JAKARTA, KOMPAS —Dunia sepak bola putri yunior terus mendapatkan perhatian. Kali ini, kesempatan itu terbuka di kejuaraan sepak bola kelompok usia, Milo Football Championship U-12 Tahun 2019. Setiap tim peserta diimbau menyertakan minimal satu pesepak bola putri.
Bagi PSSI, kebijakan itu merupakan angin segar untuk pembinaan sepak bola putri yang masih minim kejuaraan kelompok usia.
Sports Marketing Nestle Milo Donny Wahyudi di Jakarta, Sabtu (2/3/2019), mengatakan, dalam penyelenggaraan Milo Football Championship U-12 tahun kelima di Indonesia ini, pihaknya melakukan beberapa perubahan regulasi. Perubahan itu antara lain mengimbau semua tim peserta untuk menyertakan minimal satu pesepak bola putri.
Tahun ini, kejuaraan diikuti sekitar 10.000 siswa dari 640 tim sekolah dasar. Kejuaraan itu diselenggarakan dua tahap, yakni babak kualifikasi di 20 kota dan final regional di lima kota, yakni Jakarta (2-3 Maret), Medan dan Bandung (9-10 Maret), Surabaya (23-24 Maret), serta Makassar (6-7 April). Sebelumnya, kejuaraan itu diikuti 8.000 siswa dari 600-an tim sekolah dasar dan babak kualifikasi dilakukan di 16 kota dan final regional di empat kota.
Nantinya, tim yang terdiri atas delapan pemain terbaik dari final regional akan dikirim ke Milo Champions Cup di Suzhou dan Haikou, China, selama sepekan pada Juli.
Selain mengimbau semua tim menyertakan pemain putri, Donny menambahkan, pihaknya pun menerapkan aturan baku untuk kejuaraan sepak bola U-12 sesuai instruksi program pembinaan PSSI lewat kurikulum Filosofi Sepak Bola Indonesia atau Filanesia. Aturan itu di antaranya pertandingan 7x7 per pertandingan dan ukuran lapangan disesuaikan untuk U-12.
”Tujuannya agar kejuaraan ini turut membantu melahirkan pesepak bola berbakat sesuai harapan PSSI,” kata Donny.
Angin segar
Direktur Teknik PSSI Danurwindo menuturkan, kebijakan yang dilakukan Nestle Milo memberikan angin segar untuk pembinaan pesepak bola putri Indonesia. Sebab, selama ini memang belum ada kejuaraan kelompok usia khusus putri. Kejuaraan kelompok usia yang ada juga jarang menganjurkan setiap tim menyertakan pemain putri.
”Dalam aturan PSSI ataupun FIFA, kejuaraan kelompok usia hingga batas U-15 memang belum mengenal pembatasan jender. Dengan itu, setiap tim masih memungkinkan memainkan pemain campuran, putra ataupun putri. Kami harap makin banyak kejuaraan kelompok usia yang menyadari itu sehingga pembinaan sepak bola putri juga dapat perhatian,” tutur mantan pelatih timnas Indonesia itu.
Pada 2017, Milo Football Championship menghasilkan seorang pemain putri yang menonjol, yakni Helsya Maesaroh. Saat itu, pesepak bola asal Bekasi tersebut menjadi satu-satunya pemain putri yang terpilih ikut merasakan latihan di Akademi Barcelona, Spanyol. Kini, Helsya sudah tergabung di timnas putri U-16. (DRI)