Pelatih Golden State Warriors Steve Kerr kembali memperlihatkan jurus lama. Ia membiarkan lawan unggul lebih dulu. Baru kemudian anak asuhnya melawan, hingga menumbangkan lawan di akhir laga. Taktik ini diperlihatkan saat Warriors berhadapan dengan Portland Trail Blazers di laga ke dua babak final play off NBA 2019, di Oracle Arena, Oakland, California, Kamis (16/5/2019) waktu setempat.
Oleh
Korano Nicolash LMS
·3 menit baca
Steve Kerr, Pelatih Golden State Warriors, kembali memperlihatkan jurus lama. Ia membiarkan lawan unggul terlebih dahulu. Baru kemudian anak asuhnya melawan, hingga menumbangkan lawan di akhir laga. Taktik ini diperlihatkan saat Warriors berhadapan dengan Portland Trail Blazers di laga kedua babak final play off NBA 2019 di Oracle Arena, Oakland, California, Amerika Serikat, Kamis (16/5/2019) waktu setempat.
Di laga ini, Stephen Curry dan kawan-kawan tertinggal mulai kuarter pertama, 29-31. Ketertinggalan angka ini bahkan sempat mencapai 15 poin, 50-65, saat turun minum. Kemudian, Warriors memperkecil ketertinggalan dengan menyamakan kedudukan di akhir kuarter ketiga, 89-89. Di akhir laga, mereka memetik kemenangan dengan skor 114-111 atas Blazers.
”Pengalaman kami benar-benar membuahkan hasil bagi kami malam ini. Memiliki sekelompok pria yang tidak mau berhenti bertarung,” ujar Draymond Green, salah satu saksi kemenangan Warriors.
Di laga ini, peran Stephen Curry tampak dominan. Ia beberapa kali memberikan kontribusi angka pada timnya di menit-menit akhir laga. Saat laga tersisa 52,9 detik, kedudukan skor 112-111 untuk keunggulan Warriors.
Pada kesempatan berikutnya, punggawa Warriors, Draymond Green, menambah dua poin setelah memperoleh umpan Curry di sisa laga 12,3 detik lagi sehingga skor menjadi 114-111 untuk kemenangan pasukan Kerr.
Terry Stotts, Pelatih Blazers, menganggap laga ini sebagai peluang yang hilang. Dengan sistem best of seven, Warriors memimpin dengan skor 2-0 atas Blazers. Blazers sendiri masih memiliki kesempatan membalas kekalahan. Dua laga berikutnya akan berlangsung di kandang Portland Trail Blazers, di Moda Center, Portland, Oregon, AS, Sabtu, 18 Mei.
”Big Three” Golden State Warriors, yang termasuk splash brothers di dalamnya, mampu menyumbangkan 77 poin dari 114 angka yang diciptakan pemain Warriors. Draymond Green masih tetap dengan double double-nya seusai mencetak 16 poin.
Adapun Stephen Curry kembali mencetak poin mencapai 37 angka. Sementara Klay Thompson, pasangan splash brothers Curry, juga membuat 24 poin. Baik Thompson maupun Curry sama-sama menjadi eksekutor terbanyak bagi Warriors. Keduanya berhasil memanfaatkan kesempatan melakukan lemparan bebas.
Di pihak Blazers, Damian Lillard meraih double double setelah mencetak 23 poin. CJ McCollum juga membuat 22 poin dan Maurice Harkless 12 poin. ”Mereka mencurinya, tetapi mereka berhasil melakukannya,” kata McCollum kepada wartawan.
Dari bangku cadangan, sekalipun hanya menurunkan lima dari delapan pemain yang didaftarkan, hanya dua pemain yang membuat poin di atas satu angka, yakni Seth Curry dengan 16 poin.
Babak final play off NBA Wilayah Barat ini untuk pertama kali mempertemukan saudara kandung kakak-beradik. Pertarungan ini menjadi menarik karena selalu diikuti kedua orangtua Stephen dan Seth Curry.
Orangtua mereka, Dell dan Sonya Curry, yang selalu bergantian menggunakan jersey yang kalau di depannya Golden State Warriors, di bagian belakangnya nomor 31-nya Seth Curry. Namun, kalau di bagian depannya Portland (Trail Blazers), di bagian belakang jersey tersebut nomor 30-nya Stephen Curry.
”Ini menjadi pengalaman paling menarik yang saya pikir selama bermain melawan dia (Seth Curry). Kalau Anda berbicara tentang pentas, dia luar biasa malam ini,” ujar Stephen Curry, memuji penampilan adiknya.
”Bagi orangtua saya, saya tahu kami sudah membicarakannya secara keseluruhan. Dua pertandingan terakhir ini mungkin membuat saya sedih. Namun, bagi mereka, malam ini merupakan suatu keberhasilan. Sebab, dia bermain bagus dan kami menang,” tuturnya kepada wartawan.
Pemain Blazers, CJ McCollum, bertekad membalas kekalahan di laga itu. ”Kami harus membawa energi yang sama dalam pertarungan di kandang. Sebab, bagaimanapun, kita semua harus paham bahwa ini adalah pertama kalinya dari 19 tahun kami baru bisa berada dalam pertarungan di babak final wilayah,” tuturnya.
Demikian juga Damian Lillard. Dia ingin memberikan perlawanan terbaik di gim berikutnya. ”Kami berencana untuk kembali lagi ke sini (Oracle Arena pada gim ke-5),” katanya.