Inter Milan kembali tampil buruk ketika memasuki paruh musim kompetisi. Peluang mereka untuk bisa merebut gelar juara Liga Italia musim ini pun memudar.
Oleh
D HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
MILAN, MINGGU — Inter Milan kembali kehilangan poin seusai ditahan imbang Cagliari, 1-1, di Stadion Giuseppe Meazza, Minggu (26/1/2020). Sama seperti dua musim sebelumnya, Inter terjangkit penyakit yang sama. Mereka sempat memiliki momentum untuk tampil di puncak klasemen, tetapi selalu goyah menjelang atau setelah paruh musim.
Inter tiga kali beruntun mendapat hasil imbang, 1-1. Sebelumnya mereka juga ditahan imbang Atalanta dan Lecce. Hasil imbang pada laga kontra Cagliari ini membuat Inter hanya menambah koleksi satu poin menjadi 48 poin. Adapun Juventus di puncak klasemen sudah mengumpulkan 51 poin sebelum melawan Napoli, Senin (27/1/2020) dini hari WIB.
Tim asuhan pelatih Antonio Conte ini pun kehilangan momentum untuk bersaing ketat dengan Juventus. Peristiwa ini mengingatkan kekecewaan Inter pada musim 2017-2018 ketika kehilangan kekuatan pada paruh kedua setelah sempat menduduki puncak klasemen. Musim berikutnya, Inter sempat kokoh di peringkat ketiga, akhirnya finis di peringkat keempat.
Padahal, Inter memulai laga kontra Cagliari dengan baik ketika Ashley Young pada laga debutnya memberikan umpan kepada Lautaro Martinez untuk mencetak gol pada menit ke-29. Namun, Cagliari mampu menyamakan kedudukan melalui tendangan Radja Nainggolan menit ke-78.
Laga justru berakhir tragis bagi Inter ketika Martinez diganjar kartu merah seusai mengatakan hal yang tidak pantas kepada wasit. Conte hanya bisa menundukkan kepala dan Martinez keluar lapangan sambil meninju kaca pembatas tribune penonton. Conte dan pemain Inter kemudian kabur dari sesi jumpa pers seusai laga.
Adapun Nainggolan yang pernah memperkuat Inter pada 2018 tidak mau merayakan golnya karena masih menghormati klub yang pernah dibelanya itu. Namun, sikapnya ini dapat diartikan sebagai pembalasan yang senyap dari pemain berjuluk ”Ninja” itu. ”Saya diperlakukan seperti pemain medioker selama di Inter,” ujarnya dikutip Football-Italia.
Perenggut martabat
Berkebalikan dengan Inter, Atalanta meraih kemenangan bersejarah seusai melibas Torino, 7-0, pada laga lainnya di Stadion Olimpico Grande Turin, Minggu. Tim berjuluk ”La Dea” itu sekali lagi membuktikan dirinya sebagai tim perenggut martabat tim besar di Serie A.
Kemenangan ini menyusul sukses Atalanta yang mengalahkan AC Milan dan Parma masing-masing dengan skor 5-0. Dengan koleksi 57 gol dalam 21 laga, Atalanta menjadi tim terproduktif musim ini. Juventus sebagai pemimpin klasemen sementara baru mencetak 39 gol dalam 20 laga.
Satu dari tujuh gol ke gawang Torino itu bahkan berasal dari tendangan Josip Ilicic dari tengah lapangan. ”Saya lihat lawan belum sempat kembali ke posisi bertahan dan saya hanya berpikir untuk menendang. Ternyata masuk. Keberuntungan tetap diperlukan dalam sepak bola,” kata Ilicic yang malam itu mencetak tiga gol.
Empat gol Atalanta lainnya dicetak Robin Gosens, Duvan Zapata, dan Luis Muriel (dua gol). Zapata dan Muriel masing-masing mencetak satu gol dari tendangan penalti.
Menariknya, Ilicic hanya berada di peringkat keempat dalam daftar pencetak gol terbanyak musim ini dengan mengoleksi 13 gol. Namun, dalam dari 15 pemain terproduktif dalam daftar tersebut, Atalanta menjadi tim yang paling banyak menyumbang pemain. Selain Ilicic, Muriel dan Zapata masuk dalam daftar tersebut.
Hal ini menunjukkan Atalanta berhasil menghidupkan permainan menyerang yang kolektif. Mereka tidak hanya mengandalkan satu atau dua pemain untuk menghasilkan gol. ”Kalau kami mampu bermain terus seperti ini, kami bisa mendekat ke puncak klasemen,” ujar Pelatih Atalanta Gian Piero Gasperini.
Atalanta kini berada di peringkat kelima dengan mengantongi 38 poin. Peluang finis di peringkat empat besar dan kembali tampil di Liga Champions musim depan masih terjaga. Adapun di Liga Champions musim ini, Atalanta bisa menjadi kuda hitam dengan agresivitasnya.
Pada babak 16 besar Liga Champions musim ini, Atalanta akan bertemu Valencia pada pertengahan Februari mendatang. Valencia telah menebar ancaman dengan menaklukkan Barcelona, 2-0, pada laga La Liga, Sabtu lalu. Valencia bangga bisa mempermalukan Barcelona. Namun, Valencia juga harus ingat bahwa Atalanta juga pandai mempermalukan lawannya.
Torino, misalnya, malu karena baru pertama kali ini kebobolan tujuh gol di kandang sendiri. Mereka tidak mampu mencetak satu gol pun meski memiliki striker andalan tim nasional Italia, Andrea Belotti. ”Kami hanya bisa meminta maaf. Saya tidak pernah mengalami hal ini sepanjang karier saya,” ujar Pelatih Torino Walter Mazzarri. (AFP/REUTERS)