Glover Jadi Inspirator NSH Jakarta Taklukkan Pacific Caesar
NSH Jakarta berhasil menaklukkan Pacific Caesar Surabaya dengan skor 90-81 pada seri ketiga IBL Pertamax 2020, Jumat (31/1/2020).
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Michael Edward Glover menjadi bintang NSH Jakarta saat menaklukkan Pacific Caesar Surabaya dengan skor 90-81 pada seri ketiga IBL Pertamax 2020 di Mahaka Square, Kelapa Gading, Jakarta, Jumat (31/1/2020). Glover menjadi momok bagi Pacific setelah mencetak 30 poin dan menjadi tembok kokoh yang sulit ditembus lawan.
Pemain 32 tahun asal Amerika Serikat yang berposisi sebagai center tersebut mampu menginspirasi timnya untuk tetap fokus pada pertandingan. Menjadi pemain kedua yang paling lama diturunkan setelah kapten Widyanta Putra Teja, Glover dapat menjaga keseimbangan tim.
Kehadiran Glover di bawah keranjang menjadi momok bagi pemain Pacific. Dari 22 kali percobaan, 12 lemparannya membuahkan poin. Ia juga menjadi penembak lemparan bebas yang jitu. Dari 8 tembakannya, 6 di antaranya masuk ke keranjang.
Berkat ketangguhan Glover, NSH unggul 27-19 pada set pertama. Glover yang terlihat kelelahan beberapa kali digantikan oleh Dashaun Najee Wiggins pada set kedua dan ketiga.
Berbeda dengan Glover yang mementingkan keseimbangan dalam menyerang dan bertahan, Wiggins yang berposisi sebagai point guard tampil lebih menyerang.
Wiggins mengandalkan kelincahan dan kecepatannya untuk menyerang pertahanan Pacific. Ia mampu mencetak 10 poin. Namun, ia memiliki kelemahan dalam bertahan.
Alhasil, Pacific mampu menyeimbangkan kedudukan pada set kedua dan ketiga dengan skor 44-44 serta 63-63. Pertandingan pun berjalan ketat dan keras.
Set keempat, Glover tampil dengan tenaga penuh. Ia menginspirasi rekan-rekannya untuk tampil semangat. Bersama dengan Jordan Madrid Andrews yang mampu mencetak 17 poin dalam pertandingan tersebut, Glover membawa NSH Jakarta unggul 90-81.
Glover mengakui, pertandingan berjalan tidak mudah dan sangat ketat. Namun, ia bersyukur timnya dapat menang.
Selain peran Glover yang besar, NSH Jakarta patut berterima kasih kepada pemain lokal, Lutfi Alfian Eka Koswara. Pemain yang berposisi sebagai shooting guard tersebut mampu mencetak 15 poin dan semuanya dihasilkan dari lemparan tiga angka.
Meskipun sempat kesulitan mencetak tiga angka pada awal pertandingan, Lutfi tidak patah semangat. Apalagi, ia didukung oleh pelatih NSH Jakarta Antonius Ferry Rinaldo untuk terus mencoba. Dari 13 kali usaha, 5 lemparan tiga angkanya pun masuk ke keranjang.
”Di tim ini tidak ada penembak lain yang dapat dipercaya. Saya mendapatkan kepercayaan dari pelatih sehingga saya coba menembak ketika ada kesempatan,” ujar Lutfi.
Percaya diri
Rinaldo mengaku, kemenangan ini menambah kepercayaan diri pada timnya setelah pada pertandingan sebelumnya takluk dari Satya Wacana Salatiga pada laga seri kedua di Bandung, Jawa Barat.
Timnya sempat kehilangan motivasi karena kekalahan tersebut. Namun, mereka berusaha bangkit dengan berlatih lebih giat lagi.
Dengan melihat kemampuan Pacific saat mengalahkan Satria Muda Pertamina di Bandung, Rinaldo menginstruksikan agar pemainnya mematikan pergerakan beberapa pemain lawan. Alhasil, pemain kunci Pacific, seperti Luis Amable Jacobo, Taylor Thomas Statham, dan Anton Davon Waters, sulit mengembangkan permainannya.
”Permainan yang sangat ketat dan menarik. Kami berhasil menang karena kami bermain sesuai dengan rencana yang telah kami buat,” ujar Rinaldo.
Rinaldo mengaku, kemenangan ini memberikan motivasi yang lebih kepada timnya. Namun, mereka tidak akan larut dalam kegembiraan. Mereka akan fokus pada pertandingan selanjutnya melawan pemimpin klasemen sementara, Indonesia Patriots.
Sementara itu, kekalahan ini membuat kecewa Pelatih Pacific Caesar David Reynald Singleton. Ia kecewa karena pemainnya terlalu terburu-buru sehingga sering kehilangan bola. Mereka juga selalu kalah dari pemain lawan dalam perebutan bola muntah. Alhasil, NSH Jakarta mudah mencetak skor dalam situasi serangan balik cepat.
Singleton juga kecewa dengan para pemainnya yang terlihat egois di lapangan. Beberapa kali ia memanggil Jacobo ketika membuang-buang peluang karena memaksakan diri untuk mencetak skor.