Banyuwangi Dinilai Layak Gelar Full Marathon
BANYUWANGI, KOMPAS - Suksesnya penyelenggaraan Mandiri Banyuwangi Half Marathon, Minggu (31/3/2019) bisa menjadi tonggak bagi penyelenggaraan berikutnya. Lomba lari yang diselenggarakan Pemerintah Banyuwangi bersama PT Bank Mandiri ini diharapkan naik kelas menjadi maraton penuh.
Lomba lari half maraton ini adalah untuk pertama kalinya diselemnggarakan di Banyuwangi. Sebelumnya Banyuwangi pernah menggelar lomba lari kategori 5K, 10K serta lari lintas alam (trial run).
Sejumlah pelari mengaku puas dengan pelaksanaan lomba. Tak sedikit dari mereka mengusulkan peningkatan kategori lomba menjadi full marathon bila kembali diadakan tahun depan.
“Secara infrastruktur Banyuwangi cukup memadai untuk full marathon. Jalannya tidak banyak lubang dan tidak terlalu bergelombang. Rute yang dimiliki juga beragam dari jalur dalam kota, pedesaan, hingga pemukiman warga,” tutur Direktur Balapan Mandiri Half Marathon Pandu B Buntaran.
Hanya saja yang perlu menjadi catatan ialah waktu untuk memulai balapan. Lokasi geografis Banyuwangi di ujung timur Pulau Jawa membuat matahari terbit di Banyuwangi lebih awal bila dibandingkan dengan Jawa Tengah atau Jakarta yang berada pada zona waktu sama dan sudah sering menggelar lomba maraton. Lomba half marathon di Banyuwangi ini dimulai pukul 05.00, sehingga untuk maraton perlu dimulai lebih dini.
Pandu mengatakan, berlari marathon dengan kondisi matahari yang terlalu terik akan membuat pelari cepat lelah. Bila hal itu yang terjadi catatan waktu pelari akan mengalami penurunan. Padahal pelari ingin terus menerus mencatatkan waktu terbaiknya.
“Kalau dipaksakan full marathon start pukul 05.00 dengan kondisi matahari di Banyuwangi, bisa disiasati dengan memperbanyak water station. Namun, hal itu dapat mengganggu pelari dan membutuhkan biaya yang banyak,” ungkap Pandu.
Salah satu hal yang mungkin dilakukan untuk menggelar full marathon di Banyuwangi ialah konsep night run. Banyuwangi bisa mencontoh beberapa daerah yang pernah menggelarnya misalnya Mandiri Badung Night Run.
Kepuasan mengikuti Mandiri Banyuwangi Half Marathon membuat para pelari berharap gelaran serupa tahun depan dapat naik kelas menjadi full marathon. Hal itu disampaikan pelari asal Blitar Angga Kurniawan (27).
“Acara ini sudah diorganisasi dengan cukup baik. Jalan yang cukup steril, petugas cukup banyak membuat para pelari tidak banyak gangguan. Infrastruktur jalan yang baik ditambah rute yang dominan lurus membuat saya mendapat catatan waktu terbaik di sini,” ujar Angga yang turun di kategori 10K.
Angga yang semula memiliki catatan waktu terbaik 55 menit untuk kategori 10K, berhasil memangkas waktu terbaiknya menjadi 54 menit. Kendati cukup puas, Angga menyayangkan minimnya kuota half marathon untuk pelari umum. Angga yang sejak semula berniat mengikuti half marathon terpaksa hanya mengikuti kategori 10K.
Anggota TNI Mendominasi
Dalam Mandiri Banyuwangi Half Marathon, pelari-pelari dari TNI mendominasi jalannya lomba. Di half marathon kategori putra, seluruh juara disabet anggota TNI dari berbeda kesatuan.
Chamit Nur Cholis berhasil keluar sebagai yang tercepat dengan catatan waktu 1:20:19. Menyusul di belakang Chamit dengan selisih 17 detik, Hadi Firmansyah. Dua menit setelah Chamit finish, Hari Rohman menyusul dengan catatan waktu 1:22:43.
“Saya cukup puas dengan penyelenggaraan lomba lari dan hasil kemenangan yang saya peroleh. Namun, saya kurang puas dengan catatan waktu yang saya raih. Hasil ini bukan catatan waktu terbaik saya,” ujar Chamit.
Ia mengaku, menurunnya catatan waktu tersebut murni karena kondisi dirinya. Mepetnya waktu persiapan yang kurang dari satu bulan ditambah dengan cedera yang ia derita membuat performanya tidak maksimal.
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, keterlibatan Mandiri terhadap kegiatan seperti ini sangat positif. Menurutnya langkah tersebut merupakan salah satu wujud nyata BUMN dalam membantu program pemerintah untuk mengembangkan destinasi-destinasi wisata baru di Indonesia.
“Banyuwangi merupakan kota yang indah dengan berbagai kekayaan alam dan budayanya sehingga kami merasa perlu untuk ikut serta mengembangkan pariwisata di kota ini melalui olahraga lari yang sedang menjadi tren di dunia. Mudah-mudahan event yang didukung oleh perusahaan milik Negara ini dapat semain mengenalkan Banyuwangi ke tingkat internasional,” ujar Kartika.
Acara yang pertama kali digelar Pemkab Banyuwangi ini diselenggarakan sebagai bagian dari rangkaian Majestic Banyuwangi Festival 2019 dan Peringatan HUT Kementerian BUMN ke-21.
Masyarakat Banyuwangi juga sangat antusias menyambut ajang lari half marathon yang menjadi bagian dari rangkaian perayaan HUT Kementerian BUMN ini. Lebih dari 7 ribu orang memadati race village di Taman Blambangan Banyuwangi untuk melihat dan memberikan dukungan kepada para pelari. Tidak hanya di area lomba, dukungan masyarakat juga mengalir di sepanjang rute yang dilalui para pelari.
Di sepanjang rute, pelari disuguhkan pemandangan alam Banyuwangi yang menarik dengan areal persawahan dan pegunungan. Berbagai atraksi juga disuguhkan oleh masyarakat setempat seperti tarian budaya tradisional hingga penampilan atraksi Barongsai dan Kungfu.