TEXAS, SELASA — Mikey Garcia punya catatan mulus, tak terkalahkan dari 39 laga tinju profesional dengan 30 kali menang KO sejak 2006. Juara dunia di empat kelas berbeda ini juga memiliki keluarga bahagia dengan tiga anak. Dengan kehidupan semacam itu, Garcia dengan mudah memilih lawan agar karir dan kehidupannya tidak runtuh.
Namun, Garcia (31) tidak suka bermain aman. Petinju kelahiran Ventura, California, Amerika Serikat, ini selalu ingin tantangan baru. Garcia tidak sekedar ingin mempertahankan statusnya saat ini sebagai juara dunia kelas ringan dan welter ringan WBC.
Sebelumnya, dia pernah menjadi juara dunia kelas bulu WBO dan welter yunior IBF. Belum puas dengan gelar di empat kelas berbeda itu, dia nekat naik dua kelas untuk menantang Errol Spence Jr, pemegang sabuk juara dunia kelas welter (66,7 kilogram). Keduanya akan bertarung di Stadion AT&T, Arlington, Texas, 16 Maret 2019.
Langkah Garcia dipandang penuh risiko. Spence yang ia hadapi telah memegang sabuk kelas welter IBF lebih dari dua tahun. Spence adalah legenda di kelasnya, dengan catatan belum pernah kalah dari 24 laga, dengan 21 KO.
Keputusan Garcia naik kelas welter ditentang keluarga dan timnya. Hampir semua orang di lingkaran Garcia meminta dia membatalkan niatnya. Namun, Garcia bersikeras.
”Saya ingin melawan Spence demi warisan nama. Saya ingin nama Garcia tetap hidup selama tahun-tahun berikutnya,” kata Garcia kepada ESPN. Garcia mengaku menjalani proses yang melelahkan hingga sampai di posisinya sekarang. Ia merasa heran dengan para petinju yang hanya bertinju demi uang dan tidak meninggalkan warisan nama.
”Banyak petinju hanya mencari uang. Mereka rela melowongkan gelar agar bisa bertarung demi bisnis. Saya pernah berada di situ dan kini saatnya saya berbalik arah,” lanjut Garcia. Untuk naik kelas, Garcia melewati banyak tantangan, salah satunya adalah melawan Robert Easter di kelas ringan 61,2 kg.
Garcia harus naik berat badan sebanyak 5 kilogram lebih agar mencapai 66,7 kg. Kenaikan itu disiapkan Garcia hanya dalam waktu delapan bulan. Hal ini tentu berbeda dengan Spence yang kondisi otot dan kerangka tubuhnya sudah lebih terbentuk selama lebih dari dua tahun ini. Dengan tubuh yang kekar, Spence bahkan bisa punya peluang naik dua tingkat di kelas menengah (72,6 kg).
Mengingat kelemahan dari petinju yang baru naik kelas adalah pada kekuatan otot-ototnya, Garcia pun menggandeng Victor Conte ahli nutrisi yang memiliki pusat nutrisi olahraga bernama SNAC di San Carlos California.
Conte pernah mendekam di penjara pada 2005 setelah mengaku bersalah terlibat dalam konspirasi pendistribusian steroid. Ia juga tersandung kasus pencucian uang. Namun Garcia melihat itu sebagai masa lalu Conte. Setelah menandatangani kontrak pertarungan melawan Spence, Garcia lebih sering tinggal di sebuah hotel dekat SNAC. Dia berlatih keras setiap hari dibawah pengawasan Conte. Conte mengatakan dia sudah ”bersih”. Kini hidupnya ia dedikasikan kepada dunia olahraga dan ikut aktif dalam kegiatan antidoping.