Liverpool terus berlari kencang meninggalkan bayangannya sendiri, bahkan tim terhebat di Liga Inggris, seusai mengalahkan West Ham United 2-0. ”The Reds” menghidupkan kembali artefak yang sempat terpendam 124 tahun.
Oleh
Yulvianus Harjono
·4 menit baca
LONDON, KAMIS — Liverpool resmi menyandang tim terhebat dan paling dominan di Liga Inggris musim ini. Kini, tidak ada lagi klub Liga Inggris yang tidak bertekuk lutut di hadapan mereka seusai membekap West Ham United di Stadion London, Kamis (30/1/2020) dini hari WIB.
”The Reds” menggebuk West Ham 2-0 melalui penalti Mohamed Salah dan gol Alex Oxlade-Chamberlain pada laga tunda, kemarin. Berkat kemenangan atas tim berjuluk ”Palu Godam” itu, Liverpool kian tidak tersentuh di puncak klasemen dengan keunggulan 19 poin dari rival terdekatnya sekaligus juara bertahan, Manchester City.
Istimewanya pula, semua dari 19 tim lain di Liga Inggris, kini telah dikalahkan ”The Reds” musim ini tanpa pengecualian. Sejumlah tim, seperti Leicester City dan Wolverhampton Wanderes, bahkan dua kali mereka kalahkan di Liga Inggris musim ini. Catatan gemilang itu tidak pernah mereka raih sebelumnya, setidaknya di abad ke-20 dan 21.
Kali terakhir Liverpool tampil sangat dominan dan mengalahkan semua lawan yang dihadapinya adalah pada musim 1895-1896. Ketika itu, ”The Reds” yang masih sangat muda, yaitu berusia tiga tahun, tampil di divisi kedua Liga Inggris. Mereka menjadi juara sehingga promosi ke divisi pertama alias kasta paling elite di Liga Inggris.
Tidak heran, John Aldridge, mantan pemain Liverpool, menyebut tim ”The Reds” asuhan manajer Juergen Klopp saat ini berpeluang menjadi yang terbaik sepanjang sejarah. Selain menghidupkan kembali artefak atau sejarah kuno berusia ratusan tahun, Liverpool juga belum terkalahkan di 41 laga Liga Inggris secara beruntun.
Tidak kalah spektakulernya, mereka mengemas 70 poin dari 72 angka maksimal yang bisa diraih dari 24 laga Liga Inggris musim ini. Belum satu pun klub lain mampu melakukan itu sebelumnya. ”Apa yang mereka lakukan musim ini sangat konyol, hanya kehilangan dua poin sejauh ini. Jika mampu mempertahankan itu, mereka adalah Liverpool terbaik sepanjang masa,” ujar Aldridge dikutip Sky Sports.
Ibarat balapan, Liverpool kini berlari kencang sendirian di depan. Bayangannya bahkan tidak lagi mampu dilihat rival-rivalnya seperti Manchester City, Leicester City, dan Chelsea. Statistik berkata, perolehan poin ”The Reds” saat ini bahkan jauh meninggalkan bayangannya sendiri pada musim lalu. Tahun lalu, Liverpool mengemas 61 poin dari 24 laga.
Artinya, poin yang mereka raih di musim ini adalah sembilan angka lebih banyak dari musim lalu, yaitu saat nyaris menjadi juara Inggris dan hanya kalah satu poin dari City. Tak hanya itu, koleksi poin ”The Reds” musim ini bahkan melampaui City ketika menjadi juara di musim 2017-2018 dengan angka fantastis sekaligus rekor baru, yaitu 100 poin. City kala itu mengemas 65 poin dari 24 laga awal.
Supremasi Liverpool itu juga tecermin dari komentar David Moyes, Manajer West Ham, yang juga pernah menangani Manchester United seusai laga itu. ”Kapan dan bagaimanapun Anda mencoba menghentikan Liverpool, mereka selalu menemukan cara lainnya (untuk membuat gol dan menang). Mereka tengah bagus-bagusnya saat ini. Sebagai mantan manajer MU dan Everton (rival Liverpool), sulit bagi saya mengakui itu,” tutur Moyes.
Seperti dikatakan Moyes, Liverpool mampu konsisten dan mencetak dua gol meskipun tidak diperkuat salah satu penyerang andalannya, Sadio Mane, yang tengah cedera. Selaiknya tim juara, siapa pun pemain yang diturunkan bisa menjawab kepercayaan Klopp dengan baik. Itu salah satunya ditunjukkan Chamberlain. Gelandang serang yang jarang dimainkan musim ini itu menyumbang gol kedua ”The Reds”.
Menurut Klopp, performa menakjubkan para pemainnya, tidak terkecuali para pelapis seperti Chamberlain, adalah buah dari satu kata sederhana tetapi ”sakti”, yaitu kepercayaan. ”Saya percaya 100 persen kepada mereka. Saya bahkan rela memercayakan anak-anak saya untuk diasuh mereka meskipun terkadang mereka masih berbuat kesalahan konyol,” ujarnya.
Piala liga
Sementara itu, dari ajang Piala Liga Inggris, Manchester United menunjukkan geliat kebangkitan dengan membekap tim sekotanya, City, 1-0 di Stadion Etihad. Namun, itu tidak cukup meloloskan mereka ke final. City berhak lolos ke final Piala Liga berkat kemenangan 3-1 pada duel pertama semifinal di Old Trafford, 7 Januari.
Di final, yang akan digelar 1 Maret mendatang di Stadion Wembley, ”The Citizens” akan menghadapi Aston Villa yang sebelumnya menyingkirkan Leicester City. Manchester City berpeluang menjadi tim pertama setelah Liverpool di kurun 1981-1984 yang menembus final sekaligus menjuarai Liga Inggris untuk tiga kali beruntun atau lebih.
Di ajang Piala Liga, supremasi kini masih menjadi monopoli City. Mereka adalah juara bertahan Piala Liga dua musim terakhir. Pada final 2018, mereka melumat Arsenal 3-0. Lalu, musim berikutnya, mereka menjadi juara dengan mengalahkan Chelsea lewat adu penalti. (AFP/Reuters)