JAKARTA, KOMPAS — Babak play off Liga Kompas Kacang Garuda U-14 segera dimulai. Sebanyak 35 sekolah sepak bola dinyatakan lolos seleksi berkas. Selanjutnya, mereka akan memperebutkan tujuh tiket tampil di Liga Kompas musim 2019-2020.
Sekolah sepak bola (SSB) yang berlaga di babak play off Liga Kompas berasal dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Babak play off akan dimulai pada 6 April 2019 di lapangan Gelanggang Olahraga (GOR) Ciracas dan GOR Gongseng, Jakarta Timur. Menurut rencana, 35 SSB itu bakal dibagi menjadi tujuh grup. Juara dan runner-up setiap grup akan berlaga di fase gugur.
Direktur Kompetisi Liga Kompas Emilius Caesar Alexey, Sabtu (9/3/2019), mengatakan, dari 35 SSB yang mengikuti babak play off, 30 SSB merupakan SSB baru. Sementara lima SSB lain merupakan peserta Liga Kompas musim 2018-2019 yang mendapat sanksi karena pemainnya terbukti mengikuti lebih dari satu liga.
”Total ada 43 SSB yang mendaftar. Setelah seleksi berkas, diputuskan ada 30 SSB yang dinyatakan memenuhi syarat mengikuti Liga Kompas,” kata Caesar.
Beberapa syarat itu, katanya, SSB minimal dilatih oleh pelatih yang memiliki lisensi C nasional. Syarat lain, SSB paling tidak harus sudah berdiri selama lebih dari tiga tahun, pemain menyertakan nomor induk siswa nasional dalam berkas pendaftaran. Dan, yang tidak kalah penting, SSB wajib mendaftarkan struktur organisasi kepada panitia.
Khusus untuk syarat SSB berdiri lebih dari tiga tahun, hal itu dimaksudkan agar SSB yang berpartisipasi di Liga Kompas benar-benar SSB yang berkualitas. Selain itu, lolos tidaknya SSB untuk ikut babak play off juga dilihat dari cara mereka melakukan pembinaan usia muda secara rutin.
”SSB yang baru berdiri sebaiknya membuktikan dulu keberlanjutan sistem pembinaannya hingga tiga tahun, setelah itu baru bergabung di Liga Kompas,” kata Caesar.
Tahap berikutnya, semua SSB akan menjalani pemeriksaan fisik para pemain. Pemeriksaan juga menyasar usia pemain agar tidak ada praktik pencurian umur di Liga Kompas.
”Pencurian umur bisa terungkap dalam pemeriksaan ini dan SSB yang mencuri umur akan dicoret,” ucapnya.
Pemeriksaan serupa juga pernah dilakukan panitia Liga Kompas untuk memonitor pesepak bola yang berpartisipasi di lebih dari satu liga. Hasilnya, SSB Astam, Siaga Pratama, Ragunan Soccer School, Mandiri Selection, dan ASIOP Apacinti terkena sanksi pengurangan satu poin tiap pekan dan harus menjalani babak play off.