Epidemi virus korona, yang bermula dari Wuhan, China, terus berdampak luas ke penyelenggaraan olahraga. Terakhir, epidemi itu mengakibatkan ditundanya ASEAN Para Games 2020 di Filipina pada 20-28 Maret mendatang.
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·4 menit baca
SOLO, KOMPAS - Penyelenggaraan ASEAN Para Games 2020 di Filipina pada 20-28 Maret kembali ditunda menyusul penyebaran virus korona. Penundaan itu dilakukan hingga batas waktu yang belum ditentukan. Kelanjutan pemusatan latihan ASEAN Para Games yang diikuti 300 atlet di Solo, Jawa Tengah, hingga saat ini belum diputuskan.
Ketua Umum Komite Paralimpiade Nasional (NPC) Indonesia Senny Marbun mengatakan, pihaknya telah menerima surat resmi dari ASEAN Para Sports Federation (APSF) tentang penundaan ASEAN Para Games (APG) Filipina, Senin (10/2/2020). Penundaan itu dipicu kekhawatiran penyebaran virus korona.
Filipina merupakan negara pertama di luar China yang melaporkan adanya kasus kematian akibat Korona. “Filipina sendiri tidak berani mengambil risiko. Oleh karena itu, ASEAN Para Games diundur. Sampai kapan diundur, itu masih tentatif,” kata Senny di Solo, Selasa (11/2/2020).
Rima Ferdiyanto, Wakil Sekretaris Jenderal Komite Paralimpiade Nasional Indonesia yang juga Koordinator Pelatnas ASEAN Para Games NPC Indonesia, mengatakan, Komisi Olahraga Filipina telah mengajukan permintaan penundaan APG 2020 kepada APSF pada pada 7 Februari 2020. Menanggapi permintaan itu, APSF menawarkan seluruh NPC negara-negara Asia Tenggara agar APG 2020 ditunda hingga waktu tidak ditentukan.
Hal itu lantaran tidak diketahui sampai kapan wabah virus korona akan mereda. APG 2020 tetap digelar di Filipina dan tuan rumah wajib memberitahukan kepada negara peserta selambat-lambatnya 60 hari sebelum pelaksanaan.
Atas tawaran APSF itu, Thailand dan Singapura memberikan syarat batas maksimal penundaan adalah September 2020 mendatang. Jika lebih dari itu, kedua negara itu tidak akan mengikuti ASEAN Para Games (APG) 2020.
Sementara itu, Kamboja menginformasikan pembatalannya mengikuti ajang APG 2020. Adapun NPC Indonesia memahami alasan penundaan itu dan berkomitmen untuk mengikutinya di kemudian hari. “Kita menunggu wabah virus korona ini mereda dan menunggu undangan 60 hari sebelum hari pelaksanaan,” ujarnya.
Menunggu arahan Kemenpora
Terkait keberlanjutan pelatnas APG 2020 yang kini tengah dijalani 300 atlet di Solo, Senny mengatakan, NPC Indonesia saat ini menunggu arahan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga. Namun, pihaknya berharap pelatnas tidak dihentikan sementara. Hingga kemarin, para atlet masih menjalani latihan rutin. “Kami berharap pemusatan latihan tidak terputus. Kalau sampai terputus, akan susah untuk mengembalikan performa atlet. Harus mulai dari awal lagi,” katanya.
Rima menambahkan, NPC Indonesia tengah menggodok sejumlah pola solusi untuk menghadapi situasi ini. Jika pelatnas terpaksa dihentikan sementara, para atlet akan dipulangkan dulu dan dipanggil lagi setelah ada kepastian penyelenggaraan APG 2020. Untuk itu, kini tengah dibahas rencana waktu pemulangan dan pemanggilan kembali para atlet.
“Itu khusus untuk atlet ASEAN Para Games. Kalau atlet-atlet yang menjalani program Road To Paralympic Tokyo tidak ada yang pulang. Mereka terus sampai September tinggal di Solo untuk pelatnas,” katanya.
Rima mengatakan, pemulangan yang terlalu lama akan berdampak menurunnya performa atlet sehingga bakal kesulitan untuk mengangkat performa mereka lagi. Karena itu, NPC Indonesia berharap pelatnas dapat tetap dilanjutkan untuk ajang pembinaan jangka panjang.
Jikapun APG akhirnya dibatalkan, pelatnas tetap akan berguna sebagai persiapan menghadapi ajang serupa berikutnya. “Pelatnas itu untuk meningkatkan performa atlet. Jadi, apabila ada event, kita ikuti. Apabila tidak ada event ya untuk persiapan tahun 2021,” ujarnya.
Diakui Rima, butuh anggaran besar untuk melanjutkan pelatnas APG. Setiap bulan dibutuhkan dana rutin sebesar Rp 10 miliar di luar try out dan peralatan. “Kalau ada try out dan penambahan peralatan, kebutuhan dana tambah lagi,” katanya.
Penundaan ASEAN Para Games 2020 di Filipina ini merupakan yang kedua kali. Semula ajang olahraga bagi atlet-atlet penyandang disabilitas se-ASEAN ini akan digelar pada 18-24 Januari 2020. Akan tetapi, Panitia Penyelenggara APG Filipina (Philapgoc) memutuskan memundurkan penyelenggaraan menjadi 20-28 Maret.
Rima menambahkan, akibat penyebaran virus korona, NPC Indonesia juga batal mengirimkan 155 atlet pelatnas ASEAN Para Games mengikuti kompetisi The International Wheelchair and Amputee Sports Federation (IWAS) World Games di Thailand. Semula ajang tersebut akan digelar 20-28 Februari 2020, namun diundur menjadi 2-9 April 2020 lantaran para peserta dari negara-negara di Eropa membatalkan keikutsertaaan mereka karena khawatir penyebaran virus korona.
“Kami batalkan pengiriman atlet ke IWAS karena tingkat penyebaran korona di Thailand tinggi juga. Jadi, kami nggak mau risiko kirim atlet ke sana,” katanya.