SELASA tanggal 9 April 2019 malam waktu Amerika Serikat atau Rabu (10/4/2019) siang Waktu Indonesia Barat, ternyata menjadi malam yang emosional di pentas NBA. Apalagi masih ada 11 pertandingan reguler NBA sebelum memasuki babak play off NBA 2019.
Memang hanya berselang 24 jam dari Rabu (10/4/2019) malam waktu AS, akan menjadi malam terakhir pertandingan 30 tim di pentas NBA. Mengingat pada 13 April ini sudah akan berlanjut masuk ke babak play off yang akan mempertemukan delapan tim terbaik di wilayah timur dengan delapan tim terbaik wilayah barat.
“Ya, ini menjadi pertandingan terakhir saya di sini (American Airlines Center),” tutur Dirk Warner Nowitzki, pemain Dallas Mavericks usai pertarungan melawan Phoenix Suns.
Memang pertarungan tersebut tidak berpengaruh lagi pada kedudukan Dallas Mavericks maupun Phoenixs Suns yang sudah menjadi juru kunci untuk wilayah barat. Tetapi, seremoni yang digelar usai pertandingan menjadi ajang perpisahan bagi pemain yang genap berusia 41 tahun pada 19 Juni mendatang.
“Sekali pun saya sudah berusaha menggunakan pernapasan yogaku, tetapi ini tidak bisa berpengaruh sama sekali. Malam ini merupakan malam yang emosional,” tutur Nowitzki, pemain hasil pilihan kesembilan Milwaukee Bucks pada NBA Draft 1998 lalu.
Nowitzki juga berterima kasih kepada manajemen tim yang sudah membuat malam ini menjadi malam "41.21.1" baginya. Angka 41 merupakan nomor seragam Nowitzki, 21 merupakan jumlah tahun Nowitzki berkarier di pentas NBA, serta 1 merupakan satu-satunya gelar yang bisa dipersembahkan Nowitzki bersama-sama kawan-kawannya pada tahun 2011 lalu.
Usai Dallas Mavericks mampu menundukkan Miami Heat dengan skor 4-2. Untuk kemudian Nowitzki dinobatkan sebagai pemain terbaik (MVP) final NBA 2011 tersebut. Di mana memang pada tahun yang sama, Dirk Werner Nowitzki juga berhasil meraih gelar MVP NBA-nya.
Selain berterima kasih kepada pendukung Dallas Mavericks berikut pecinta bola basket dunia, Nowitzki juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada ayahnya, dan saudara perempuannya yang datang langsung dari Jerman untuk mengikuti acara perpisahan Nowitzki dengan pentas NBA.
Pencetak poin tertua
Bahkan Nowitzki juga berterima kasih ada Phoenix Suns yang sudah menjadi lawan main tim-nya malam ini. “Khususnya kepada Jamal,” tutur Nowitzki yang sudah memberikan kejutan, setelah Jamal Crawford mampu mencetak 51 poin, 5 rebound, 5 asis, sekali steal, serta sekali blok. Termasuk 7 dari 13 percobaan lemparan 3 angkanya.
Dengan capaian tersebut Crawford, yang berusia 39 tahun, tidak hanya menjadi pencetak poin tertinggi tertua di pentas NBA, tetapi juga menjadi pemain dengan 4 tim berbeda yang mampu mencetak poin 50 angka atau lebih.
Sebelum Nowitzki, Charles Barkley, satu dari lima legenda NBA yang mengikuti acara perpisahan ini, juga menuturkan pertemuan dirinya dengan Nowitzki. Ketika itu Nowitzki masih berusia 18 tahun.
“Kami bermain dalam salah satu pertandingan eksibisi di Jerman. Dan dia sudah mampu membuat 26 poin dalam babak pertama. Bahkan, membuat 42 poin hingga usai pertarungan,” kata Barkley.
”Setelah itu saya bertanya padanya, \'kau ini siapa?\'. Dan dia menjawab, \'saya Dirk Nowitzki\'," sambung Barkley. "Setelah itu saya tanya lagi, \'kau mau ke perguruan tinggi apa?\' Dan dia jawab, \'mau jadi tentara\'," tuturnya.
Barkley langsung mengatakan, tidak ada tentara setinggi 2,13 meter. "Kau harusnya ke Universitas Auburn (di Alabama),” tutur Barkley disambut aplaus pendukung Dallas Mavericks yang memadati American Ailines Center malam itu.
Malam ini juga spesial bagi pemain Miami Heat, Dwayne Wade. Wade, yang empersembahkan 3 gelar NBA bagi Miami Heat, juga mendapat apresiasi dinding khusus berisi foto-foto dirinya saat bertanding, berlatih, atau bersosialisasi.
Wade pun mendapat ucapan khusus dari presiden ke-44 AS, Barack Obama. “Tentu sulit untuk berpisah dengan kariermu karena saya juga pernah mengalami itu. Dan dari semua pendukung pertandingan bola basket, kami ingin menyampaikan selamat untuk kariermu yang luar biasa,” tutur Obama lewat pesan video.
Menjadi puncak
Satu hal yang juga seakan menjadi puncak dari kisah emosional malam ini di pentas NBA yakni pengunduran diri Magic Johnson dari jabatan Presiden Operasional Los Angeles Lakers. Pengunduran diri Johnson ini disampaikan dalam jumpa pers sebelum pertandingan Lakers vs Portland Trail Blazers di Staples Center, Los Angeles, California, yang juga merupakan kandang Lakers.
Lakers yang memang sudah tersingkir dari persaingan menuju babak play off sejak beberapa minggu lalu, malam ini kembali takluk 101-104. Lima musim terakhir ini, Lakers memang belum pernah lolos ke babak play off. Padahal, manajemen sudah mendatangkan pemain bintang NBA, LeBron James.
Kepada wartawan, termasuk espn.com maupun AP, Johnson, yang jersey nomor 32 miliknya sudah diistirahatkan dari Lakers, mengaku jauh lebih senang dengan kedudukan di luar manajemen. Dia masuk ke manajemen sejak 2017.
Posisinya di Lakers selama ini ternyata menyulitkannya saat memberikan komentar berkait permainan pemain tim basket lain. Johnson dan Lakers pun pernah didenda 550.000 dollar AS akibat komentar berkait Paul George dan Giannis Antetokounmpo.
Johnson menyatakan bahwa dengan pengunduran dirinya, dia masih akan tetap aktif di komunitas berikut bisnisnya. “Saya lebih bahagia ketika saya bukan presiden (Lakers). Aku ingin kembali bersenang-senang dan kembali menjadi siapa aku sebelm mengambil pekerjaan ini,” ujar Johnson.
Kapada wartawan Johnson juga menegaskan bahwa pengunduran dirinya ini belum disampaikan kepada Presiden LA Lakers Jeanie Buss, yang juga putri pemilik LA Lakers, Jerry Buss. Maupun Rob Pelinka, Manajer Umum LA Lakers, sebelum menyampaikan hal ini kepada media.