Atlet panahan Riau Ega Agatha dan Diananda Choirunisa yang dipersiapkan untuk Olimpiade Tokyo 2020 berlatih di Surabaya karena belum dipanggil ke pelatnas. Mereka berlatih dengan melepas 200 anak panah sehari.
Oleh
DENTY PIAWAI NASTITIE
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Meskipun belum ada pemanggilan ke pelatnas, atlet panahan Riau Ega Agatha dan Diananda Choirunisa tetap berlatih di Surabaya. Latihan difokuskan untuk memperkuat mental dan konsentrasi guna mengikuti Olimpiade Tokyo 2020.
Pada Senin (3/2/2020), Riau Ega berlatih memanah pada pukul 10.00–14.00. Setidaknya 200 anak panah dilepaskan dari busur. Setelah istirahat, program dilanjutkan dengan latihan fisik dan meditasi untuk meningkatkan ketenangan dan konsentrasi.
Ega merupakan pemanah putra terbaik Indonesia yang pernah tampil di Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Dalam penampilan perdana di olimpiade itu, Ega mengalahkan pemanah nomor satu dunia dan kolektor empat emas Kejuaraan Dunia asal Korea Selatan, Kim Woo-jin, pada babak 32 besar. Namun, langkah Ega terheti di perempat final nomor recurve putra setelah kalah dari Mauro Nespali (Italia) dengan skor 0-6.
Belajar dari pengalaman itu, Ega mengatakan ia fokus mempersiapkan mental untuk tampil di Tokyo 2020. Persiapan mental dilakukan dengan rutin melakukan meditasi sebelum dan setelah latihan. Saat ada waktu senggang pada pagi dan malam hari, Ega juga bermeditasi.
“Waktu tampil di Rio de Janeiro, saya merasa sangat grogi karena tampil pertama kali. Sekarang, saya lebih mempersiapkan mental, dengan berlatih meditasi, dan menyiapkan pikiran positif,” kata pemanah putra pada nomor recurve ini, dihubungi dari Jakarta, Senin (3/2/2020).
Ega ditantang untuk tampil lebih baik di Olimpiade Tokyo 2020. Selain Ega, pemanah putri Diananda Choirunisa juga akan tampil di Tokyo untuk pertama kali. Tim panahan Indonesia mendapat anugerah dua tiket ke Olimpiade karena Korea dan China mendapat kuota tim penuh setelah berjaya di Kejuaraan Dunia 2019. Tiket Korea yang diraih melalui emas recurve putra saat Asian Games 2018 diberikan ke Riau Ega, yang memperoleh perak. Adapun tiket China, dari emas recurve putri Asian Games, dilimpahkan kepada Diananda yang juga meraih perak.Ega menjelaskan, selain latihan meditasi, ia juga lebih sering menonton video penampilannya dan calon lawan. Hal itu dilakukan agar Ega bisa mengetahui kelemahan dan kelebihan diri sendiri dan juga permainan lawan. “Dengan menonton video, saya ingin meminimalisiri kesalahan,” ujarnya.
Latihan di Surabaya, menurut Ega, cukup nyaman karena lokasinya tidak jauh dari penginapan. Ia hanya membutuhkan waktu 5-10 menit berjalan kaki dari penginapan ke tempat latihan di Lapangan panahan KONI Kertajaya. Sementara kalau sedang menjalani pelatnas di Cijantung, Jaktim, Ega dan kawan-kawan bisa menempuh perjalanan selama 1,5 – 2 jam dari penginapan ke tempat latihan.
Di Surabaya, peralatan juga tersedia lengkap. Apabila ada kerusakan busur atau anak panah, atlet bisa segera minta bantuan kepada tim teknisi yang berada menyatu di tempat latihan. Sementara saat berlatih di Cijantung, perbaikan peralatan bisa memakan waktu berminggu-minggu karena alat yang rusak harus dibawa ke tempa perbaikan yang jauh dari pelatnas. “Alasan lainnya, berlatih di Surabaya saya merasa nyaman karena dekat dengan keluarga,” ujar Ega.
Menuju Olimpiade Tokyo 2020, Ega belum tahu program training camp dan uji coba kejuaraan ke luar negeri. Hal itu disebabkan karena ia belum dipanggil oleh pelatnas. “Biasanya sih, kalau mau ada kejuaraan ke luar ngeri saya baru dipanggil ke Jakarta. Sambil menunggu panggilan itu, saya mempersiapkan diri di Surabaya dengan berlatih masksimal,” katanya.
Plt Ketua Umum PP Perpani Alman Hudri mengatakan, pemanggilan atlet pelatnas rencananya akan dilakukan pada Selasa (4/2/2020) ini. “Sore ini kami akan rapat untuk memanggil atlet pelatnas. Insya Allah, besok sudah ada pemanggilan atlet,” katanya.
Alman menjelaskan, rencananya ia akan memanggil tiga atlet putra dan tiga putri untuk bergabung dengan pelatnas. Lalu, pada Maret akan ada seleksi untuk mencari atlet-atlet pelapis. “Rencananya nanti akan ada pelatnas atlet jangka panjang untuk nomor compound untuk SEA Games 2021,” katanya.
Menurut Alman, pelatnas di Cijantung memang terkendala penginapan yang jauh dari tempat latihan. Oleh karena itu, ia sedang mencari jalan keluar untuk mendapatkan penginapan yang lebih dekat dengan tempat latihan. Ia juga sedang menyiapkan transportasi untuk memudahkan atlet.