Leicester City dan Chelsea memiliki misi nyaris serupa saat saling berhadapan, Sabtu malam, di Stadion King Power. Mereka kompak ingin mengusir rasa frustrasi menjelang ”liburan” musim dingin.
Oleh
Yulvianus Harjono
·3 menit baca
LEICESTER, JUMAT — Chelsea bisa menjadi sasaran pelampiasan kekesalan Leicester City yang baru saja tersingkir di semifinal Piala Liga Inggris. Energi ”Si Rubah” akan dihabiskan di duel kontra Chelsea, Sabtu (1/2/2020) pukul 19.30 WIB ini sebelum menjalani dua pekan liburan di Liga Inggris.
Leicester, yang kini diasuh Manajer Brendan Rodgers, tampil fenomenal musim ini. Tidak disangka-sangka mereka menggeliat di Liga Inggris dan menghuni peringkat ketiga. Performa mereka hanya kalah dari Liverpool dan Manchester City, dua tim berlimpah materi yang mendominasi Inggris dua musim terakhir ini.
Namun, memasuki pergantian tahun, ”keajaiban” mereka mulai meredup. Dari lima laga terakhirnya di berbagai kompetisi, mereka kalah tiga kali. Salah satu kekalahan itu, yaitu dari Aston Villa 1-2, Rabu lalu, berimbas pada musnahnya salah satu mimpinya, yaitu meraih trofi Piala Liga, musim ini. Mereka tersingkir di semifinal turnamen itu dengan agregat 2-3 dari Villa.
Kegagalan itu memaksa ”Si Rubah” kini memfokuskan perhatiannya pada dua ajang tersisa, yaitu Liga Inggris dan Piala FA. Finis di posisi empat besar Liga Inggris akhir musim ini menjadi target terbesar mereka. Kali terakhir mereka sukses melakukannya adalah empat musim silam, yaitu saat menjadi kampiun kejutan Liga Inggris dan lolos ke Liga Champions Eropa musim berikutnya.
”Setiap tim bakal menghadapi kerikil dalam perjalanannya masing-masing. Namun, kami harus menghadapinya sebagai faktor pelecut mengingat kami masih memiliki target di kompetisi-kompetisi lainnya. Saya melihat semangat di tim ini masih sangat besar,” ungkap Rodgers menjelang duel kontra Chelsea seperti dikutip NBC Sports.
Peluang menggapai target itu bakal terbuka lebar jika mampu membekap Chelsea, rivalnya yang tertinggal delapan poin di peringkat keempat. Kans itu cukup besar mengingat mereka bisa kembali diperkuat striker andalannya, Jamie Vardy, yang sempat dibekap cedera dan tidak tampil penuh ketika menghadapi Villa.
Vardy, yang mengemas 17 gol dari 22 laga Liga Inggris musim ini, akan menjadi pemain kunci di laga ini. Kecepatannya, terutama dalam skema serangan balik, bakal menjadi senjata mematikan Leicester dalam mengeksploitasi pertahanan Chelsea. Meskipun tampil ofensif dan eksplosif, Chelsea menyimpan kelemahan mendasar pada musim ini, yaitu inkonsistensi dan rapuhnya pertahanan.
Musim ini mereka telah kebobolan 32 gol dari 24 laga di Liga Inggris. Kinerja pertahanan itu yang terburuk di delapan tim teratas Liga Inggris bersama Tottenham Hotspur dan Wolverhampton Wanderes. Ironisnya pula, ke-32 gol kebobolan Chelsea itu lebih kerap dideritanya saat menghadapi tim-tim yang tampil defensif dan mengandalkan serangan balik cepat seperti Manchester United dan Leicester.
Pada duel sebelumnya, yaitu di Stamford Bridge, Agustus lalu, ”The Blues” ditahan Leicester 1-1. Salah satu gol itu didesain James Madisson, pemain kunci Leicester lainnya. Sempat dibidik tim-tim besar seperti MU pada jendela transfer Januari ini, Madisson ternyata tetap bertahan di Leicester. Itu bisa menjadi lecutan lainnya bagi ”Si Rubah” dalam menghadapi duel ini.
Inkonsistensi Chelsea
Di kubu sebaliknya, Manajer Chelsea Frank Lampard tidak kalah frustrasi melihat kondisi timnya akhir-akhir ini. Selain inkonsistensinya kinerja pertahanan, ketajaman mereka juga tengah menurun menyusul absennya striker Tammy Abraham yang cedera. Mereka pun hanya bisa sekali menang di tiga laga terakhirnya di berbagai kompetisi.
Lampard pun terang-terangan meminta klub merekrut striker baru untuk menambah amunisinya. Namun, hingga menjelang penutupan jendela transfer Januari, Jumat, belum satu pun pemain baru datang meskipun mereka sempat membidik sejumlah striker, seperti Edinson Cavani (dari Paris Saint-Germain) dan Dries Mertens (Napoli).
”Kami telah bekerja keras di depan gawang (lawan), tetapi hasilnya masih kurang. Itu (ketajaman) akan sangat menentukan kiprah kami,” ujar Lampard yang berharap Abraham kembali pulih pada laga kontra Leicester. (AFP)