Pebalap sepeda disiplin trek Crismonita Dwi Putri terus mengejar poin peringkat dunia supaya bisa lolos ke Olimpiade Tokyo 2020.
Oleh
Denty Piawai Nastitie
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pebalap sepeda Crismonita Dwi Putri akan menjalani seri terakhir Piala Dunia Balap Sepeda Trek UCI 2019-2020 di Milton, Kanada, 24–26 Januari 2020. Hasil akhir dalam turnamen ini penting karena akan diakumulasi untuk poin peringkat kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020.
Pelatih kepala balap sepeda Indonesia Dadang Harris Purnomo berharap Crismonita lolos ke final. ”Kalau di Kanada ini ia bisa masuk final, saya harapkan ini mendongkrak peringkat individualnya untuk ke Olimpiade,” ujarnya, Kamis (23/1/2020).
Dadang menjelaskan, Piala Dunia Trek penting karena menyediakan poin cukup besar untuk kualifikasi Olimpiade Tokyo. Poin kualifikasi akan diakumulasi untuk menentukan peringkat dunia. Berdasarkan aturan Persatuan Balap Sepeda Internasional (UCI), delapan negara dengan peringkat dunia 2018-2020 terbaik berhak mengirimkan dua atlet untuk bersaing di nomor team sprint. Kedua atlet itu juga berhak bermain di nomor sprint dan keirin. Peringkat dunia diumumkan pada Maret 2020.
Saat ini, Crismonita berada di peringkat ke-16 dunia pada nomor keirin. Di bawahnya, Elga Kharisma Novanda di peringkat ke-57. Adapun secara negara, Indonesia di peringkat ke-18.
Bagi Crismonita, ini bukanlah penampilan perdana pada seri Piala Dunia Balap Sepeda Trek UCI 2019-2020. Dia tampil perdana di seri pertama di Minsk, Belarus, 1–3 November. Ketika itu, ia menempati peringkat kesembilan. Selanjutnya pada seri kedua, di Glasgow, Skotlandia, 8–10 November, Crismonita berada di peringkat ke-13.
Pada seri ketiga di Hong Kong, 29 November–1 Desember 2019, peringkatnya turun lagi ke urutan ke-19. Menjalani seri keempat di Cambridge, Selandia Baru, 6–8 Desember 2019, peringkat Crismonita melesat menjadi urutan ke-4. Terakhir, pada seri kelima di Brisbane, Australia, 13–15 Desember 2019, peringkatnya turun lagi menjadi urutan ke-22.
Menurut Dadang, berdasarkan beberapa kejuaraan terakhir, Crismonita masih harus meningkatkan penampilan secara keseluruhan aspek. Hal ini tidak hanya untuk mengejar peluang tampil di Olimpiade Tokyo 2020, tetapi juga untuk persiapan jangka panjang, yaitu Olimpiade Paris 2024.
Selain untuk meningkatkan penampilan pribadi, Crismonita dan kawan-kawan juga harus lebih banyak mengikuti kompetisi supaya lebih kompak. “Kita punya peluang besar di nomor sprint dan keirin. Kedua nomor itu termasuk di nomor permainan, nomor yang melibatkan strategi. Oleh karena itu, Crismonita dan kawan-kawan butuh kompetisi rutin untuk mematangkan strategi,” kata Dadang.
Iklim kejuaraan dibutuhkan terutama saat Crismonita dan kawan-kawan akan mengikuti kejuaraan penting. Pada kejuaraan mingguan dan bulanan, keahlian, strategi dan taktik mengikuti perlombaan dibangun. Berbagai kejuaraan juga penting agar Crismonita lebih mudah beradaptasi dengan atmosfer dan arena lomba yang berbeda-beda.
Menurut Dadang, peluang Crismonita ke Olimpiade 2020 masih cukup berat. Apalagi, menjelang berakhirnya kualifikasi, negara-negara lain meningkatkan kemampuan untuk bisa menggeser lawan mereka. Selain itu, kuota Olimpiade Tokyo juga lebih sedikit dari Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Di nomor trek, misalnya, hanya delapan negara dengan peringkat dunia terbaik yang berhak mengantongi tiket ke Olimpaide Tokyo. Padahal, di Rio kuota tim negara bisa lebih dari 10. Demikian juga pada nomor BMX, kuota tim negara berkurang dari 16 menjadi 11.
Namun, apabila melihat daftar peringkat dunia, atlet-atlet Asia banyak yang menempati peringkat dunia terbaik. Pada nomor keirin, misalnya, peringkat pertama diisi oleh Lee Wai Sze dari Hong Kong. Peringkat kedua adalah Lee Hye-jin dari Korea Selatan. Pebalap Jepang, Yuka Kobayashi menempati peringkat kelima dunia. Hal ini berbeda dengan beberapa tahun lalu, ketika peringkat dunia balap sepeda banyak diisi oleh negara-negara Eropa.
“Ini menjadi motivasi kami. Kalau negara-negara Asia lainnya bisa menapak di peringkat dunia, berarti Indonesia juga punya kesempatan,” kata Dadang.
Peningkatan kapasitas
Untuk meningkatkan kualitas atlet dan pelatih, PB ISSI bekerja sama dengan mantan atlet balap sepeda trek Perancis Frederic Magne sebagai konsultan. Kerja sama berlaku mulai Sabtu, 1 Februari 2020. Tugas Frederic adalah menata dan membuat rencana jangka panjang balap sepeda Indonesia agar bisa menjadi juara Olimpiade.
Ketua Komite Olimpiade Indonesia Raja Sapta Oktohari mengatakan, kerja sama denagn Frederic penting untuk menyongsong Olimpiade 2032. “Menyiapkan Olimpiade butuh proses panjang. Kami sudah berhitung, kalau sekarang kami merekrut atlet-atlet berusia 13 tahun, pada 2032 mereka sudah 25 tahun sehingga bisa mencapai puncak penampilan,” ujarnya.
Tugas Frederic, menurut Okto, antara lain mengidentifikasi bibit-bibit atlet potensial, membuat program pelatihan, menganalisis dan mengevaluasi penampilan atlet, selain itu membuat pelatihan usia muda. Program-program ini disusun untuk mendapat medali pada Olimpiade.