Pembangunan sirkuit MotoGP Mandalika di NTB lebih maju dari jadwal yang direncanakan. Saat ini, tata letak dari sirkuit sudah terlihat. Pada Juni 2020, diharapkan lintasan balapan dapat selesai dibangun.
Oleh
Prayogi Dwi Sulistyo
·3 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Pembangunan Sirkuit Mandalika di Lombok, Nusa Tenggara Barat, dimulai sejak Januari dan saat ini telah mengalami kemajuan hingga 10 persen. Pada pertengahan tahun ini, diharapkan lintasan balapan itu sudah mulai terlihat sehingga pada 2021 dapat digunakan untuk lomba MotoGP.
Kepala Operasi Olahraga Mandalika Grand Prix Association (MGPA) Dyan Dilato mengatakan, saat ini tata letak dari sirkuit sudah terlihat. Pada Juni 2020, diharapkan lintasan balapan dapat selesai dibangun karena pada September sudah mulai pengaspalan.
Jika pembangunan tidak mengalami kendala, pada akhir tahun ini sirkuit bisa digunakan untuk uji coba. Dengan demikian, pada 2021 sirkuit siap dipakai untuk penyelenggaraan MotoGP dan Superbike.
”Untuk saat ini proses pembangunan sudah sesuai dengan jadwal yang ada,” ujar Dyan seusai peluncuran Motul GP Power dan GP Matic di Sentul Karting International Circuit, Bogor, Jawa Barat, Kamis (6/2/2020).
Adapun proses pembangunan Mandalika International Street Circuit (Sirkuit Mandalika) diawasi langsung oleh Dorna Sports sebagai penyelenggara MotoGP dan International Motorcycling Federation atau FIM.
Oleh karena itu, pembangunan sirkuit ini mengikuti prosedur yang sudah ditentukan, mulai dari desain, pengaspalan, drainase, sistem keamanan, hingga pusat medis. Sirkuit Mandalika akan memiliki 17 tikungan dengan lintasan sepanjang 4,31 kilometer. Sirkuit ini akan menjadi sirkuit jalanan yang dapat digunakan pengunjung untuk mencoba lintasan ketika berlibur ke Mandalika.
Adapun sirkuit yang mengusung konsep jalan raya sudah ada di Monako, Makau, dan Singapura. Perbedaannya, Sirkuit Mandalika bukan jalan raya yang dibuat sirkuit seperti ketiga tempat tersebut sehingga nanti akan lebih aman untuk penggunanya.
Selain untuk balapan MotoGP dan Superbike, kawasan ini juga akan menjadi obyek wisata. Karena itu, di sekitar sirkuit juga dibangun lapangan golf dan resor.
Alhasil, pembangunan sirkuit ini tidak hanya menguntungkan untuk penyelenggara, tetapi juga bagi masyarakat sekitar. ”Selain keuntungan ekonomi, pembangunan sirkuit juga berguna untuk membawa nama baik negara. Indonesia akan dipandang sebagai negara maju yang tidak hanya menjadi penonton,” ujar Dyan.
Ia menegaskan, pembangunan sirkuit ini tidak menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Adapun dukungan dari pemerintah diwujudkan dalam pembangunan infrastruktur, seperti pelabuhan, bandara, dan jalan raya.
Dyan menuturkan, kawasan ini akan menjadi obyek wisata sehingga pendanaannya pun berasal dari swasta yang menjadi sponsor. Salah satu pihak swasta yang akan mendukung terlaksananya MotoGP di Mandalika, yaitu Motul.
Perusahaan pelumas asal Perancis tersebut telah terlibat dalam berbagai ajang balap dunia. Mereka telah mensponsori beberapa sirkuit yang digunakan untuk MotoGP, antara lain di Argentina, Belanda, Jepang, dan Spanyol (Sirkuit Valencia).
Motul telah mendapatkan lisensi dari MotoGP. Mereka juga menjadi sponsor dua tim peserta MotoGP, yakni Team Suzuki Ecstar dan Reale Avintia Racing. Motul telah masuk di Indonesia sejak 20 tahun lalu.
Managing Director Motul Indonesia Carlo Savoca optimistis MotoGP dapat diadakan di Indonesia karena dukungan yang besar dari Presiden Joko Widodo. Karena itu, Motul ingin ambil bagian dalam proyek pembangunan ini.
Savoca ingin, Indonesia kembali menyelenggarakan MotoGP seperti pada 1996 dan 1997. Saat itu, MotoGP diselenggarakan di Sirkuit Sentul. Beberapa pebalap terkenal yang pernah menjadi juara pada dua tahun tersebut antara lain Michael Doohan (500 cc), Max Biaggi (250 cc), dan Valentino Rossi (125 cc).