Momentum Sarri Menegakkan Otoritas atas ”The Blues”
Oleh
·3 menit baca
LONDON, SELASA— Sebulan terakhir terasa bak ”neraka” bagi Manajer Chelsea Maurizio Sarri. Ia bukan hanya sosok yang dibenci suporter, melainkan juga ”dikhianati” pemainnya. Laga kontra Tottenham Hotspur, Kamis (28/2/2019) pukul 03.00 WIB, di Stamford Bridge, menjadi kesempatan terakhir Sarri menegakkan otoritasnya atas ”The Blues”.
Duel derbi London itu dibayang-bayangi insiden pembangkangan kiper Chelsea, Kepa Arrizabalaga, atas perintah Sarri di final Piala Liga Inggris, Senin lalu. Saat itu, Arrizabalaga menolak ditarik keluar untuk digantikan rekannya, Willy Caballero. Chelsea pun kalah dalam adu penalti 3-4 dari Manchester City di laga itu.
Arrizabalaga telah meminta maaf kepada Sarri, Caballero, dan timnya akibat keegoisan itu. Gajinya pun dipotong sebagai sanksi. Di lain pihak, Sarri berkata, insiden itu sebuah kesalahpahaman untuk meredakan sorotan publik.
Namun, itu tidak mengurangi rasa penasaran publik akan realitas sesungguhnya di tubuh Chelsea. Sebagian pihak menilai Sarri telah kehilangan otoritasnya atau kendali atas tim raksasa London itu. Masalah itu menjadi bahan olok-olok di media sosial. Mereka yang usil lantas mengubah profil Arrizabalaga di Wikipedia.
Kiper termahal dunia itu ditulis sebagai Manajer Chelsea di biodata. ”Arrizabalaga ditunjuk sebagai manajer di menit akhir perpanjangan waktu final Piala Liga 2019”, bunyi situs Wikipedia itu sebelum diubah kembali sesuai versi aslinya, Selasa (26/2).
Situasi runyam di Chelsea saat ini membuat mantan Manajer Chelsea Jose Mourinho angkat bicara. Menurut Mourinho, kasus Arrizabalaga membuat Sarri dalam situasi rapuh. ”Saya beruntung tidak pernah mengalami hal seperti itu. Situasinya itu rumit dan membuat banyak pihak, baik manajer, tim pelatih, maupun orang lain, dalam kondisi rapuh,” ujarnya dikutip Goal.
Jika Chelsea masih dilatih Mourinho, Arrizabalaga hampir pasti dihukum berat, yaitu tidak dimainkan di laga berikutnya. Namun, Sarri enggan terbawa emosi.
Ia masih membuka peluang bagi kiper 24 tahun asal Spanyol itu tampil sebagai pemain mula di laga kontra Spurs. ”Soal (memilih) pemain adalah otoritas saya. Tim ini masih dalam kendali saya,” ujar Sarri.
Derbi London itu agaknya menjadi peluang terakhir bagi Sarri untuk mempertahankan jabatannya yang dipegang sejak musim panas lalu. Menurut media Inggris, Express, kemarin, Sarri bakal dipecat jika Chelsea dikalahkan Spurs. Steve Holland, asisten manajer timnas Inggris, menjadi kandidat utama manajer sementara pengganti Sarri.
The Blues kini memang tengah terpuruk. Mereka empat kali kalah di tujuh laga terakhirnya di berbagai kompetisi. Trofi Piala Liga dan Piala FA telah melayang, posisi mereka di Liga Inggris pun terus merosot ke peringkat keenam.
Suporter Chelsea pun gerah dan menyuarakan pemecatan Sarri. Mereka berteriak, ”Pecat dia di pagi hari”, saat Chelsea dipermalukan tamunya, Manchester United, di laga Piala FA pada 18 Februari.
John Terry, mantan kapten Chelsea, ikut prihatin terhadap situasi di bekas timnya itu. Namun, ia memilih bersikap positif dan memberikan semangat kepada mantan rekan-rekan setimnya untuk bangkit di derbi London kontra Spurs. (JON)