Potensi atlet bulu tangkis unggulan di luar Jawa selama ini belum tergarap optimal. Minimnya lawan tanding berkualitas membuat prestasi atlet dari luar Jawa hanya mandek sebagai juara di daerah dan tidak berkembang ke level lebih tinggi.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Potensi atlet bulu tangkis unggulan di luar Jawa selama ini belum tergarap optimal. Minimnya lawan tanding berkualitas membuat prestasi atlet dari luar Jawa hanya mandek sebagai juara di daerah dan tidak berkembang ke level lebih tinggi.
”Karena tidak menemukan lawan dengan kemampuan di atasnya, akhirnya prestasi pemain bulu tangkis pun berhenti begitu saja,” ujar legenda bulu tangkis Indonesia dan Pelatih PB Djarum Christian Hadinata dalam acara jumpa pers Djarum Coaching Clinic di GOR Djarum, Magelang, Jawa Tengah, Jumat (28/6/2019).
Ketiadaan pesaing atau lawan dengan level kemampuan tinggi menjadi faktor yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan bibit atlet bulu tangkis. Sebab, secara umum, para atlet di luar Jawa tidak menemui kendala dalam hal lain. Kegiatan pelatihan atlet tersebut sudah didukung fasilitas, sarana prasarana yang relatif lengkap, serta pelatih dengan kemampuan mumpuni.
Dengan kondisi tersebut, Christian mengatakan, sebagian atlet bulu tangkis di luar Jawa, pada akhirnya terpaksa memilih mengikuti pembinaan dan kompetisi di Pulau Jawa. Namun, hal ini biasanya hanya dilakukan oleh mereka yang memang difasilitasi oleh orangtuanya dan memiliki kerabat yang tinggal di Jawa.
Dengan kondisi tersebut, Christian berharap, program-program pelatihan selanjutnya lebih gencar dilakukan di sejumlah daerah, terutama luar Jawa. Kegiatan tersebut perlu dilakukan agar pembinaan potensi atlet dapat berlangsung merata di seluruh Indonesia.
Manajer PB Djarum Fung Permadi mengatakan, untuk menggali potensi atlet bulu tangkis di Indonesia, pihaknya sudah berupaya melakukan program coaching clinic di sejumlah daerah. Kendati demikian, lanjutnya, program-program tersebut selama ini memang lebih sering dilaksanakan di Jawa.
Program-program pelatihan selanjutnya lebih gencar dilakukan di sejumlah daerah, terutama luar Jawa. Kegiatan itu perlu dilakukan agar pembinaan potensi atlet dapat berlangsung merata di seluruh Indonesia.
”Kami tidak mungkin terlalu sering melakukan program pelatihan di luar Jawa. Selain karena keterbatasan SDM (sumber daya manusia), kami pun memiliki keterbatasan waktu karena adanya beban pekerjaan harus memenuhi target di berbagai pertandingan,” ujarnya.
Di Magelang, PB Djarum melaksanakan coaching clinic pada 28 Juni hingga 2 Juli. Kegiatan yang berlangsung selama lima hari ini diikuti 240 peserta, atlet muda usia 9-14 tahun, yang berasal dari sejumlah daerah se-eks Karesidenan Kedu dan Yogyakarta, antara lain Kebumen, Temanggung, Wonosobo, Bantul, dan Kulon Progo.
Fung mengatakan, coaching clinic ini diharapkan dapat menjadi ajang bagi atlet muda daerah menimba ilmu dan meningkatkan kemampuan. Sekalipun sudah mendapatkan pelatihan di klub di daerahnya masing-masing, dalam kegiatan ini mereka dapat lebih memperkaya diri dengan mempelajari teknik-teknik bermain yang berbeda dari para pelatih di PB Djarum dan para legenda pemain bulu tangkis.
”Dengan mempelajari hal-hal yang tidak pernah dipelajari sebelumnya, para atlet diharapkan memiliki perspektif lebih luas dan bisa lebih mengembangkan kemampuan serta prestasinya,” ujarnya.
Dalam kegiatan ini, mereka dapat lebih memperkaya diri dengan mempelajari teknik-teknik bermain yang berbeda dari para pelatih di PB Djarum dan para legenda pemain bulu tangkis.
Dalam coaching clinic di Magelang ini, peserta akan mendapatkan pelatihan dari para pemain bulu tangkis senior dan legenda di Indonesia, antara lain Christian Hadinata, Hastomo Arbi, dan Zelin Resiana.
Christian menuturkan, pelatihan-pelatihan semacam ini sangat penting untuk meningkatkan prestasi atlet di daerah. Pasalnya, sejumlah atlet muda sering kali melakukan kesalahan termasuk dalam hal-hal mendasar pada permainan bulu tangkis. ”Sejumlah atlet muda masih melakukan kesalahan elementer, bahkan tidak benar saat memegang grip,” ucapnya.