Sekalipun nomor lomba maraton di Kejuaraan Atletik Dunia 2019, di Doha, Qatar, digelar tengah malam, suhu udara masih tinggi. Ini bakal menjadi salah satu tantangan bagi para pelari.
Oleh
Korano Nicolash LMS
·2 menit baca
DOHA, RABU — Untuk pertama kali, nomor lari maraton di Kejuaraan Dunia Atletik digelar tengah malam. Sejarah baru ini akan terukir saat Kejuaraan Dunia Atletik 2019. Sebanyak 70 atlet akan berlomba di bawah sorotan lampu jalan pada jalur melingkar di sepanjang pantai Corniche, Doha, di hari pertama kejuaraan, Jumat (27/9/2019).
Sekalipun digelar tengah malam, badan atletik dunia, IAAF, melaporkan, suhu udara diperkirakan masih tinggi atau sekitar 35 derajat celsius.
Berkaca pada hal itu, atlet tentu harus menyiapkan diri. Selain harus bisa mengatasi suhu udara yang tinggi, waktu lomba yang digelar malam hari menjadi kendala lainnya.
Dengan tantangan yang dihadapi, wajar jika atlet asal Afrika dan Timur Tengah dijagokan meraih medali emas dari nomor lomba maraton. Sebab, mereka sudah terbiasa berlari dengan kondisi suhu udara yang panas.
Di antara atlet yang diunggulkan akan menjuarai nomor maraton ini adalah Ruth Chepngetich asal Kenya, yang kini berusia 25 tahun. Selain tentunya Kiplagat yang kini tengah berburu gelar juara dunia untuk ketiga kalinya, pada usianya yang telah mencapai 39 tahun. Dari Etiopia, ada nama Ruti Aga, Roza Dereje, dan Shure Demise. Selain itu, pelari dari Namibia, Helalia Johannes.
Di luar pelari dari Afrika, pelari Israel Lonah Salpeter juga diunggulkan. Kemudian atlet asal Jepang dan China yang tidak bisa dikesampingkan begitu saja. Dari Jepang, ada Madoka Nakano, Ayano Ikemitsu, dan Mizuko Tanomoto. Sementara dari China, Ciren Cuomo, Li Dan, dan Ma Yugui.
Dalam satu dekade terakhir, waktu tercepat untuk bisa memenangi medali emas maraton dunia wanita ialah 2 jam 25 menit dan 15 detik. Ini diraih oleh Bai Xue dari China saat Kejuaraan Dunia Atletik 2009 di Berlin.
Kejuaraan Dunia Atletik 2019, yang dimulai Jumat nanti dan berlangsung hingga 6 Oktober mendatang, menjadi Kejuaraan Dunia Atletik kelima yang digelar di Asia, dari total 17 kali Kejuaraan Dunia Atletik yang sudah digelar sejak 1983. Doha yang merupakan ibu kota Qatar menjadi negara pertama di Timur Tengah yang menjadi penyelenggara.
Kejuaraan atletik ini akan memperebutkan 49 medali emas. Sebanyak 2.036 atlet terbaik dari 205 negara akan bertarung memperebutkannya. Dua di antaranya atlet Indonesia, yaitu Lalu Muhammad Zohri (19), pemegang rekor nasional 100 meter, dan Maria Natalia Londa, pemegang rekor nasional lompat jauh.