Medali Emas Mengakhiri Keraguan Fans Terhadap Atas Fraser-Pryce
Upaya keras Fraser-Pryce dalam final tersebut membukukan rekor terbaik musim ini dengan selisih 0,01 detik dari catatan waktu terbaiknya, 10,70 detik di Kingston, Jamaika, 29 Juni 2012.
Oleh
Korano Nicolash LMS
·3 menit baca
DOHA, MINGGU - Begitu meraih medali emas keempat dari nomor 100 meter putri Kejuaraan Atletik Dunia IAAF 2019 Doha sprinter Jamaika Shelly-Ann Fraser-Pryce mengakhiri keraguan publik.
Shelly-Ann Fraser-Pryce, yang 27 Desember nanti genap berusia 33 tahun, menunjukkan penampilan terbaiknya dengan mencatat waktu 10,71 detik pada final 100 meter di Stadion Internasional Khalifa, Doha, Qatar, Minggu (29/9/2019) malam waktu setempat. Sekalipun dia baru kembali ke kejuaraan dunia usai membesarkan putranya, Zyon, yang lahir 7 Agustus 2017 lalu.
“Zyon dan suamiku, Jason Pryce, telah menjadi kekuatanku. Ketika semua orang meragukan saya, terserah mereka. Tetapi saya bisa di sini lagi,” tandasnya.
Ketika Shelly-Ann Fraser-Pryce kalah dari Dina Asher-Smith di babak final seri Liga Berlian IAAF 2019 awal bulan ini, pecinta atletik sempat meragukan kemampuannya. Maka, publik pun menjagokan Asher-Smith, sprinter asal Inggris.
Upaya keras Fraser-Pryce dalam final tersebut membukukan rekor terbaik musim ini dengan selisih 0,01 detik dari catatan waktu terbaiknya, 10,70 detik di Kingston, Jamaika, 29 Juni 2012. Catatan yang juga merupakan rekor nasional Jamaika untuk nomor 100 meter putri.
Hal ini tidak berbeda dengan Kejuaraan Atletik Dunia IAAF 2013 Moskow, Rusia. Saat itu, Fraser-Pryce meraih medali emas kedua juga dengan waktu 10,71 detik, yang sekaligus menjadi waktu terbaik musim 2013. Namun, ketika itu dia menghadapi angin depan dan di Doha kali ini dia mendapat dorongan angin belakang 0,1 meter per detik.
Selain membesarkan putranya, Zyon, yang kemudian digendong sambil merayakan kemenangannya di Stadion Internasional Khalifa, hal yang membuat ada keraguan kalau Fraser-Pryce tidak akan menunjukkan kemampuan terbaik adalah karena sedikitnya kejuaraan yang diikutinya musim ini.
“Berdiri di sini setelah melakukannya lagi pada usia 32 tahun. Sambil mengendong bayi saya, adalah mimpi yang menjadi kenyataan,” kata Fraser-Pryce kepada wartawan seperti dikutip iaaf.org.
Pemenang lain
Sprinter Inggris, Asher-Smith yang bertarung di sebelah lintasan Fraser-Pryce, masuk garis finis dengan waktu 10,83 detik. Bukan hanya pertanda meraih medali perak, Asher-Smith juga memecahkan rekor nasional atas namanya sendiri dengan waktu 10,87 detik.
“Saya senang sekali bisa menang kali ini, dan Shelly-Ann mampu menjalankan pertarungan yang luar biasa. Itu lah sebabnya dia yang menjadi juara. Makanya yang terbaik untuk pribadi dan rekor nasional yang bisa diraih, itu sudah lebih dari yang bisa diraih di final Kejuaraan Dunia ini,” tutur Asher-Smith (23).
Medali perunggu nomor 100 meter putri IAAF 2019 Doha direbut Marie-Josee Ta Lou dari Pantai Gading dengan waktu 10,90 detik. Ta Lou mampu meninggalkan peraih medali emas 100 meter dan 200 meter Olimpiade 2016 Rio, Elaine Thompson, yang membukukan waktu 10,93 detik.