuat periode keemasan seperti era Lukman, Richard, harus melalui sistem. Yang terpenting, kita harus mempunyai data kuat dari hasil pertandingan di dalam negeri, dan kuncinya adalah investasi lebih awal. Saat kita berinvestasi pada usia 20 tahunan karena berbagai keterbatasan, hasilnya untung-untungan. Untuk itu kami harus mencari atlet muda potensial, memberinya pembinaan terbaik, dan lingkungan kompetisi yang terbaik,” katanya.
Harlin menambahkan, anggaran pelatnas dari pemerintah, tidak memungkinkan digunakan untuk pembinaan jangka panjang seperti itu, karena biasanya pembiayaan terkait multiajang seperti Asian Games, SEA Games, dan Olimpiade. Karena itu, PRSI akan mencari sumber pembiayaan lain untuk bisa menjalankan pembinaan atlet muda tersebut.
PRSI tengah menyiapkan skema pendanaan, dengan kontrak prestasi yang jelas antara yang membantu pendanaan dengan atlet yang dibantu.
”Saat ini banyak yang inigin membantu, tetapi menanyakan pertanggungjawabannya. kami ingin buat audit pengunaan dana oleh PRSI yang terbuka untuk umum, bisa seluruhnya, atau hanya makanannya saja, silakan juga. Jadi PB PRSI harus pintar-pintar mengelola keinginan masyarakat untuk membantu itu. Kuncinya yang harus dibangun adalah kepercayaan,” ujar Anindya.
Berkaca dari sejumlah atlet top dunia, Harlin menjelaskan, PRSI tengah mencari atlet muda yang bagus di semua gaya sehingga di satu atlet bisa mengikuti lebi dari tiga nomor pertanindgan. ”Joseph Schooling di SEA Games Singapura mendapatkan 9 medali emas. Hal itu memperlihatkan jika kita menemukan atlet yang tepat, jumlah medali bisa melompat dari satu atau dua menjadi lima atau 10. Yang kita cari adalah perenang yang bagus di semua gaya,” jelasnya.
Menurut Harlin, di Singapura sejak kecil sudah ada mandatory event, yaitu nomor 200 meter gaya ganti. ”Itu artinya 4 gaya harus bagus semua. Itu yang coba kami terapkan di sini, sejak awal kami rekomendasikan semua atlet bisa empat gaya dengan baik. Hasilnya mulai ada, seperti perenang putri Azzahra Permatahani yang bagus di 4 gaya, dan perenang putra Farrel Armandio Tangkas. Jika diasah dengan baik, bukan tidak mungkin dalam 2 tahun lagi, mereka bisa menjadi ratu dan raja SEA Games dulu,” jelas Harlin.