Prefektur Fukushima di Jepang pernah menjadi saksi bencana alam dan nuklir yang mengerikan. Sembilan tahun berlalu, melalui Olimpiade 2020, Fukushima menjadi "garda depan" Jepang mengusir fobia bencana dan virus korona.
Oleh
M Ikhsan Mahar dari Fukushima, Jepang
·4 menit baca
Fukushima sempat disebut wilayah sangat berbahaya di Jepang menyusul gempa-tsunami yang diikuti kebocoran reaktor pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima Daichi, 2011 silam. Setidaknya 2.203 orang tewas akibat musibah beruntun itu. Ribuan orang pun dievakuasi.
Namun, lewat Olimpiade 2020 pada Juli mendatang, Pemerintah Jepang ingin menunjukkan Fukushima kini aman untuk tamu dunia. Padahal, akhir-akhir ini, sejumlah negara membatasi kegiatan olahraga serta menutup diri, khususnya dari tamu-tamu asing asal China akibat wabah virus korona.
“Kami sudah merasakan bencana besar dan bisa melaluinya. Bahaya virus korona pun juga pasti bisa diatasi pemerintah,” ujar Hiromasa (65), warga Fukushima, yang ditemui Kompas di Jepang akhir pekan lalu.
Jepang, negara yang sangat akrab dengan bencana, menyebut Tokyo 2020 sebagai "olimpiade pemulihan". Mereka ingin mengusir fobia bencana sekaligus mengembalikan kepercayaan dunia kepada Fukushima. Maka itu, selain menjadi salah satu kota tuan rumah, Fukushima juga ditunjuk sebagai titik nol pawai obor Olimpiade 2020.
Wilayah yang dulu nyaris lumpuh itu kini menggeliat. Toko-toko, restoran, perkantoran kembali dibuka, adapun industri pertanian dan pertenakan kembali menggeliat setelah sempat vakum hingga dua tahun seusai bencana itu.
Menurut Wakil Direktur Divisi Revitalisasi Area Evakuasi Prefektur Fukushima Hideki Yoshida, sejak 2011, pemerintah Fukushima dan pemerintah pusat telah melakukan program ketat untuk menurunkan tingkat radiasi di wilayah itu. Sejak Juli 2019, angka radiasi rata-rata di Fukushima berada di angka 0,14 dari sebelumnya 2,74 mikrosiever per jam.
Alhasil, 97,5 persen dari wilayah Prefektur Fukushima kini dinyatakan aman dihuni kembali manusia. Kota Futaba dan Fukushima di jantung prefektur itu bahkan dinyatakan bebas dari radiasi nuklir.
Fukushima kini menghadapi tantangan terbaru untuk mencegah bencana wabah korona. Olimpiade, pekan olahraga paling bergengsi sejagat, berpotensi menjadi sumber pandemi virus korona karena bakal dipenuhi atlet dan penonton dari berbagai wilayah di dunia.
Tiket acara pembukaan dan sejumlah nomor pertandingan di Olimpiade itu pun ludes terjual sejak Juli tahun lalu. Rumor pembatalan Olimpiade itu pun sempat beredar, meskipun akhirnya dibantah Jepang.
Wabah korona sejauh ini telah membatalkan atau menunda banyak perhelatan olahraga, seperti ASEAN Paragames Filipina 2020, Formula E di China, Maraton Hong Kong, hingga sepak bola Liga Super China.
Seperti diberitakan The Guardian, tim nasional sepak bola putri China bahkan sempat dikarantina dua pekan di hotel mereka ketika tiba di Brisbane, Australia, untuk menjalani laga kualifikasi Olimpiade 2020, akhir pekan lalu.
Namun, kesulitan itu tidak mematikan api semangat mereka. Timnas putri China tetap berlatih rutin dengan menjadikan koridor hotel itu sebagai "lapangan" dadakan. Hal serupa dilakukan Wang Shuang, bintang tim itu yang pernah memperkuat klub putri Paris Saint-Germain di Perancis.
Meskipun terisolasi di apartemennya di Wuhan, Shuang enggan hidup dalam ketakutan dan ketidakberdayaan. Ia tetap berlatih di atap apartemennya.
Upaya mengusir fobia virus korona, tanpa mengurangi kewaspadaannya, juga digencarkan otoritas Jepang. Wakil Direktur Promosi Olimpiade dan Paralimpik 2020 Prefektur Fukushima Jun Suzuki memastikan seluruh arena Olimpiade 2020 melakukan prosedur penangkalan penyebaran korona.
Hal serupa dilakukan di kota lainnya, Tokyo. Jepang akan mewajibkan setiap orang, terutama dari China, mengirimkan riwayat perjalanan dan kesehatannya sebelum masuk ke Jepang. Pemantauan intensif juga dilakukan bagi para atlet dan penonton yang hadir.
Berbagai upaya untuk mencegah virus korona terasa di Tokyo, kota yang akan menjadi lokasi pertandingan mayoritas cabang olahraga. Seluruh tempat umum, mulai dari stasiun, terminal, bandara, mal, pusat pembelanjaan, lokasi wisata, hingga hotel menyediakan alat pencuci tangan (hand sanitizer).
Yoshida (30), yang ditemui di kawasan Chiyoda City, Tokyo, mengatakan, persoalan virus korona telah menjadi atensi masyarakat Tokyo. Meskipun demikian, lanjutnya, masyarakat telah memiliki kesadaran untuk menjaga kesehatannya, terutama untuk menggunakan masker di tempat umum.
Ketika disinggung mengenai dampak virus korona bagi Olimpiade 2020, Yoshida yakin pemerintah Jepang telah memiliki strategi dan perencanaan yang matang untuk memastikan keberhasilan agenda olahraga terbesar di dunia itu.
“Kami berharap Olimpiade 2020 tetap berlangsung sesuai rencana. Menyelenggarakan Olimpiade adalah sebuah kehormatan bagi Jepang,” ucapnya ketika berbincang dengan Kompas, Senin lalu.
Presiden Pusat Pers Asing Jepang Kiyotaka Akasaka, yang ditemui di Tokyo, mengatakan, secara umum, isu virus korona tidak menganggu persiapan Olimpiade 2020 di sejumlah wilayah yang akan menyelenggarakan pertandingan. Pembangunan sarana pertandingan dan wisma atlet telah memasuki tahap akhir atau proses pengerjaannya telah 95 persen.
Akasaka menjelaskan, pemerintah di Tokyo telah menyiapkan pusat-pusat karantina terhadap untuk para individu yang terpapar virus itu. Salah satu pusat karantina itu berada di Yokohama yang berjarak sekitar 35 km dari Tokyo. Di sana, pemerintah Jepang telah merawat sepuluh penumpang kapal pesiar Diamond Princess yang positif terpapar virus korona sejak awal Februari lalu.
Khusus di hotel, para pengelola tempat penginapan juga telah menganjurkan setiap pengunjung untuk menjaga kesehatan dan segera melaporkan diri apabila memiliki gangguan kesehatan, terutama demam tinggi. Himbauan itu tertulis dalam selembar kertas yang tersedia di setiap kamar hotel.
"Sangat penting menghentikan ketakutan (korona) karena itu lebih cepat menyebar ketimbang virusnya sendiri," ujar Craig Spence, juru bicara Komite Paralimpiade Internasional, mencoba tetap optimis di tengah wabah virus korona yang belum berhenti seperti dikutip ESPN.(JON)