Australia dikenal sebagai salah satu negara di kawasan Asia Pasifik yang memiliki nama harum dan tradisi kuat di olahraga otomotif. Status itu tidak terlepas dari dukungan infrastruktur mereka, khususnya sirkuit balap berkelas dunia.
Mobil-mobil kontainer berukuran raksasa berjajar rapi di halaman parkir Sirkuit Bend Motorsport Park, Adelaide, Australia, Sabtu (27/4/2019) pagi. Deru mesin motor-motor super dengan kapasitas mesin hingga 1000 cc terdengar memekakkan telinga. Pemandangan yang kini menjadi hal asing bagi publik Tanah Air yang mendamba pertunjukkan balap kelas dunia.
”Peralatan-peralatan ini, termasuk kontainer, tidak lagi pernah singgah di Indonesia sejak kita tidak lagi menggelar ARRC (Asia Road Racing Championship),” tutur Satrio, salah seorang kru Astra Honda Racing Team, yang ditemui Kompas di sirkuit Bend Motorsport Park, Adelaide, Australia, 27 April 2019 lalu.
Akhir pekan itu, di Adelaide tengah berlangsung Asia Road Racing Championship, panggung balap motor terbesar di Asia Pasifik yang tidak lagi digelar di Indonesia pada tahun ini. Balapan di Adelaide, ibukota negara bagian South Australia, merupakan seri kedua dari total tujuh seri ARRC musim baru ini. Selain Bend Motorsport Park, ARRC 2019 digelar di sirkuit berkelas dunia lainnya seperti Sirkuit Sepang di Malaysia, dan Suzuka di Jepang.
Nama Bend Motorsport Park kurang familiar di kalangan penikmat otomatif. Publik lebih akrab dengan nama sirkuit Australia lainnya seperti Albert Park di Melbourne yang menjadi langganan balap mobil Formula 1. Namun, fasilitas di Bend Motorsport Park tidak kalah canggih.
Bend Motorsport Park merupakan sirkuit baru di Australia, yang baru dibuka Januari 2018 Kelahiran salah satu sirkuit terlengkap dan terpanjang di dunia, dengan total panjang lintasan mencapai 7,7 kilometer, ini merupakan bagian upaya Pemerintah South Australia menghidupkan kembali era kejayaannya di kancah dunia balap.
Museum otomotif
Sebelum digelar di Melbourne, GP F1 Australia lebih dulu diadakan di Adelaide, pada tahun 1985 hingga 1995. Mobil F189 Ferrari tahun 1989 yang dikemudikan pebalap Italia, Andrea de Cesaris, menjadi saksi bisu dari sejarah penting South Australia di olahraga otomotif dunia. Mobil merah Ferrari yang ditanami mesin gahar 12 silinder (v12) dengan kekuatan 660 tenaga kuda itu dipajang di lobi gedung sirkuit Bend Motorsport Park.
Lobi gedung untuk ramah-tamah dan tamu VVIP itu tidak ubahnya museum otomotif dunia. Selain F189 milik Cesaris, pebalap yang tewas dalam kecelakaan balapan di 2014 lalu, banyak mobil dan motor balap legendaris lainnya yang dipajang di gedung itu. Ada pula M8F buatan pabrikan mobil balap legendaris, McLaren, tahun 1978. Mobil super yang dibekali mesin turbo ganda berkekuatan maksimum 1.300 tenaga kuda dan mampu melesat secepat kilat.
Kompleks Bend Motorsport Park, yang berlinsensi FIA (Federasi Balap Mobil Internasional) Grade 2 dan FIM (Federasi Balap Motor Internasional), memiliki 7 konfigurasi sirkuit yang berbeda, yaitu mulai dari 4,95 km untuk ajang internasional seperti ARRC, hingga 7,77 km untuk balap ketahanan mobil alias grand touring (GT). Hanya sirkuit Nurburging di Jerman, yaitu sepanjang total 25,947 km, yang mampu melebihi panjang Bend Motorsport.
Jurnalis pun sangat dimanjakan saat meliput ke tempat ini. Meskipun cukup jauh dari pusat kota Adelaide, berjarak 104 kilometer, sirkuit itu dicapai dengan waktu hanya 85 menit dengan menggunakan mobil. Jalan bebas hambatan yang cuma-cuma sangat membantu perjalanan cepat dan nyaman tanpa sedikit pun terkena macet itu.
”Namun, di jalan tol ini kecepatan pengendara dibatasi, maksimum 110 km per jam. Kita tidak bisa nekat ngebut karena kamera pemantau kecepatan ada di sepanjang jalan,” ujar Anton, warga Indonesia yang mengantarkan Kompas dan perwakilan PT Astra Honda Motor menuju ke kompleks sirkuit permanen terbesar di Asia Pasifik itu.
Di ruangan media, yang hanya bisa diakses oleh para jurnalis yang mengenakan tanda pengenal khusus, tersedia pula sejumlah peralatan yang mendukung tugas wartawan. Selain layar televisi besar yang memantau jalannya balapan, tersedia dua layar televisi lainnya yang menampilkan data pergerakan pebalap dan catatan waktunya secara real time.
Sirkuit di Adelaide pekan lalu menjadi panggung pebalap muda Indonesia seperti Rheza Danica dan Andi Farid (Astra Honda Racing Team) dan Andy Muhammad Fadly (Manual Tech Kawasaki) untuk unjuk gigi. Andy mampu finis tercepat pada balapan pertama kelas Asia Production 250, sedangkan Andi Farid, atau Andi Gilang, meraih posisi kedua pada balapan kedua kelas Supersport 600.