JAKARTA, KOMPAS – Wahyu Widayat Jati, pelatih NSH Jakarta, menyulap timnya dari penambal liga menjadi kandidat juara. Kisah manis itu bukan keberuntungan melainkan realitas dari proses kerja keras dalam dua tahun. Realitas kekuatan NSH itu harus dihadapi sang juara bertahan, Satria Muda Pertamina Jakarta, di semifinal Liga Basket Indonesia.
Pertunjukan skuad NSH menjadi kejutan terbaik di IBL musim ini. Musim lalu, pada tahun pertama Cacing, sapaan Wahyu, NSH adalah tim pesakitan. Mereka hanya menang dua kali dan finis sebagai juru kunci di musim reguler.
Musim ini berbanding terbalik. NSH menyudahi musim reguler IBL 2018/2019 sebagai pemuncak klasemen Divisi Merah dengan 12 kemenangan dari 18 laga sekaligus menjadi tim paling agresif dengan 79,6 poin per gim (ppg). Mereka berhak mendapatkan tiket langsung ke semifinal sebagai juara divisi, sedangkan satu tiket lain diperebutkan peringkat kedua dan ketiga.
Penampilan NSH merupakan proses panjang sejak dua tahun sebelumnya. Cacing, mantan pelatih tim nasional, membawa pendekatan juara dengan meningkatkan fisik dan mental skuad yang berisikan pemain papan bawah tersebut.
"Saat saya datang fisik mereka belum siap. Banyak yang terlalu gemuk dan kurang kuat staminanya. Begitu juga mental. Mereka belum disiplin sebagai atlet. Sebagai atlet papan bawah, kalah dan menang bukan urusan bagi mereka," kata pelatih yang membawa CLS Knights juara IBL 2015/2016 itu.
Kehadiran Cacing merusak zona nyaman para pemain. Dia menerapkan target. Syarat pertama, pemain harus mencapai batas VO2MAX, standar pengukuran stamina atlet, minimal skornya 50. Selain itu, ada pencapaian individu berbeda-beda yang harus dicapai setiap pemain di lapangan. Jika tidak memenuhi keduanya, pemain dipersilakan keluar dari tim.
Syarat fisik itu wajib karena intensitas kecepatan di IBL meningkat setelah hadirnya pemain asing. Beberapa pemain NSH sempat tidak lolos. Dua pemain mencoba lagi dan berhasil di kesempatan kedua, sedangkan satu pemain memutuskan berhenti sebagai pemain basket.
Hasilnya, dua pemain lokal mereka masuk dalam nominasi individu IBL. forward Muhammad Irman yang sempat mengalami kelebihan berat badan mendapat nominasi most improved player. Irman mencatatkan 8,75 ppg musim ini atau dua kali lipat dari musim sebelumnya. Sementara itu, pemain muda berposisi guard Andre Rorimpandey (22) masuk nominasi pemain terbaik lokal. Dia mencatatkan 11 ppg dan 2,43 asis per gim (apg).
Pemain-pemain tersebut ditopang dua pemain asing, center Anthony Simpson yang mencatatkan 16,4 ppg dan 11,6 rebound per gim (rpg), serta nominasi pemain asing terbaik, dan guard Dashaun Wiggins yang memproduksi 23 ppg, 7 rpg, dan 5 apg. Selain itu, pemain senior Wendha Wijaya dan Tri Hartanto membantu dari sisi pengalaman.
Buah proses itu menjadi modal NSH saat bertemu Satria Muda di semifinal dengan format terbaik dalam tiga laga pada 8-10 Maret 2019, di GOR Soemantri Brodjonegoro, Kuningan, Jakarta. Di musim reguler, NSH dua kali menumbangkan sang juara bertahan.
"Di playoff kami harus mulai dari nol. Tidak bisa membawa rekor itu lagi. Bagaimanapun Satria Muda adalah tim besar dan juara bertahan. Kami tetap mewaspadai mereka," tambah Cacing.
Balas dendam
Satria Muda bertekad membalaskan dendam tersebut. Arki Dikania Wisnu sedang dalam momentum positif usai menaklukkan Bank BPD Bima Perkasa Jogja di babak pertama playoff, pekan lalu. Dalam latihan resmi kemarin, mereka terlihat antusias saat mencoba lapangan GOR Soemantri.
"Harus diakui NSH musim ini berbeda karena bagus saat menyerang dan bertahan. Dan yang paling terlihat adalah disiplinnya. Tetapi, pemain kami sudah bangkit dari musim reguler. Arki juga semakin tajam di playoff," kata pelatih Satria Muda Youbel Sondakh.
Arki menjanjikan dalam dua laga playoff melawan Bima Perkasa. Dia mencatatkan rerata 18 ppg, 8 apg, dan 3 steal per gim (spg) di Hi-Test Arena Batam, Kepulauan Riau. Adapun Arki hanya menghasilkan 6,8 ppg dan 3,1 apg pada musim reguler.
Di semifinal Divisi Putih, Pacific Caesar Surabaya akan menantang pemuncak klasemen musim reguler, Stapac Jakarta. Pacific sedang dalam tren baik setelah menumbangkan finalis musim lalu Pelita Jaya Basketball. Ini merupakan pertama kalinya Pacific lolos ke semifinal IBL.
Meski begitu, Stapac terlalu kokoh dengan pelatih asing Giedrius Zibennas. Saat ini mereka dalam tren 17 kali kemenangan di musim reguler. Dua kali kemenangan di antaranya dengan mengalahkan Pacific.