Rafael Nadal bisa berkarier panjang di level elite tenis karena menjalankan semua syarat menjadi atlet profesional. Etos itu, kini dibawa Nadal untuk menjuarai Australia Terbuka dan mencetak rekor baru di era Terbuka.
Oleh
Yulia Sapthiani
·4 menit baca
MELBOURNE, SENIN - Rafael Nadal menjadi contoh sempurna dari petuah legenda sepak bola, Pele, tentang makna menjadi atlet profesional. ”Sukses itu bukan kebetulan. Itu adalah kerja keras, ketekunan, pembelajaran, pengorbanan, dan yang paling penting adalah kamu mencintai apa yang kamu lakukan atau apa yang sedang kamu pelajari”.
Kutipan yang pernah diucapkan Pele itu menyertai video latihan Rafael Nadal di Melbourne Arena, Melbourne Park, Australia, yang diunggah Akademi Rafa Nadal. Dalam video yang dirilis pada akhir pekan lalu itu, Nadal melakukan drilling (latihan terus menerus) forehand dari belakang baseline.
Kalimat itu menggambarkan perjalanan karier petenis Spanyol itu. Dalam usia 33 tahun, dia menjadi petenis pertama yang memegang status nomor satu dunia dalam tiga dekade berbeda.
Nadal berada pada puncak peringkat dunia untuk pertama kalinya pada 2008. Pada dekade berikutnya, dia beberapa kali mencapai posisi tersebut, yaitu pada 2010, 2013, 2017, 2018, dan 2019. Posisi yang terakhir ditempatinya sejak 4 November 2019 itu, dipertahankan ketika memasuki dekade berikutnya pada 2020.
“Pencapaian itu sulit saya bayangkan sebelumnya. Gaya bermain saya, seperti banyak orang katakan, seharusnya membuat karier saya singkat. Tetapi, saya berada di sini sekarang. Tidak ada rahasia khusus. Hanya ada hasrat, cinta pada tenis, dan tetap positif pada saat berat,” tutur Nadal.
Hasrat itu pula yang membuatnya sering memaksakan diri tampil di Australia Terbuka meski dalam kondisi tidak fit. Pada 2018 misalnya, dia mundur pada set kelima ketika berhadapan dengan Marin Cilic pada perempat final karena cedera paha. Tubuhnya menyerah meski motivasinya tetap tinggi.
Kondisi itu menundanya menjadi tunggal putra pertama dalam era Terbuka yang bisa memenangi setiap Grand Slam, dua kali atau lebih. Dia memiliki kesempatan itu sejak 2014 setelah meraih minimal dua gelar, masing-masing, dari Perancis Terbuka, Wimbledon, dan AS Terbuka. Namun, Nadal selalu gagal, termasuk kalah dalam final 2014, 2017, dan 2019.
Tahun ini, kesempatan itu datang kembali. Tak hanya menjadi petenis dengan minimal dua gelar pada masing-masing Grand Slam, Nadal juga bisa menyamai Roger Federer sebagai tunggal putra dengan gelar Grand Slam terbanyak, yaitu 20 gelar. Kedua petenis yang menjadi rival sejak 2004 itu hanya terpaut satu gelar sejak Nadal menjuarai AS Terbuka 2019.
Alih-alih berpikir tentang rekor yang akan dibuatnya, Nadal lebih fokus pada lawan yang akan dihadapinya pada babak-babak awal. Petenis Bolivia, Hugo Dellien, akan menjadi lawan pertamanya pada pertandingan Selasa (21/1/2020) di Rod Laver Arena, stadion terbesar di Melbourne Park. Lawan berat akan mulai ditemui pada babak ketiga, kemungkinan rekan sengaranya, Pablo Careno Busta, lalu Nick Kyrgios atau Karen Khachanov pada babak keempat.
Pertemuan dengan Kyrgios akan menjadi laga yang dinanti publik Australia. Selain akan mendapat dukungan penuh publik tuan rumah, Kyrgios akan menjadi lawan berat. Petenis Australia keturunan Yunani itu tiga kali mengalahkan Nadal dari tujuh pertemuan.
Empat Set Djokovic
Tujuh kali juara Australia Terbuka, Novak Djokovic, kehilangan satu set dalam perjalanan pertamanya untuk mempertahankan gelar juara. Petenis Jerman, Jan-Lennard Struff mencuri set ketiga, meski Djokovic bisa bertahan dan menang, 7-6 (5), 6-2, 2-6, 6-1.
“Sebenarnya, saya suka menghadapi tantangan berat pada babak pertama Grand Slam, ini membuat saya waspada sejak awal. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, saya bisa mendapat hasil bagus setelah melalui babak pertama yang ketat,” kata petenis nomor dua dunia itu.
Ditempatkan sebagai unggulan kedua, Djokovic akan bersaing dengan beberapa unggulan, di antaranya Federer (3) dan Stefanos Tsitsipas (6) pada paruh bawah undian. Keduanya memenangi babak pertama tanpa kesulitan berarti.
Federer menang atas Steve Johnson (AS), 6-3, 6-2, 6-2. Tsitsipas, yang melangkah hingga semifinal Australia Terbuka 2019, menundukkan Salvatore Caruso (Italia), 6-0, 6-2, 6-3.
Kejutan pada hari pertama terjadi dengan tersingkirnya unggulan ke-10 tunggal putra, Denis Shapovalov. Petenis Kanada itu kalah dari Marton Fucsovics (Hungaria), 3-6, 7-6 (7), 1-6, 6-7 (3).
Pada tunggal putri, perjalanan terakhir Caroline Wozniacki sebagai petenis profesional diawali dengan kemenangan atas Kristie Ahn (AS), 6-1, 6-3. Petenis Denmark ini akan mengakhiri karier yang telah dijalaninya selama 15 tahun di Melbourne Park, tempat yang telah memberi satu-satunya gelar Grand Slam, pada 2018. (REUTERS)