Roy Tua dan Okto Moensaku Tumbangkan Petinju Thailand
Oleh
Lusiana Indriasari
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Roy Tua Manihuruk dan Oktavianus Moensaku mengibarkan bendera Merah Putih di Balai Sarbini, Jakarta, Sabtu (16/3/2019), setelah keduanya mengalahkan petinju Thailand pada ajang OSC Fight yang berlangsung hingga pukul 01.30. Okto menumbangkan Artid Bamrungauea pada ronde kelima, sedangkan Roy menang angka atas Vachayan Khamon pada pertandingan internasional itu.
Kemenangan Okto, sapaan Oktavianus Moensaku, membuat petinju kelahiran Nusa Tenggara Timur itu mendapat sabuk Universal Boxing Organization (UBO) Internasional kelas bulu 53,5 kg. Adapun Roy mendapat gelar UBO Intercontinental di kelas welter junior 63,5 kg.
Meski memiliki jam terbang lebih sedikit daripada Artid Bamrungauea, Okto (10-6-1, 8 KO) mampu tampil sangat mengesankan dengan pukulan-pukulan agresif. Sejak bel ronde pertama berbunyi, Okto terus menekan lawannya yang sulit menghindar.
Okto bermain cepat, tangkas, dan banyak melancarkan pukulan kombinasi. Hal itu membuat Artid Bamrungauea yang memiliki catatan 22-25-0 sangat kewalahan.
Ronde kedua, Bamrungauea sempat terjatuh, tetapi ia memprotes hitungan wasit, dan beralasan ia jatuh karena lantai licin. Jelang akhir ronde ketiga, pukulan jab Okto kembali masuk telak dan membuat Bamrungauea terhuyung ke belakang dan nyaris jatuh kembali.
Pelatih Okto, Ibrahim Arobi dan Hendra Julio, yang mengatur agar Okto tampil menyerang membuat Artid Bamrungauea harus kembali membuat drama pada ronde kelima. Jelang akhir ronde itu, Artid Bamrungauea tidak mau lagi melawan Okto yang beberapa kali mampu menyarangkan pukulan telak di rusuk.
Artid Bamrungauea menghindar saat diserang. Alih-alih membalas pukulan Okto, ia bahkan beberapa kali membelakangi lawan, lalu bersujud di dekat sudut ring meminta agar pertandingan dihentikan. Wasit pun menyatakan Okto menang TKO atas petinju Thailand tersebut.
Roy bermain cantik
Sementara itu, Roy Tua yang biasanya bermain dengan gaya petarung atau menyerang malam itu mampu bermain cantik sebagai petinju counter boxer. Hendra sang pelatih yang semula memprediksi Roy bakal menyingkirkan Vachayan Khamon tidak lebih dari ronde kelima rupanya masih harus bersabar hingga ronde kesepuluh selesai untuk mengetahui kemenangan Roy.
Roy disiapkan menjadi counter boxer untuk menghadapi ketangguhan Vachayan. Sejak ronde pertama, Roy dengan sabar meladeni pukulan-pukulan Vachayan sambil mencari peluang untuk memasukkan pukulan telak.
Roy tampak selalu di atas angin, tetapi nyatanya Vachayan juga sangat sulit dijatuhkan. Pertarungan berlangsung sengit pada tiga ronde terakhir. Wajah Vachayan tampak terluka oleh pukulan Roy. ”Dia benar-benar tangguh. Saya mengeluarkan pukulan-pukulan sekuat tenaga, tetapi ia tidak roboh,” kata Roy seusai bertanding.
Kemenangan itu membuat Roy menambah koleksi catatan 20-19-2 dari 19-19-2 dengan 15 kali menang KO. Roy mengaku kondisi fisiknya sudah sangat siap untuk bermain 10 ronde.
”Saya sendiri tidak memasang target harus meng-KO lawan. Namun, setiap ada kesempatan, akan saya pergunakan sebaik-baiknya,” ujar Roy.
Vachayan memiliki catatan 11-25-1. Ia lebih banyak kalah ketimbang menang sepanjang karier tinjunya. Vachayan pernah roboh di tangan tujuh petinju dan hanya sanggup merobohkan empat lawannya dengan pukulan KO.
Fahd Adityo Oscar atau Adit, promotor OSC Fight, mengaku sangat puas dengan penampilan Okto dan Roy. Kedua petinju asuhan Adit di bawah bendera OSC Academy itu ikut mengharumkan nama negara. ”Tidak sia-sia latihan yang kami jalani bersama,” kata Adit.
Selain dua partai internasional, ada tujuh partai lain yang ikut dipertandingkan. Salah satu penampilan menarik lainnya pada partai tambahan adalah pertarungan antara Bayu Anres, 12-6-0, melawan Jhon Basan dari Kefamenanu dengan rekor mini 4-1-0. Sejak bel ronde pertama dipukul untuk pertandingan kelas bulu itu, Jhon langsung gencar menghadiahi Bayu dengan kombinasi pukulan.
Bayu yang berasal dari Pacitan, Jawa Timur, beberapa kali sempoyongan. Pada ronde ketiga, Bayu kehilangan keseimbangan di sudut ring, tetapi juri menyatakan Bayu jatuh bukan karena pukulan.
Ronde berlanjut dan saling balas pukulan terjadi di antara kedua petinju. Pelipis kiri John robek akibat jab keras Bayu, tetapi ia tidak memberi ampun kepada Bayu untuk menjatuhkannya. Pada ronde keempat, John dinyatakan menang TKO oleh ketiga juri.