Dua lifter yunior, Windy Cantika Aisyah dan Rahmat Erwin Abdullah, tidak menjadikan target lolos ke Olimpiade Tokyo 2020 sebagai beban. Mereka akan bertarung di Kejuaraan Asia Yunior yang termasuk turnamen kualidikasi.
Oleh
Denty Piawai Nastitie
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Meski punya peluang menembus Olimpiade Tokyo 2020, lifter yunior Windy Cantika Aisah dan Rahmat Erwin Abdullah tidak dibebani target terlalu tinggi. Semangat, motivasi, dan penampilan kedua lifter yang berusia 17 tahun itu penting dijaga untuk prestasi jangka panjang.
Pelatih lifter yunior, Jajang Supriatna mengatakan, target menembus Olimpiade tidak boleh menjadi beban untuk lifter yunior. “Tanpa menyebut target Olimpiade, kami memasang target angkatan untuk Windy Cantika. Memang ada kesempatan tampil di Tokyo. Kalau kesempatan itu terbuka, kami ambil, tetapi tidak boleh menjadi beban,” katanya saat ditemui di pelatnas angkat besi di Mess Kwini, Jakarta Pusat, Jumat (7/2/2020).
Jajang mengatakan, biasanya target Olimpiade diberikan untuk lifter yang sudah masuk usia senior, di atas 19 tahun. Adapun lifter yunior dibebankan target angkatan karena mereka masih dalam masa pertumbuhan. Semangat, motivasi, juga kondisi fisik atlet harus terus dijaga agar tidak cedera dan menganggu penampilan mereka ketika memasuki usia senior.
Menurut Jajang, dari pada memberikan target untuk lolos Olimpiade, tim pelatih angkat besi Indonesia sepakat untuk memberikan target perbaikan angkatan kepada Windy. “Setiap bulan, kami menargetkan agar angkatannya meningkat. Windy harus bisa mencapai target itu. Kami juga harus memperhatikan kondisi fisik dan mood setiap kali berlatih,” ujarnya.
Saat ini, Windy Cantika, Rahmat Erwin Abdullah, beserta enam liter muda lainnya dalam persiapan untuk tampil dalam Kejuaraan Asia Yunior pada 13-19 Februari 2020 di Tashkent, Uzbekistan. Kejuaraan yang termasuk dalam kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 ini akan menjadi kesempatan Windy dan Rahmat untuk mengumpulkan poin Olimpiade.
Berdasarkan aturan Federasi Angkat Besi Internasional (IWF) atlet harus menempati peringkat kedelapan dunia untuk tampil di Olimpiade. Atlet juga harus mengikuti minimal enam kejuaraan dalam periode kualifikasi. Setiap negara berhak mengirimkan satu atlet pada setiap kategori lomba.
Dari delapan lifter berusia di bawah 17 tahun yang menghuni pelatnas angkat besi, Windy dan Rahmat merupakan atlet yang paling berpeluang untuk tampil di Tokyo. Windy saat ini menempati peringkat keenam dunia untuk kelas 49 kilgram, sedangkan Rahmat duduk di peringkat ke-21 pada kelas 73 kg. Di kelas yang sama, Rahmat bersaing dengan lifter senior Triyatno.
Windy dan Rahmat terakhir kali tampil pada SEA Games Filipina 2019. Dalam penampilan perdana mereka, kedua atlet itu berhasil mengharumkan nama Indonesia dengan meraih masing-masing satu keping emas. Dua bulan setelah tampil di Manila, akhir November lalu, total angkatan kedua lifter meningkat.
Windy misalnya, dalam latihan mencetak angkatan total 196 kg, terdiri dari snatch 88 kg, dan clean and jerk 108 kg. Jumlah angkatan ini meningkat dari penampilan terakhirnya di SEA Games, yaitu angkatan total 190 kg. Jumlah angkatan total itu hanya berselisih 2 kg dari total angkatan lifter putri Sri Wahyuni Agustiani saat meraih medali perak kelas 48 kg di Olimpiade Rio de Janeiro 2016 dengan 192 kg (snatch 85 kg, clean and jerk 107 kg). Di Uzbekistan, Windy diharapkan bisa memperbaiki jumlah angkatannya.
Pelatih kepala Dirdja Wihardja mengatakan, Windy memperoleh poin peringkat dunia sebanyak 842 dari penampilannya di SEA Games. Apabila lifter putri asal Bandung itu bisa mengulang angkatannya di Uzbekistan, ia akan meraih 882 poin peringkat dunia. Jumlah poin peringkat Kejuaraan Asia Yunior merupakan yang tertinggi karena termasuk kejuaraan level emas. Adapun SEA Games termasuk level perak.
“Apabila poin diakumulasi dengan jumlah poin yang ada sekarang, Windy aman untuk tampil di Olimpiade,” katanya.
Beberapa hari menjelang Kejuaraan Asia Yunior, Windy dan Rahmat berlatih maksimal untuk memperbaiki penampilan mereka. Kedua lifter yunior ini berlatih teknik angkatan dan meningkatkan power agar bisa mengeluarkan penampilan terbaik.
“Selain itu, pola makan dan istirahat juga dijaga. Kadang-kadang kalau menjalani latihan berat, atlet susah tidur,” kata Erwin, ayah sekaligus pelatih Rahmat Erwin Abdullah.
Windy mengatakan, dirinya sudah siap menghadapi Kejuaraan Asia Yunior. Ini merupakan penampilan perdana Windy memasuki usia yunior 17 tahun. Sebelumnya, Windy tampil pada kategori remaja, yaitu untuk lifter berusia di bawah 17 tahun. “Memasuki usia yunior penampilan harus lebih baik lagi, karena lawan lebih banyak dengan jumlah angkatan yang berat. Saya berusaha menjalani selangkah demi selangkah, bagaimana hasilnya saya berserah kepada Tuhan,” tuturnya.