Sejumlah fasilitas di Stadion Mandala Krida Yogyakarta perlu segera diperbaiki untuk memenuhi standar dari FIFA agar dapat digunakan sebagai salah satu lokasi penyelenggaraam Piala Dunia U-20 2021.
Oleh
Nino Citra Anugrahanto
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS - Stadion Mandala Krida perlu banyak perbaikan agar dapat digunakan sebagai salah satu tuan rumah Piala Dunia U-20 2021, di Indonesia, tahun 2021. Perbaikan ini diharap bisa dimulai. Namun, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta masih menunggu detail teknis perbaikan sebelum melakukan pengerjaan fisik.
”Perbaikan harus segera dilakukan oleh pemerintah daerah, pusat juga perlu turun, agar Stadion Mandala Krida dapat digunakan maksimal pada ajang itu,” kata Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan, usai meninjau stadion tersebut, di Yogyakarta, Sabtu (8/2/2020).
Fasilitas stadion yang perlu ditambah dan diperbaiki adalah tempat duduk, ruang ganti, lampu lapangan, hingga papan skor. Stadion itu menggunakan model tribun beton, yang harus diganti dengan tempat duduk tunggal. Stadion itu juga belum dipasangi lampu lapangan sehingga tidak bisa digunakan untuk pertandingan malam hari.
Papan skor harus diubah dari manual menjadi digital. Adapun ruang ganti yang tersedia baru dua ruangan. Padahal, seharusnya tersedia empat ruang ganti untuk empat tim yang akan berlaga dalam sehari. Menurut rencana, stadion itu akan ditambahi fasilitas kolam untuk berendam air hangat bagi pemain usai berlaga.
Iriawan mengungkapkan, kelengkapan stadion yang disebutkan itu merupakan standar yang ditentukan FIFA. Semua itu harus dipersiapkan sungguh-sungguh jika memang ingin jadi tuan rumah penyelenggara. Pihaknya bersama FIFA berencana kembali meninjau kesiapan stadion pada Maret 2020. Dia mengharapkan sudah ada perkembangan dari penambahan fasilitas tersebut.
Kelebihan stadion tersebut, menurut Iriawan, adalah letaknya yang berada di tengah kota. Jarak antara hotel dan stadion tidak jauh sehingga bisa memangkas waktu perjalanan tim peserta, hanya sekitar 30 menit. Kota Yogyakarta juga dinilai cukup ramai sehingga memungkinkan penonton menyaksikan laga pada yang dipertandingkan.
Menunggu
Kepala Balai Pemuda dan Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta (BPO DIY) Eka Heru Prasetya menyampaikan, masih menunggu detail teknis perbaikan yang harus dilakukan. Ia tak ingin salah langkah memperbaiki stadion mengingat ada standar khusus yang harus dipenuhi. Pemerintah DIY telah menyiapkan anggaran senilai Rp 60 miliar untuk mengerjakan perbaikan stadion tersebut.
”Kami sudah berkirim surat lewat Asosiasi Provinsi PSSI DIY tentang detail teknis untuk pembangunannya. Setelah detail teknis itu diterima, kami akan segera meneruskan pengerjaan fisik. Harapannya, kami bisa segera menerima detail teknis tersebut,” kata Eka.
Selain meninjau stadion utama, Iriawan juga meninjau lapangan pendamping yang digunakan untuk latihan tim peserta. Ada lima lapangan yang ditinjau, yakni Lapangan Panahan Kenari, Stadion Pancasila UGM, Stadion UNY, Lapangan Yogya International School, dan Stadion Sultan Agung.
Dari lima lapangan tersebut, Lapangan Panahan Kenari paling menarik perhatian Iriawan. Jarak lapangan itu hanya 900 meter dari Stadion Mandala Krida. Luas lahan kompleks lapangan tersebut sekitar 5,1 hektar. Daerah di sisi selatan sebagian besar digunakan sebagai lapangan panahan. Adapun di sisi utara, sebagian lahan digunakan sebagai lapangan sepak bola. Ada dua lapangan sepakbola di sisi tersebut.
“Ini cukup bagus. Dekat dengan stadion utama. Tanahnya cukup rata dan luas. Lapangan atau arealnya sudah ada. Minimal dua lapangan sudah siap. Kalau bisa, saya ingin ada tiga lapangan pendukung latihan. Biar semua bisa terkonsentrasi di sini,” kata Iriawan.
Namun, ada kendala jika ingin membuat area tersebut menjadi tiga lapangan. Terdapat pohon beringin yang tumbuh di antara dua lapangan tersebut. Pohon itu harus dipindahkan jika area itu dibuat menjadi tiga lapangan.
“Sulit untuk mencabut atau memindahkan. Kemungkinan solusinya adalah menggeser lapangan panah. Tentu harus minta izin pemerintah daerah untuk menggeser lapangan panah. Kalau lapangan pendukung latihan lainnya sudah cukup bagus,” kata Iriawan.