Pekan Olahraga Pelajar Daerah NTT untuk Mencari Bibit Atlet Terbaik
Pekan Olahraga Pelajar Daerah Nusa Tenggara Timur yang diselenggarakan 24-28 Juni 2019 untuk mencari bibit atlet muda terbaik dari provinsi ini.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·3 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Pekan Olahraga Pelajar Daerah Nusa Tenggara Timur yang diselenggarakan pada 24-28 Juni 2019 untuk mencari bibit atlet muda terbaik dari provinsi ini. Popda IV NTT yang melibatkan 827 atlet pelajar dari 22 kabupaten/kota tidak sekadar mengejar juara, tetapi juga melatih mental dan watak untuk berprestasi, sabar, dan ulet meraih sukses di kalangan pelajar.
Wakil Gubernur NTT Joseph Nae Soi ketika membuka Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) NTT di Kupang, Senin (24/6/2019), mengatakan, Popda sebagai momentum mencari, mengamati, menganalisis, melihat, dan menilai secara keseluruhan setiap individu atlet yang tampil. Setiap pembina dari setiap daerah, dalam ajang Popda provinsi memiliki catatan tersendiri tentang atlet dari sekolah itu.
Di provinsi memang ada pusat pelatihan daerah sehingga ada kesempatan untuk mencari bibit atlet terbaik dari setiap daerah. ”Jika ada atlet dari delapan cabang olahraga yang diperebutkan memperlihatkan prestasi terbaik, mereka harus dilatih, dibina, dan diarahkan menjadi atlet yang lebih prestasi lagi untuk tingkat regional, nasional, bahkan internasional. Pelatihan bisa dilakukan di provinsi atau kabupaten/kota masing-masing,” tutur Nae Soi.
Jika ada atlet dari delapan cabang olahraga yang diperebutkan memperlihatkan prestasi terbaik, mereka harus dilatih, dibina, dan diarahkan menjadi atlet yang lebih prestasi lagi untuk tingkat regional, nasional, bahkan internasional.
Kedelapan cabang olahraga yang diperebutkan antara lain tinju, kempo, pencak silat, taekwondo, tarung derajat, dan karate. kedelapan cabang olahraga ini melibatkan 892 atlet dari 22 kabupaten/kota di NTT. Kota Kupang merupakan daerah yang terbanyak mengirim atlet, yakni 221 orang.
Adapun Kabupaten Kupang mengirim 150 orang, Timor Tengah Selatan 75 orang, Timor Tengah Selatan 60 orang, Makala dan Sumba Timur masing-masing 45 orang. Sementara Belu mengirim 30 orang, Alor 40 orang, Flores Timur 35 orang, dan kabupaten yang paling sedikit mengirim atlet adalah Sabu Raijua sebanyak 4 orang.
Popda IV NTT ini khusus untuk pelajar tingkat sekolah menengah pertama dan tingkat sekolah menengah atas. Mereka memperebutkan 370 medali, terdiri dari 95 emas, 150 perak, dan 130 perunggu.
Nae Soi meminta agar selalu bersikap fair play bagi atlet, tim juri, wasit, pembina, dan ofisial. Tim yang menang tetap bersikap sopan dan jangan sombong karena kemenangan itu belum apa-apa bagi perkembangan prestasi olahraga yang ada.
Selain itu juga jangan cepat puas, tetapi kemenangan yang ada harus memacu atlet dan pembina agar terus berlatih. Sasaran utama Popda adalah mencari bibit terbaik di cabang olahraga yang diperebutkan untuk dibina menjadi atlet regional, nasional, dan internasional.
Pemahaman fair play tidak hanya untuk atlet, tetapi juga pelatih dan tim juri yang memberikan penilaian. Jangan mengecewakan peserta yang benar-benar tampil maksimal, tetapi tidak mendapatkan apa-apa dari aksi mereka. Tim atau individu atlet yang bekerja keras patut diberi penghargaan dan apresiasi.
Mengukur prestasi
Kepala Bidang Pengembangan Olahraga Dinas Pemuda dan Olahraga NTT Joni Rohi selaku Ketua Panitia Popda IV NTT mengatakan, tujuan Popda ialah mengukur prestasi dari setiap kabupaten/kota. Melalui prestasi yang diperoleh, dapat disimpulkan pembinaan dan pengembangan olahraga pelajar di daerah itu.
”Memotivasi pelajar yang sudah memiliki keterampilan dan kemampuan di cabang olahraga tertentu. Memperkuat rasa setia kawan dan persatuan antarpelajar. Sarana membina atlet untuk persiapan olahraga di masa depan. Kesempatan untuk saling belajar satu sama lain,” tutur Rohi.
Kegiatan ini tidak sekadar mencari juara, tetapi kesempatan membina mental, watak, dan karakter agar generasi muda NTT ke depan. NTT butuh generasi yang sehat, cerdas, sopan, bertanggung jawab, dan berprestasi di bidang masing-masing untuk membangun NTT dan bangsa Indonesia.
Memperkuat rasa setia kawan dan persatuan antarpelajar. Sarana membina atlet untuk persiapan olahraga di masa depan. Kesempatan untuk saling belajar satu sama lain.
Agus Mali (13), pelajar peserta Popda IV NTT dari Belu, mengatakan ingin belajar dari karateka Kota Kupang yang pernah juara umum Popda NTT 2018. Para karateka dari Kota Kupang sangat terampil, cekatan, dan memiliki strategi yang bagus untuk mengalahkan lawan.
Akan tetapi, Agus mengatakan akan memberikan yang terbaik bagi kontingen dari Belu. Semua yang hadir dalam Popda kali ini ingin berprestasi.
”Kami ingin pulang dengan membawa kemenangan. Malu kalau hanya juara harapan, apalagi tidak ada juara sama sekali,” kata Agus.