Cabang-cabang olahraga diminta mengoptimalkan persiapan atlet menuju Olimpiade Tokyo 2020. Salah satunya dengan mempercepat laporan anggaran pelatnas 2019, sehingga anggaran pelatnas 2020 bisa segera disalurkan.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Ketua Kontingen atau CdM Indonesia untuk Olimpiade Tokyo 2020 Roslan Perkasa Roeslani akan dorong semua cabang olahraga kategori olimpiade untuk segera membereskan laporan pertanggungjawaban penggunaan anggaran bantuan pelatnas 2019. Hal itu mendesak agar proses penyaluran anggaran pelatnas 2020 bisa segera dilaksanakan.
”Olimpiade kan sudah sekitar enam bulan lagi, ayolah cabang-cabang Olimpiade segerakan LPJ anggaran pelatnas 2019 agar proses penyaluran anggaran pelatnas 2020 segera dilakukan. Tujuannya, agar persiapan menuju Olimpiade 2020 lebih optimal. Kita tidak ada waktu lagi untuk menunda-nunda,” ujar Roslan seusai konferensi pers di Kemenpora, Jakarta, Kamis (9/1/2020).
Hanya saja per 9 Januari, masih ada cabang Olimpiade yang belum menyerahkan LPJ 2019 sama sekali, yakni taekwondo dan renang. Ada pulang cabang Olimpiade yang sudah menyerahkan LPJ 2019 tetapi belum lengkap, yakni panahan, menembak, balap sepeda, dan panjat tebing.
Dari 12 cabang yang atletnya sudah lolos maupun berpeluang lolos ke Olimpiade 2020, baru lima cabang yang sudah menyerahkan proposal anggaran pelatnas 2020. Mereka adalah angkat besi, panahan, bulu tangkis, atletik, dan sepeda. ”Saya akan keliling mengunjungi cabang-cabang yang berpeluang ke Olimpiade untuk segera membereskan LPJ maupun proposal mereka. Ini mendesak agar pelatnas segera berjalan demi mengejar target meloloskan setidaknya 31 atlet ke Olimpiade ini,” kata Roslan.
Menpora Zainudin Amali menuturkan, pihaknya akan mendukung penuh cabang maupun tim CdM untuk mempersiapkan diri menuju Olimpiade 2020. Termasuk untuk urusan anggaran, mereka tidak akan mempersulit cabang maupun tim CdM yang akan mengusulkan anggaran ke Olimpiade Tokyo.
”Namun, kami akan membantu jika cabang maupun tim CdM mengusulkan anggaran sesuai dengan aturan administrasi yang berlaku. Syaratnya antara lain harus sudah beres LPJ penggunaan anggaran 2019 dan telah mengusulkan proposal untuk 2020. Kami tidak mungkin menyalurkan anggaran kalau urusan administrasi itu belum beres,” ujar Menpora.
Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewa Broto mengutarakan, pihaknya tidak diam saja melihat cabang yang belum menyerahkan LPJ 2019 maupun proposal 2020. Paling tidak, mereka sudah memberikan surat peringkatan pertama kepada cabang yang belum menyerahkan LPJ 2019 hingga tenggat waktu 31 Desember 2019 dan surat peringatan kedua kepada cabang yang belum menyerahkan laporan itu hingga tenggat waktu 8 Januari 2020.
Kini, Kemenpora memberikan tenggat waktu hingga 13 Januari pukul 15.00. Kalau masih lewat tenggat itu, mereka akan melayangkan surat peringkatan ketiga. Kalau surat peringatan ketiga juga tidak digubris, Kemenpora akan menyerahkan langsung LPJ 2019 tersebut langsung ke tim audit Badan Pemeriksa Keuangan yang mulai mengaudit pada akhir Januari.
”Kami mendesak cabang seperti ini juga untuk membantu para cabang tersebut. Tujuannya, agar laporan mereka benar-benar sesuai aturan sehingga tidak ada masalah ketika diaudit BPK. Sebab, kalau sampai ada temuan, cabang bersangkutan boleh jadi anggaran pelatnasnya untuk 2020 ditunda, dikurangi, hingga ditahan (tidak disalurkan). Kalau itu sampai terjadi, atlet/pelatnas yang akan menjadi korban,” pungkas Yayan Rubaeni, Pejabat Pembuat Komitmen Deputi IV Kemenpora.
Target
Terkait target di Olimpiade 2020, Roslan mengatakan, berdasarkan diskusi bersama Kemenpora dan Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Indonesia menargetkan meloloskan atlet lebih banyak pada Olimpiade kali ini, yakni dari 28 atlet pada Olimpiade Rio de Janeiro 2016 menjadi 31 atlet pada Olimpiade 2020. Pada Olimpiade 2016, Indonesia berpartisipasi pada tujuh cabang olahraga. Pada Olimpiade 2020, Indonesia menargetkan berpartisipasi lebih dari tujuh cabang.
”Target medalinya pun meningkat, yakni dari satu emas pada 2016 menjadi dua emas pada 2020. Dua emas itu diupayakan dari bulu tangkis dan angkat besi,” ujar Roslan.
Berdasarkan data Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional Kemenpora per Desember 2019, ada enam atlet Indonesia dari empat cabang yang sudah memastikan lolos ke Olimpiade 2020. Mereka adalah Eko Yuli Irawan dan Windy Cantika Asih dari angkat besi, Riau Ega Agatha dan Dinanda Choirunnisa dari panahan, Lalu Muhammad Zohri dari atletik, serta Vidya Rafika dari menembak.
Saat ini, Indonesia menargetkan menambah setidaknya 25 atlet yang lolos ke Olimpiade Tokyo. Peluang besar adalah dua atlet tambahan dari angkat besi, dua atlet tambahan dari panahan, minimal 10 atlet dari bulu tangkis, satu-dua atlet dari surfing, satu atlet dari sepeda, satu atlet dari panjat dinding, satu atlet dari taekwondo, satu atlet dari karate, dan satu atlet dari skateboard. Peluang kecil adalah satu-dua atlet dari atletik, satu-dua atlet dari renang, dan beberapa dari menembak.