Kesebelasan tuan rumah Arema FC harus menelan pil pahit kekalahan pada lanjutan Liga Satu 2019, Sabtu (29/6/2019), di Stadion Gajayana, Kota Malang, Jawa Timur. Arema FC kalah 1-2 dari tamunya, PS Tira Persikabo. Para pemain Arema FC dan para suporternya tampak kecewa dengan kekalahan tak disangka itu.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·4 menit baca
MALANG, KOMPAS — Kesebelasan tuan rumah Arema FC harus menelan pil pahit pada lanjutan Liga Satu 2019, Sabtu (29/6/2019), di Stadion Gajayana, Kota Malang, Jawa Timur. Arema FC kalah 1-2 dari tamunya, PS Tira Persikabo. Para pemain Arema FC dan para suporternya tampak kecewa dengan kekalahan tak disangka itu.
Kekalahan itu membuat ribuan Aremania (pendukung kesebelasan Arema FC) pulang dengan lesu. Sebagian mereka tidak terima atas permainan ”Singo Edan” (julukan untuk kesebelasan Arema FC) yang dinilai kurang bagus. ”Maine kurang sangar... maine kurang sangar… (mainnya kurang garang—mainnya kurang garang),” teriakan-teriakan itu terus membahana mengiringi menit-menit berakhirnya laga.
Hingga wasit Fariq Hitaba (Yogyakarta) meniup peluit panjang berakhirnya pertandingan, para penonton tak juga bubar dari stadion. Mereka seakan ingin menduduki lapangan yang hari itu gagal ditaklukkan oleh tim kesayangannya. Tampak kapten Arema FC, Hamka Hamzah, terduduk lesu seorang diri di lapangan saat teman-temannya mulai meninggalkan lapangan menuju ruang ganti pemain.
Kekecewaan itu cukup beralasan karena Singo Edan mengawali musim kompetisi Shopee Liga Satu dengan cukup buruk. Saat ini Arema FC tertahan di peringkat ke-14 klasemen sementara liga yang diikuti 18 tim. Dari empat kali bertanding, Arema hanya menang sekali dan kalah tiga kali. Kesebelasan Singo Edan itu baru mengoleksi 3 poin.
Sebaliknya, PS Tira Persikabo saat ini menempati peringkat kedua klasemen sementara liga dengan 11 poin, hasil dari lima kali bertanding. PS Tira menang 3 kali dan 2 kali imbang.
Pada laga Sabtu (29/6/2019) malam, sebenarnya kedua kesebelasan langsung tancap gas saling serang sejak menit pertama pertandingan. Hanya saja, pada babak pertama tampak tim tamu lebih menguasai jalannya permainan.
Mereka lebih berani menyerang dan mengganjal lawan. Keberanian itu menghasilkan sebuah gol pada menit ke-25 melalui kaki Osas Marvelous Saha. Kedudukan berubah 0-1 untuk keunggulan sementara PS Tira Persikabo.
Unggul terlebih dulu menjadikan anak asuh Rahmad Darmawan tersebut semakin percaya diri. Mereka semakin berani menyerang pertahanan lawan dari berbagai lini. Hingga babak pertama usai, PS Tira Persikabo unggul sementara dengan skor 0-1.
Setelah turun minum, tuan rumah Singo Edan terlihat berusaha membalikkan keadaan. Mereka meningkatkan tempo serangan, dengan beberapa kali membahayakan gawang PS Tira Persikabo yang dikawal kiper Angga Saputro.
Usaha tuan rumah baru membuahkan hasil pada menit ke-78 dari tendangan bebas Makan Konate di luar kotak penalti PS Tira. Tendangan cepat dari samping itu sempat diperebutkan di depan gawang sebelum akhirnya bergulir tanpa kawalan ke gawang PS Tira. Kedudukan berubah menjadi 1-1.
Namun, pada injury time laga, tepatnya pada saat perpanjangan waktu, gelandang PS Tira, Parfait Louis Essengue, melesakkan si kulit bundar ke gawang Arema FC. Sekali lagi, kiper Arema FC, Kurniawan Kartika Ajie, harus memungut bola dari dalam gawangnya. Kedudukan berubah 1-2 bagi keunggulan PS Tira. Hasil itu bertahan hingga laga berakhir.
”Babak pertama kami main terbuka. Mereka lakukan serangan balik dan menciptakan gol pertama. Mereka bagus. Ini menyedihkan. Sepak bola itu permainan yang kejam,” kata Pelatih Arema FC Milomir Seslija seusai laga. Kekalahan itu, menurut Milomir, harus mereka terima meski pada babak kedua mereka menguasai.
Makan Konate, pemain Arema FC, mengaku kekalahan itu mengecewakan mereka. Namun, mereka harus terima karena setiap permainan ada menang dan kalah. ”Bola itu ada menang dan kalah. Kami kecewa. Kita harus tetap semangat dan kerja keras, fokus lagi pada pertandingan berikutnya. Lebih fokus lagi biar menang,” kata Konate.
Pelatih PS Tira Persikabo Rahmad Darmawan mengatakan, kemenangan itu hasil kegigihan bermain anak asuhnya. ”Kemenangan ini karena anak-anak fokus dan bermain gigih. Mereka tahu bagaimana mengorganisasi permainan dan bertahan. Ini kunci kemenangan,” katanya.
Kemenangan itu, menurut Rahmad, cukup menggembirakan mengingat selama ini timnya adalah tim dengan belanja pemain sangat terbatas. ”Kami tahu diri, tim kami ini, apabila dibandingkan dengan tim lain, boleh dibilang terbatas belanjanya. Kami harus maksimalkan yang kami punya. Yang penting pemain mampu mengendalikan diri sendiri agar tidak terpancing dan emosional, sehingga tidak fokus mengorganisasi permainan,” kata Rahmad.
Sejak awal Rahmad mengaku butuh keberuntungan untuk melawan Arema FC di kandangnya. Rupanya, keberuntungan itu, menurut dia, masih bersama mereka.