Atletico Madrid dalam situasi tidak ideal ketika menantang rival sekotanya, Real Madrid, di Santiago Bernabeu, Sabtu malam. Atletico tengah diterpa ”badai” menyusul absennya Joao Felix dan anjloknya performa tim.
Oleh
Yulvianus Harjono
·4 menit baca
MADRID, JUMAT — Awal musim ini, Real Madrid sempat dikhawatirkan terjatuh ke jurang krisis dan menatap musim buruk lainnya. Tidak mampu mengoptimalkan penyerang barunya, Eden Hazard—yang menderita cedera kambuhan—Real dipermalukan tetangganya, Atletico Madrid, 3-7, dalam laga pramusim pada Juli 2019.
Kekalahan memalukan itu lantas dikenang sebagai momen pramusim terburuk ”Los Blancos”, julukan Real, dalam 39 tahun terakhir. Seolah diterpa badai, derita Real berlanjut dengan kekalahan 0-3 dari Paris Saint-Germain dan 0-1 dari Real Mallorca di dua kompetisi berbeda. Di kubu sebaliknya, Atletico bak ”terbang” ke langit pada masa pramusim.
Mereka tampak menjanjikan dengan memenangi enam uji coba beruntun, termasuk atas Real dan Juventus. Joao Felix (20), bintang baru Atletico yang dibeli Rp 1,9 triliun dari Benfica, bahkan memborong dua gol dan tiga asis di kedua laga besar itu. Nama Felix lantas disejajarkan dengan Cristiano Ronaldo, mantan penyerang Real, saat itu.
Namun, separuh musim berlalu, kedua tim bak bertukar nasib. Alih-alih berjaya di musim ini, berkat investasi masif pada delapan pemain baru senilai Rp 3,7 triliun, Atletico justru gantian merana saat ini. Mereka tersingkir dini di babak 32 besar Piala Raja Spanyol seusai dikalahkan tim divisi ketiga, Cultural Leonesa, 1-3, pekan lalu.
Mereka kini juga terseok-seok di peringkat kelima Liga Spanyol. Dalam empat laga terakhirnya di berbagai kompetisi, tidak sekali pun Atletico bisa menang. Bahkan, tiga laga di antaranya berakhir dengan kekalahan, termasuk dari Real di final Piala Super Spanyol yang digelar di Arab Saudi, awal Januari lalu. Atletico gantian diterpa badai dan menjalani musim terburuknya dalam sembilan tahun terakhir.
Maka itu, kepercayaan diri mereka tengah rendah menatap derbi Madrid yang digelar di Stadion Santiago Bernabeu, Sabtu (1/2/2020) pukul 22.00 WIB. Apalagi, mereka tidak bisa diperkuat Felix. Penyerang yang mengemas empat gol dan satu asis untuk Atletico musim ini itu menderita cedera hamstring dan bakal absen sebulan. Celakanya pula, mereka juga tidak bisa diperkuat striker berpengalaman Diego Costa.
Upaya memburu striker baru, yaitu Edinson Cavani dari PSG, pada jendela transfer Januari ini tampak buntu. Padahal, Cavani setuju pindah ke Atletico. Namun, Atletico tidak bisa memenuhi permintaan PSG senilai Rp 303 miliar untuk striker tajam berusia 32 tahun itu. Pelatih Atletico Madrid Diego Simeone pun kini ada di situasi aneh, yaitu berjuang untuk mempertahankan pekerjaannya.
Meskipun posisinya kini masih dijamin aman oleh pemilik klub, kekalahan lain dari Real bakal kembali menyudutkannya. Ia butuh momentum menyalakan kembali api semangat timnya yang akhir-akhir ini meredup. Tiada momen kebangkitan yang lebih baik selain derbi Madrid, apalagi mereka tidak pernah memenanginya dalam empat tahun terakhir di liga itu.
”Kami perlu bekerja keras dan mencari jawaban (masalah di Atletico) dalam upaya meningkatkan kembali performa kami. Tidak perlu panik. Saya punya skuad bagus dan kami bertekad memenangi laga Sabtu (Derbi Madrid) ini,” ujar Simeone menjelang duel itu.
Namun, keinginan Simeone itu bakal sulit terwujud. Kontras dengan Atletico, Real kini tengah melesat. Mereka tidak lagi pernah kalah di 20 laga beruntun berbagai kompetisi sejak dibekap Mallorca, Oktober lalu. Bukan hanya keluar dari krisis, Real kini memuncaki klasemen sementara Liga Spanyol dengan keunggulan sepuluh poin dari Atletico dan menjadi juara Piala Super Spanyol.
Motivasi dan kepercayaan diri pun tengah tinggi di Real. Mereka enggan terjatuh kembali seperti awal musim ini. ”Kami kembali memuncaki klasemen setelah sekian lamanya tidak berada di sana. Kami harus melanjutkan momentum ini,” ujar Sergio Ramos, kapten tim sekaligus bek tengah Real, menyambut derbi Madrid.
Formula Zidane
Pelatih Real Madrid Zinedine Zidane agaknya telah menemukan formula mengatasi masalah di timnya seusai hijrahnya Ronaldo ke Juventus, 2018 lalu. Pada tahun pertamanya tanpa Ronaldo, Real mengakhiri musim 2018-2019 tanpa satu pun trofi dan finis ketiga di Liga Spanyol. Dua pelatih, yaitu Julen Lopetegui dan Santiago Solari, dipecat sebelum Real akhirnya kembali ditangani Zidane, Maret 2019.
Tidak adanya Ronaldo, ditambah cedera panjangnya Hazard, memaksa Zidane melakukan hal di luar kelazimannya, yaitu memprioritaskan pada pertahanan. Tidak satu pun pemain yang bebas beroperasi dan luput dari tugas bersama, yaitu melapis pertahanan ketika mereka kehilangan bola. Hasilnya menakjubkan. Real menjelma Atletico pada musim-musim lalu, yaitu sangat solid dan kuat dalam bertahan.
Pertahanan mereka adalah yang terbaik di Liga Spanyol, bahkan di lima liga utama Eropa, saat ini. Dari 21 laga, mereka baru kebobolan 13 gol. ”Kami bertahan dengan sangat baik akhir-akhir ini. Itu kekuatan kami,” ujar Zidane mengenai transformasi timnya saat ini.
Meskipun demikian, fokus ke pertahanan itu tidak mengurangi kegarangan mereka saat menyerang. Real, menariknya, juga menempati posisi teratas dalam hal kreasi serangan, yaitu rata-rata 16,2 tembakan per laga. Angka itu jauh melampaui milik Atletico (12,7) dan bahkan Barcelona (12,6). Dengan demikian, derbi Madrid malam ini bakal sangat menarik. (AFP/REUTERS)