Kemenpora juga tidak akan membubarkan pelatnas ASEAN Para Games, walaupun para atlet akan dipulangkan sementara ke daerah untuk menyiasati keterbatasan anggaran.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Kemenpora berharap penyelenggaraan ASEAN Para Games 2020 Filipina tidak dibatalkan untuk mempertahankan semangat latihan atlet paralimpiade Indonesia. Kemenpora juga tidak akan membubarkan pelatnas, walaupun para atlet akan dipulangkan sementara ke daerah untuk mengatasi keterbatasan anggaran.
Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewa Broto dihubungi dari Jakarta, Kamis (13/2/2020), mengatakan, penundaan ASEAN Para Games 2020 yang dijadwalkan Maret hingga batas waktu yang tidak bisa ditentukan memang berdampak negatif terhadap anggaran Kemenpora. Kendati demikian, pihaknya tidak akan mendesak tuan rumah untuk membatalkan gelaran dua tahunan tersebut.
Menurut Gatot, gelaran itu sangat penting untuk keberlanjutan pembinaan para atlet paralimpiade. Apalagi mereka sudah menjalani pelatnas selama kurang lebih setahun terakhir. Mereka pun sudah rela meninggalkan keluarga untuk mengikuti pelatnas. Apabila ASEAN Para Games dibatalkan, mereka pasti akan terpukul.
”Para atlet paralimpiade ini sangat bersemangat untuk berlomba. Kalau sampai ASEAN Para Games batal, mereka pasti sangat kecewa. Ini pasti akan memengaruhi kondisi psikologis mereka. Itu bisa saja mengganggu kontinuitas semangat latihan mereka kemudian. Apalagi, kejuaraan untuk atlet paralimpiade ini tidak banyak, terutama di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara,” ujarnya.
Atas dasar itu, Gatot menuturkan, pihaknya akan berkomunikasi dengan Komite Paralimpiade Nasional (NPC) Indonesia untuk membahas kepastian gelaran itu. Mereka juga berusaha agar tuan rumah ataupun Panitia Penyelenggara ASEAN Para Games Filipina (Philapgoc) bisa memberikan kepastian kapan gelaran itu akan dilaksanakan.
”Sebagaimana informasi dari KBRI di Manila, Filipina, kita paham saat ini Filipina sudah siaga dua untuk wabah virus korona. Tetapi, jadwal ASEAN Para Games Filipina juga butuh kepastian agar setiap negara peserta bisa menyiapkan diri, terutama mengelola anggaran untuk pelatnas masing-masing. Kami akan berusaha komunikasi dengan NPC, bahkan pihak panitia agar segera dapat kepastian gelaran tersebut,” katanya.
Sejauh ini, lanjut Gatot, mereka dapat informasi bahwa tuan rumah akan memberikan kepastian informasi mengenai gelaran itu 60 hari sebelum hari penyelenggaraan. Jika perhitungannya demikian, Kemenpora memperkirakan gelaran itu baru dilaksanakan paling cepat Juli atau paling lambat akhir tahun ini.
”Gelaran itu tidak mungkin dilaksanakan pada Mei atau Juni ini karena sudah masuk masa bulan Ramadhan dan Idul Fitri. Jadi, paling cepat, mungkin pada Juli. Atau, selambat-lambatnya pada akhir tahun ini,” tuturnya.
Dengan perkiraan itu juga, Gatot menyampaikan, pihaknya tidak akan membubarkan pelatnas ASEAN Para Games 2020. Namun, para atlet akan dikembalikan sementara ke daerah masing-masing. Mereka akan dipanggil kembali untuk pelatnas 60 hari atau dua bulan sebelum gelaran itu dilaksanakan.
Kebijakan itu juga untuk mengantisipasi keterbatasan anggaran Kemenpora. Adapun Kemenpora hanya menyediakan anggaran sebesar Rp 80 miliar untuk pelatnas ASEAN Para Games maksimal sampai Maret, dan Paralimpiade Tokyo 2020. Kalau pelatnas dikembalikan ke daerah untuk sementara sejak sekarang, Kemenpora bisa menghemat anggaran pelatnas ASEAN Para Games untuk dua bulan ke depan.
Dengan demikian, ketika para atlet kembali dipanggil ke pelatnas, Kemenpora tetap ada anggaran untuk mempersiapkan mereka selama dua bulan sebelum ASEAN Para Games. ”Kalau pelatnas terus dijalankan, anggaran tidak mencukupi. Jadi, solusi terbaik menghemat anggaran mereka untuk pelatnas dua bulan. Nanti, atlet kembali dikumpulkan selama dua bulan sebelum gelaran dengan catatan sudah dapat informasi dari tuan rumah yang berjanji menyampaikannya 60 hari sebelum gelaran tersebut dilaksanakan,” ujar Gatot.
Sebelumnya, Plt Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional Kemenpora Chandra Bhakti menjelaskan, kalau pelatnas ASEAN Para Games terus berlanjut, anggaran untuk mereka akan membengkak. Estimasi tambahan anggaran itu, yakni sekitar Rp 10 miliar per bulan. Adapun jumlah atlet Indonesia untuk pelatnas ASEAN Para Games mencapai 300-an orang.