Kejuraan Tinju Internasional Piala Presiden Berlangsung di Labuan Bajo
Kejuaraan Tinju Internasional Piala Presiden Ke-23 yang berlangsung 22-29 Juli 2019 akan dihelat di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT. Saat ini sudah 27 negara yang mendaftar mengikuti kejuaraan tersebut.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·3 menit baca
LABUAN BAJO, KOMPAS — Kejuaraan Tinju Internasional Piala Presiden Ke-23 akan dihelat di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, 22-29 Juli 2019. Saat ini sudah 27 negara yang mendaftar mengikuti kejuaraan tinju internasional tersebut.
Panitia akan mempersiapkan pelaksanaan kejuaraan tinju ini lebih matang dan memuaskan semua peserta. Sistem pertandingan menggunakan standar internasional. Setiap pertandingan dilangsungkan selama tiga ronde, dengan setiap ronde berlangsung tiga menit dan satu menit jeda.
Kepala Bagian Humas Pemkab Manggarai Barat, NTT, Paulus Jeramun, dihubungi di Labuan Bajo, Senin (10/6/2019), mengatakan, Labuan Bajo ditunjuk secara resmi oleh Pengurus Pusat (PP) Persatuan Tinju Amatir (Pertina) Indonesia menjadi penyelenggara tinju internasional perebutan Piala Presiden Ke-23. Penyelenggaraan selama tujuh hari itu harus berlangsung sukses.
”Panitia harus bekerja optimal dengan komitmen tinggi. Jika panitia tidak bekerja serius, ajang internasional ini terasa seperti kegiatan lokal, dan nama NTT akan tercoreng pula. Ini sesuai pesan Ketua Pertina Indonesia Brigadir Jenderal (Pol) Johni Asadoma saat memimpin rapat persiapan dengan panitia lokal di Labuan Bajo, Senin, 10 Juni,” tutur Jeramun.
Ia mengatakan, penunjukan pelaksanaan kejuaraan tinju internasional perebutan Piala Presiden Ke-23 di Labuan Bajo tentu memiliki tujuan khusus, yakni meningkatkan prestasi tinju putra-putri NTT, juga mempromosikan pariwisata di NTT, khususnya Labuan Bajo.
Sebanyak 27 negara telah mendaftar, antara lain Amerika Serikat, Australia, China, Taiwan, Afghanistan, Singapura, Sri Lanka, Uni Emirat Arab, Filipina, Korea Utara, Korea Selatan, Pakistan, Qatar, dan Thailand. Mereka dipastikan mengirim petinju ke Labuan Bajo.
Kategori dan kelas yang dipertandingkan antara lain kelas elite putri usia 19-40 tahun dan kelas elite putra usia 19-40 tahun. Kelas elite putri terdiri dari kelas layang 48 kg, kelas terbang 51 kg, kelas bantam 54 kg, kelas bulu 57 kg, kelas ringan 60 kg, dan kelas welter ringan 64 kg. Kelas elite putra terdiri dari kelas layang ringan 46 kg, kelas layang 49 kg, kelas terbang 52 kg, kelas bantam 56 kg, kelas ringan 60 kg, kelas welter ringan 64 kg, kelas welter 69 kg, dan kelas menengah ringan 75 kg.
Sistem pertandingan menggunakan standar internasional. Tiap pertandingan terdiri atas tiga ronde, masing-masing dengan alokasi waktu tiga menit dan satu menit istirahat untuk akhir setiap ronde. Petinju yang kalah tidak akan bertanding lagi.
Petinju putra tidak menggunakan head guard yang digunakan petinju putri. Ada juara umum dan juara kelas. Juara umum ditentukan oleh peraih medali emas terbanyak pada setiap kelas. Jika ada dua tim peraih medali emas sama banyak, juara umum dihitung berdasarkan peraih medali perak terbanyak.
Total hadiah yang diperebutkan senilai 19.000 dollar AS. Jumlah ini terbagi untuk juara umum I, juara umum II, juara kelas I, juara kelas II, dan juara kelas III.
Selain itu, akan ada pemilihan petinju terbaik oleh tim khusus. Petinju terbaik dinilai berdasarkan teknik, taktik, mental, dan perilaku petinju saat berada di atas ring.
Target yang hendak dicapai dalam kejuaraan tinju internasional ini adalah penyelenggaraan yang sukses dan NTT semakin dikenal sebagai salah satu obyek wisata ternama di Indonesia. Bagi petinju Indonesia, ajang ini merupakan kesempatan meningkatkan prestasi tinju melalui proses belajar dari petinju negara lain.
Jumlah peserta tinju dari Indonesia masih dalam proses penggodokan. Namun, mereka yang turun bertinju adalah orang-orang yang sudah terlatih dan berpengalaman di kelasnya masing-masing.
Ketua Panitia Ajun Komisaris Besar Julisa Kosumowardono mengatakan siap menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab. Paling penting adalah kekompakan, kebersamaan, dan tanggung jawab untuk seksi masing-masing.
”Semangat berkorban dari setiap anggota panitia diutamakan. Ini ajang internasional. Nama baik Labuan Bajo dipertaruhkan. Sukses dalam penyelenggaraan ini, Labuan Bajo akan dikenang,” tutur Julisa.