Sadio Mane, dari Jalanan Senegal Menjadi yang Terbaik di Afrika
Tahun 2002 menjadi peristiwa yang tak bisa dilupakan warga Senegal ketika tim nasional sepak bola mereka melaju ke perempat final Piala Dunia.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·3 menit baca
Tahun 2002 menjadi peristiwa yang tak bisa dilupakan warga Senegal ketika tim nasional sepak bola mereka melaju ke perempat final Piala Dunia. Momen tersebut menjadi inspirasi bagi sebagian besar anak-anak Senegal, termasuk pemain sayap Liverpool, Sadio Mane.
Inspirasi itu hingga kerja kerasnya menjadi pesepak bola pada akhirnya membawa Mane meraih penghargaan pemain terbaik Afrika 2019 pada Rabu (8/1/2020) di Hurghada, Mesir. Penghargaan itu diserahkan oleh Presiden Konfederasi Sepak Bola Afrika (CAF) Ahmad Ahmad, asal Madagaskar.
Perjuangan Mane untuk meraih penghargaan tersebut tidak mudah. Berasal dari desa kecil bernama Bambali di kota Sedhiou, Mane tinggal bersama pamannya karena orangtuanya memiliki banyak anak. Ia tidak bisa sekolah karena orangtuanya tidak memiliki biaya.
Mane pun mengisi hari-harinya dengan bermain bola di jalanan bersama teman-temannya setiap pagi dan sore hari. Pada saat remaja, Mane pun berkeinginan untuk dapat berlaga di Liga Inggris.
Semangat Mane semakin besar untuk menjadi pesepak bola profesional ketika Senegal mencapai perempat final Piala Dunia 2002. Senegal memberikan kejutan ketika mengalahkan juara bertahan Perancis pada pertandingan pembukaan dengan skor 1-0. Mane pun membayangkan kelak dapat membela tim nasional Senegal.
Sejak saat itu, desanya melakukan turnamen sepak bola dan Mane dianggap sebagai pemain terbaik. Namun, keluarganya sempat tidak mendukung Mane menjadi pesepak bola.
Setelah terus berusaha meyakinkan keluarganya, paman dan orangtuanya mendukung usaha Mane dengan menjual hasil panen pertanian. Hampir semua orang di desanya juga menyumbangkan uang untuk Mane agar bisa mengembangkan karier sepak bolanya ke ibu kota Senegal, Dakar.
Paman dan orangtuanya mendukung usaha Mane dengan menjual hasil panen pertanian.
Mane pun merantau ke kota Dakar dan tinggal bersama keluarga yang tidak ia kenal sebelumnya. Sejak saat itu, perjalanan karier Mane terus meningkat hingga ia terpantau oleh pemandu bakat yang membawanya ke Perancis dan bergabung dengan Metz.
Mane terus bersinar. Penampilan gemilangnya untuk tim nasional Senegal pada Olimpiade 2012 di London membuatnya direkrut klub Austria, Red Bull Salzburg. Mane mencetak 42 gol dalam 80 pertandingan sebelum hijrah ke Liga Inggris untuk bergabung dengan Southampton dan Liverpool.
Dalam penyerahan gelar pemain terbaik Afrika 2019, Mane tidak lupa dengan orang-orang yang telah banyak membantu kariernya. Ia mengucapkan terima kasih pada warga Senegal, khususnya dari Desa Bambali.
”Saya benar-benar bahagia dan bangga. Ini hari besar bagiku. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua orang Senegal. Mereka selalu ada untuk saya setiap saat. Mereka selalu mendorong saya,” kata Mane.
Ini hari besar bagiku. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua orang Senegal. Mereka selalu ada untuk saya setiap saat. Mereka selalu mendorong saya.
Mane adalah pesepak bola Senegal kedua yang meraih penghargaan pemain terbaik Afrika. Sebelumnya El Hadji Diouf yang menyandang gelar tersebut pada 2001 dan 2002.
Mane terpilih sebagai pemain terbaik Afrika setelah tampil impresif selama 2019. Dalam 61 pertandingan, Mane mencetak 34 gol dan 12 asis.
Ia menyingkirkan rekan setimnya di Liverpool, Mohamed Salah yang berasal dari Mesir dan pemain sayap Manchester City, Riyad Mahrez yang berasal dari Aljazair. Dalam dua musim sebelumnya, Mane selalu berada di bawah Salah yang berhasil meraih gelar tersebut.
Pada akhir musim 2019 lalu, Mane mendapatkan penghargaan sepatu emas atau pencetak gol terbanyak Liga Inggris. Penghargaan itu diterimanya bersama dengan Salah dan penyerang Arsenal asal Gabon, Pierre-Emerick Aubameyang, dengan raihan 22 gol.
Mane menjadi pemain kunci saat Liverpool meraih gelar juara Liga Champions, Piala Super Eropa, dan Piala Dunia Antarklub. Hingga pertengahan musim ini, Mane berhasil membawa Liverpool di puncak klasemen Liga Inggris.
Di tim nasional, Mane berhasil membawa Senegal ke final Piala Afrika 2019. Sayang, timnya kalah dari Aljazair yang dipimpin Mahrez dengan skor 0-1. (AFP)