IAAF telah meratifikasi rekor dunia baru lari gawang 400 meter putri milik Dalilah, yang lebih baik dari rekor dunia sebelumnya atas nama Yuliua Pechonkina dari Rusia. Pechonkina membuat rekor 52,34 detik itu di Tula, Tula Oblast, Rusia, 8 Agustus 2003.
Oleh
Korano Nicolash LMS
·3 menit baca
Dalilah Muhammad (29) seakan masih tidak percaya. Dirinya ternyata mampu menjadi salah satu pelari yang mampu memecahkan rekor dunia lari gawang 400 meter putri, yang sudah bertahan selama 16 tahun.
Pemecahan rekor dunia lari gawang 400 meter putri berlangsung di Kejuaraan Atletik Amerika Serikat, tepat sebulan yang lalu, Minggu (25/8/2019) malam waktu AS. Dia mencatat waktu 52,20 detik, saat hujan membasahi lintasan Stadion Drake, Des Moines, Iowa, AS.
IAAF telah meratifikasi rekor dunia baru lari gawang 400 meter putri milik Dalilah, yang lebih baik dari rekor dunia sebelumnya atas nama Yuliua Pechonkina dari Rusia. Pechonkina membuat rekor 52,34 detik itu di Tula, Tula Oblast, Rusia, 8 Agustus 2003.
Ketika ditemui wartawan di Zurich, Swiss, sebelum mengikuti Liga Berlian IAAF seri ke-13 yang berlangsung Rabu-Kamis (28-29/8/2019), Dalilah mengakui kalau apa yang dicapainya itu sungguh luar biasa. Terlebih setelah pelatihnya memberikan libur satu minggu sebelum berlomba.
“Saya pasti membutuhkannya, hanya secara mental sudah lebih dari apa pun. Untuk memfokuskan diri kembali dan istirahat dari trek, liburan itu pasti dibutuhkan,” katanya.
Dalilah tidak menyatakan apakah perjalanannya menuju catatan rekor dunia dinilai setelah dia memenangkan Kejuaraan Dunia Remaja IAAF 2007 di Ostrava.
“Ini pasti sesuatu yang sudah saya upayakan sebelumnya. Hanya memang sedikit tidak terduga pada saatnya. Karena itu masih awal musim. Masih sebulan lagi dari Kejuaraan Dunia Atletik IAAF di Doha. Bahkan, sebelum final Liga Berlian. Jadi saya harus fokus kembali untuk bersiap-siap untuk hal-hal tersebut. Tetapi itu lah yang terjadi, sungguh ajaib,” tutur Dalilah.
Fokus ulang berarti dia dan pelatihnya, Lawrence Johnson, belum menemukan waktu untuk kembali dan menganalis lomba yang dihadapi. “Sejujurnya, kami belum bicara banyak tentang hal itu,” katanya.
“Aku tahu, tentu terdengar seperti gila. Ada banyak hal yang terjadi, lebih dari yang saya duga dan orang sadari. Termasuk hari pemecahan rekor,” tambahnya.
Melihat ke depan untuk menyelesaikan pertarungan terakhir di Liga Berlian, Kamis (29/8/2019) malam waktu Swiss, atau Jumat (30/8) WIB, di mana dia kembali akan menghadapi bintang yang lagi menanjak, Sydney McLaughlin.
Dalilah kembali merujuk kepada final musim lalu, juga di Zurich. Di mana dirinya mengakhiri musim yang di bawah standar.
“Saya mengalami musim yang sangat turun-naik. Makanya pulang dengan kemenangan di sini, musim lalu, jelas merupakan kejutan. Itu sudah berlalu dan saya tidak mengharapkannya,” kata Dalilah.
Menyesuaikan pelatihan
Ketika berada di luar jadwal, menurut Dalilah, Johnson sedikit menyesuaikan pelatihan mereka. Dan mereka lebih fokus pada ketahanan serta seluruh kekuatan dirinya.
“Saya sudah lebih meningkat dalam latihan saya. Lari sudah lebih dari 800 kali. Itu sudah membantu menuju kemenangan di Doha pada awal Mei lalu dengan waktu 53,61 detik,” jelasnya.