Aston Villa mengakhiri penantian panjang selama satu dekade untuk bisa tampil di final Piala Liga Inggris. Trezeguet menjadi pahlawan di balik pencapaian bersejarah itu.
Oleh
D HERPIN DEWANTO PUTRO
·3 menit baca
BIRMINGHAM, RABU - Stadion Villa Park di Birmingham, Inggris, berubah menjadi arena pesta usai Aston Villa mengalahkan Leicester City, 2-1, pada laga kedua semifinal Piala Liga Inggris, Rabu (29/1/2020) dini hari WIB. Gelandang serang Villa, Mahmoud Hassan alias Trezeguet, menjadi pemicu pesta berkat gol penentu kemenangannya pada menit-menit terakhir.
Trezeguet mencetak gol ketika laga sudah memasuki menit ke-90+3 dan membuat Villa Park berguncang. Gol Trezeguet ini kemudian mengantar Villa melangkah ke babak final karena berhasil mengalahkan Leicester dengan jumlah agregat gol 3-2. Pada laga semifinal pertama, kedua tim bermain imbang, 1-1.
Euforia para pendukung Villa pecah ketika wasit meniup peluit panjang. Mereka langsung berhamburan masuk ke dalam lapangan untuk merayakan kemenangan itu. Trezeguet dan para pemain lainnya sampai harus dikawal petugas keamanan agar bisa segera masuk ke kamar ganti.
Para pendukung Villa pantas bergembira karena mereka sudah menanti momen ini selama satu dekade. Villa terakhir kali tampil pada laga final Piala Liga Inggris pada tahun 2010 dan dikalahkan Manchester United, 1-2.
Bagi Villa, bisa tampil di laga final merupakan momen yang langka. Pada kompetisi lainnya, mereka terakhir kali merasakan laga final pada saat melawan Arsenal di ajang Piala FA 2015, dan kalah 0-4.
“Ketika gol (Trezeguet) itu terjadi, kami merasa sangat emosional. Bisa membawa klub ini tampil di Stadion Wembley membuat saya menjadi pria yang sangat bangga,” ujar pelatih Aston Villa, Dean Smith. Stadion Wembley merupakan tempat untuk menggelar laga final pada 1 Maret mendatang.
Lawan Leicester
Smith bangga karena lawan mereka malam kemarin adalah Leicester, tim yang sedang bersaing dengan Manchester City untuk merebut posisi kedua klasemen Liga Inggris di bawah Liverpool. Leicester di bawah asuhan pelatih Brendan Rodgers merupakan salah satu tim terganas di Liga Inggris musim ini.
“Si Rubah”, julukan Leicester pernah mengalahkan Newcastle United, 5-0, dan melibas Southampton, 9-0. Dengan koleksi 52 gol dalam 24 laga, mereka menjadi tim terproduktif ketiga di Liga Inggris setelah City dan Liverpool.
Namun, penampilan Leicester akhir-akhir ini menjadi tidak stabil dan karena dalam empat laga terakhir mereka bisa dikalahkan Southampton dan Burnley. Kini giliran Aston Villa, tim peringkat ke-16 Liga Inggris, yang menghentikan laju Si Rubah.
“Kami sebetulnya sudah bermain tenang dan dengan pengendalian yang bagus tetapi kiper mereka bisa melakukan beberapa penyelamatan yang luar biasa,” kata Rodgers. Orjan Nyland, kiper Villa, malam itu juga menjadi pahlawan yang mampu membuat para penyerang Leicester frustrasi.
Kiper asal Norwegia itu sebenarnya merupakan kiper pelapis yang sering duduk di bangku cadangan. Villa masih memiliki dua kiper lainnya, Tom Heaton dan Pepe Reina yang masih cedera. “Kami sangat berutang kepada Nyland yang telah melakukan tiga penyelamatan hebat. Dia membuat saya bingung (untuk menentukan kiper utama pada final nanti),” kata Smith dikutip BBC.
Selain Trezeguet dan Nyland, Villa masih memiliki satu pahlawan lagi pada laga tersebut, yaitu Jack Grealish. Kapten Villa itu memberikan umpan kepada Matt Targett untuk mencetak gol pertama. Ia juga tampil sebagai arsitek serangan Villa dan sempat membuka peluang bagi pemain debutan, Mbwana Samatta, untuk mencetak gol.
Dengan kemenangan ini, Smith dan timnya mendapat kepercayaan diri untuk kembali bertarung di Liga Inggris sambil menunggu laga final Piala Liga Inggris. Pada laga berikutnya di Liga Inggris, mereka akan menghadapi Bournemouth dan kemudian Tottenham Hotspur.
“Kami telah melalui jalan terjal sebelum Natal dan jarang menang. Namun, kami telah memulai tahun yang baru dengan wajah yang baru,” ujar Grealish. Kepercayaan diri ini sangat mereka perlukan karena mereka baru mengemas 25 poin di Liga Inggris yang hanya terpaut dua poin dari Bournemouth yang sudah berada di zona degradasi. (AFP/REUTERS)