Manajer Manchester City Pep Guardiola menyerah untuk mengejar Liverpool. Laga-laga tersisa di musim ini akan digunakannya sebagai “audisi” pemain untuk menatap musim depan.
Oleh
Yullvianus Harjono
·4 menit baca
SHEFFIELD, SELASA – Manajer Manchester City Pep Guardiola membuat ultimatum penting bagi para pemainnya menjelang laga kontra Sheffield United pada Liga Inggris, Rabu (22/1/2020) pukul 02.30 WIB. Ia meminta agar para pemainnya bermain sepenuh hati untuk mengamankan posisi mereka di skuad itu pada musim depan.
Menurut Guardiola, gelar juara Liga Inggris musim ini hampir pasti diraih Liverpool, tim yang melesat sendirian di puncak klasemen dengan keunggulan 16 poin dan satu laga. Maka itu, Guardiola memilih mempersiapkan timnya menatap musim depan untuk merebut kembali trofi juara Liga Inggris yang kini telah dipesan “The Reds”.
“Bos saya punya satu mata untuk melihat apakah saya masih layak melanjutkan pekerjaan di sini (manajer City). Maka dari itu, kedua mata saya harus digunakan untuk mengontrol dan melihat performa para pemain, apakah mereka juga layak bertahan di sini. Tidak ada solusi lain. Masih ada empat bulan tersisa (menjelang berakhirnya musim 2019-2020),” ujar Guardiola seperti dikutip laman Evening Standard.
Pernyataan Guardiola itu sekaligus menjadi isyarat untuk menepis rumor dirinya akan pergi dari Stadion Etihad akhir musim ini, terutama jika gagal meraih trofi bagi City. Sejumlah media di Eropa pun memberitakan, Paris Saint-Germain berambisi membajak salah satu manajer terbaik dunia itu. PSG, seperti dikutip AS, bahkan siap menawarkan gaji fantastis untuk memboyong manajer yang terikat kontrak di City hingga 2021 itu.
Guardiola sejauh ini masih setia dengan City dan telah mengalihkan fokusnya ke musim baru. Empat bulan tersisa di musim ini akan dipakai Guardiola untuk melakukan “audisi", guna menyeleksi para pemainnya yang masih bisa dipertahankan pada musim depan atau tidak. Menurutnya, tidak ada satu pun pemain yang menjadi anak emas atau dipastikan aman dari audisi atau seleksi ini.
“Segala sesuatunya (seleksi) bergantung pada performa, bukan durasi kontrak. Saya kini tengah dipantau bos (pemilik City), begitu pula pemain juga saya pantau.”
Salah satu sektor yang paling mendapatkan perhatian Guardiola adalah lini bertahan. Musim ini, kinerja pertahanan “The Citizens” sangat buruk. Mereka telah kebobolan 27 gol dari 23 laga. Padahal, di lini depan, City adalah tim paling produktif di Liga Inggris saat ini dengan koleksi 64 gol atau delapan gol lebih banyak dari The Reds.
Permasalahannya, para bek tengah senior seperti John Stones dan Nicolas Otamendi kerap tampil di bawah standar, termasuk saat City ditahan imbang Crystal Palace 2-2 akhir pekan lalu. Bek yang paling diandalkan yakni Aymeric Laporte absen panjang yaitu sejak September, dan belum bermain hingga saat ini. Adapun Otamendi kemungkinan menjadi pemain pertama yang dilepas akhir musim ini.
Bek baru akan menjadi fokus pembelian City di tahun ini. Sejak hengkangnya bek dan kapten Vincent Kompany musim panas lalu, City tidak lagi punya sosok tangguh yang setara di lini belakang. “City dalam perburuan bek baru. Bek Inter Milan, Alessandro Bastoni, menjadi incaran mereka dan juga Barcelona. Bastoni tampil memukau di Liga Italia musim ini,” tulis Daniel Davis, jurnalis Inggris di Daily Mail.
Bukan yang pertama
Mengalihkan fokus ke musim baru, ketika masih menjalani musim lainnya, itu pernah dilakukan Guardiola pada awal kedatangannya di Inggris, empat tahun lalu. Di musim pertamanya bersama City, musim 2016-2017, City tampil kurang meyakinkan dan finis posisi ketiga di Liga Inggris. Tidak satu pun trofi mereka raih. Kegagalan itu melecut mereka, khususnya Guardiola, di musim baru.
Guardiola melakukan “cuci gudang” atau menjual nyaris seluruh pemain yang performanya di bawah standar. Sejumlah nama besar seperti Jesus Navas, Gael Clichy, Bacary Sagna, Samir Nasri, Wilfried Bony, dan Fernando, pun hengkang untuk menciptakan eksodus masif para bintang City kala itu.
Sebagai gantinya, mereka mendatangkan para bintang baru seperti Ederson, Laporte, Bernardo Silva, Kyle Walker, dan Benjamin Mendy, menjelang musim 2017-2018. Dana masif dan terbesar sepanjang sejarah City, yaitu 317 juta euro atau setara Rp 4,8 triliun pun dikucurkan. Namun, hasil dari investasi gila-gilaan itu pun sangat sepadan.
City menjelma menjadi klub yang dominan dan menjadi juara Liga Inggris di akhir musim itu dengan jumlah poin yang tercatat sebagai rekor baru, yaitu 100 angka. Mereka juga menyabet trofi Piala Liga Inggris. Musim berikutnya, 2018-2019, kian banyak trofi diraih. Mereka tercatat sebagai tim Inggris pertama yang menyapu bersih treble gelar domestik, yaitu Liga Inggris, Piala FA, dan Piala Liga, dalam semusim.
Jejak kesuksesan itu ingin kembali dirunut The Citizens, untuk menciptakan lagi persaingan sengit dengan Liverpool pada musim depan.