TANGIER, SENIN – Diego Maradona, legenda sepak bola Argentina, mengkritisi proses revolusi eks timnya itu usai kegagalan di Piala Dunia Rusia 2018. Maradona menilai penampilan tim “Albiceleste” akhir-akhir ini bak film horor.
“Saya tidak suka menonton film horor. Orang bodoh mana yang mengira Argentina bakal kalah dari Venezuela?” ujar Maradona ketika ditanya apakah dirinya menyaksikan laga terakhir Argentina melawan Venezuela, akhir pekan lalu.
Albiceleste dipermalukan Venezuela 1-3 pada laga persahabatan di Madrid, Spanyol, itu. Padahal, untuk kali pertama sejak Piala Dunia 2018, Argentina kembali diperkuat pemain bintangnya, Lionel Messi. Kekalahan itu mencoreng kembalinya Messi ke Albiceleste.
Argentina memang belum kunjung membaik usai Piala Dunia. Dari total tujuh laga di era baru bersama pelatih interim Lionel Scaloni, Albiceleste dua kali kalah dan sekali imbang. Mereka hanya bisa menang dari tim-tim yang lebih lemah seperti Guatemala dan Irak. Adapun lawan-lawan kuat seperti Brasil dan Kolombia gagal mereka tundukkan.
Maradona mengkritisi kiprah Argentina bersama Scaloni yang dianggapnya tidaklah lebih baik dari era sebelumnya, saat masih ditangani Jorge Sampaoli. Scaloni memang telah melakukan perubahan besar dalam upaya membangkitkan kembali kejayaan Argentina. Ia meninggalkan sejumlah pemain senior seperti striker Sergio Aguero, gelandang Angel Di Maria, dan bek Nicolas Otamendi.
Scaloni ingin membangun kembali tim Albiceleste dari nol. Untuk itu, ia memanggil banyak wajah baru yang belum punya nama besar seperti striker Lautaro Martinez, bek sayap Gonzalo Montiel, dan gelandang Giovani Lo Celso. Scaloni juga belum memiliki taktik baku, sehingga ia kerap menggonta-ganti skema permainan dari laga ke laga.
Taktik 5-2-3 yang diterapkannya ketika menghadapi Venezuela misalnya, gagal total. Meskipun menumpuk banyak bek di belakang, pertahanan Argentina yang dipimpin Gabriel Mercado dengan mudah dibobol lawan. Namun, pertahanan mereka membaik seusai Scaloni mengubah taktiknya, yaitu memainkan pola empat pemain bertahan dan menarik Mercado.
Pola empat bek itu agaknya akan dipertahankan Scaloni saat Argentina bertamu ke Maroko pada laga persahabatan, Rabu (27/3/2019) dini hari WIB di Tangier. Laga ini sangat penting karena menjadi uji coba terakhir mereka sebelum tampil di turnamen Copa America 2019 di Brasil, Juni-Juli mendatang. Pada laga di Tangier, Albiceleste tidak akan diperkuat Messi yang cedera.
Sikap mental
Menjelang laga itu, Scaloni menuntut pemainnya bermain ngotot dan serius. “Masalah selama ini (di Argentina) adalah pada sikap mental, bukan sistem permainan. Kami harus bisa bermain dengan sistem berbeda-beda,” ujar Scaloni membela kebijakannya yang kerap gonta-ganti taktik maupun susunan pemain.
Scaloni berambisi meraih kemenangan atas Maroko guna meyakinkan Federasi Sepak Bola Argentina (AFA) agar merekrutnya sebagai pelatih permanen setidaknya hingga Copa America 2019 berakhir. Namun, Maradona berpikir sebaliknya. Ia menilai Albiceleste lebih baik ditangani pelatih berpengalaman seperti Gerardo “Tata” Martino.
Mantan pelatih Barcelona FC itu baru saja ditunjuk sebagai pelatih Meksiko, Januari lalu. Martino pernah melatih Argentina pada 2014-2016. Saat itu, ia membawa Argentina ke final Copa America 2015 dan Copa America Centenario 2016. “saya tidak ragu, Ia (Martino) akan menghadirkan banyak kepuasan di Meksiko,” ujar Maradona. (AP)