Petenis putri nomor satu dunia Ashleigh Barty diharapkan memperbaiki penampilannya pada turnamen di Adelaide, sebagai persiapan grand slam Australia Terbuka. Barty mengalami kekalahan pada awal turnamen di Brisbane.
Oleh
Yulia Sapthiani
·3 menit baca
BRISBANE, KAMIS - Berstatus sebagai petenis nomor satu dunia pada awal 2020, Ashleigh Barty mengalami kendala dalam masa pemanasan menuju Australia Terbuka. Kalah pada penampilan perdana tahun ini, Barty memiliki kesempatan memperbaiki penampilannya dalam WTA Adelaide sebelum tampil di Grand Slam di hadapan publiknya sendiri.
Mendapat bye pada babak pertama WTA Brisbane, Barty ditaklukkan petenis peringkat ke-53 dunia yang lolos dari babak kualifikasi, Jennifer Brady (AS). Di Queensland Tennis Center, Brisbane, Australia, Kamis (9/1/2020), Barty kalah, 4-6, 6-7 (4).
Kekalahan tersebut membuat Barty harus memaksimalkan kesempatan tampil dalam turnamen berikutnya, WTA Adelaide, 12-18 Januari, sebelum bersaing di Melbourne Park, tempat berlangsungnya Australia Terbuka. Grand Slam Asia Pasifik itu berlangsung 20 Januari-3 Februari.
“Saya harus bermain lebih baik pada kesempatan lain, di Adelaide. Ini situasi yang bagus dalam tenis. Kami mendapat kesempatan bermain setiap pekan,” ujar Barty yang akan bermain dulu dalam nomor ganda putri, bersama Kiki Bertens (Belanda), di Brisbane.
Untuk pertama kalinya, petenis berusia 23 tahun itu akan tampil dalam persaingan Grand Slam sebagai petenis nomor satu dunia. Barty, juara Perancis Terbuka 2019, pertama kali menempati puncak peringkat dunia pada 24 Juni-11 Agustus 2019.
Akan tetapi, posisinya menurun ke posisi kedua menjelang AS Terbuka, digantikan Naomi Osaka (Jepang). Barty kembali ke posisi teratas sejak 9 September dan untuk pertama kalinya akan berada pada tempat tersebut di ajang Grand Slam.
Dengan prestasi yang menanjak pada 2019—Barty meraih empat gelar termasuk dari WTA Premier Miami dan Perancis Terbuka—atlet yang pernah menjadi atlet kriket itu diharapkan menjadi petenis tuan rumah pertama, pada nomor tunggal, yang menjuarai Australia Terbuka dalam waktu 42 tahun. Petenis tunggal Australia terakhir yang menjuarai Grand Slam di negaranya sendiri adalah Chris O’Neil, juara tunggal putri pada 1978.
Barty menjadi petenis Australia yang saat ini punya peluang paling besar menjadi juara Grand Slam. Di putra, petenis terbaik Australia, Alex de Minaur, baru bisa menapaki babak keempat Grand Slam, yaitu di AS Terbuka 2019. Petenis berusia 20 tahun itu, saat ini, menempati peringkat ke-18 dunia.
Persiapan untuk Australia Terbuka yang lebih baik dilakukan Karolina Pliskova, Naomi Osaka, Petra Kvitova, dan Madison Keys. Mereka lolos ke perempat final di Brisbane.
Persiapan Serena
Di Selandia Baru, persiapan Serena menuju Australia Terbuka, juga, masih berjalan lancar meski mendapat perlawanan ketat dari sesama petenis AS, Christina McHale, pada babak kedua WTA Auckland. Serena akan tampil pada perempat final WTA Auckland untuk melawan Laura Siegemund (Jerman) setelah mengalahkan McHale, 3-6, 6-2, 6-3.
Kecewa dengan penampilannya, Serena akhirnya merasa lega karena membutuhkan banyak kemenangan sebelum tampil di Melbourne Park. “Saya marah dengan diri sendiri karena membuat banyak kesalahan. Namun, saya menginginkan lebih dari satu kemenangan di sini dan itu memotivasi saya,” kata Serena.
Kehadiran Serena di Selandia Baru menjadi salah satu langkah persiapannya untuk merebut gelar Grand Slam ke-24, untuk menyamai Margaret Court sebagai petenis dengan gelar Grand Slam terbanyak. Pencapaian itu tertunda sejak menjuarai Australia Terbuka 2017 yang menjadi gelar ke-23.
Serena jarang mengikuti turnamen pemanasan sebelum ke Melbourne Park. Hal itu terakhir kali dilakukannya pada 2014 dengan mengikuti turnamen di Brisbane dan menjadi juara setelah mengalahkan Victoria Azarenka di final. (AP).