Setelah balapan F1 seri China ditunda karena wabah virus korona, kini giliran seri Vietnam yang juga berisiko ditunda. Itu menyusul merebaknya virus Covid-2019 di wilayah Son Loi, sekitar 40 kilometer dari Hanoi.
Oleh
Agung Setyahadi
·3 menit baca
LONDON, KAMIS — Tim Formula 1 McLaren terus memantau perkembangan virus korona di Vietnam untuk memastikan keselamatan anggota timnya sebelum balapan musim 2020 bergulir. Saat ini, seri balapan F1 Vietnam yang akan berlangsung di sirkuit jalan raya Hanoi masih sesuai jadwal pada 5 April. Sementara seri China di Shanghai, pada 19 April, sudah dipastikan ditunda oleh pengelola F1 dan FIA pada Rabu lalu.
Virus korona, yang oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dinamai resmi Covid-2019 itu sudah masuk ke Vietnam dan kini menjadi perhatian serius setelah wilayah Son Loi, sekitar 40 kilometer dari Hanoi, dikarantina selama 20 hari mulai Kamis (13/2/2020). Di wilayah yang dihuni sekitar 10.000 jiwa itu dilaporkan telah ditemukan enam kasus positif terinveksi Covid-2019 pada hari diberlakukan karantina.
Virus korona yang pertama ditemukan di Wuhan, China, pada tahun lalu telah menyebar ke lebih dari 24 negara serta menyebabkan kematian lebih dari 1.300 jiwa. Kasus meninggal terakhir terjadi di Jepang. Menteri Kesehatan Jepang Katsunobu Kato, Kamis, mengatakan, seorang perempuan berusia 80 tahun yang tinggal di Perfektur Kanagawa meninggal karena Covid-2019. Jepang tahun ini akan menggelar ajang olahraga besar, Olimpiade Tokyo, pada 14 Juli-9 Agustus.
Hal ini menjadi perhatian serius dunia. Bahkan, sejumlah agenda olahraga telah dibatalkan atau ditunda, termasuk balapan F1 seri China. Perkembangan wabah ini pun menjadi perhatian CEO McLaren Zak Brown yang menegaskan bahwa dirinya tidak akan menempatkan karyawannya dalam situasi yang tidak nyaman. Oleh karena itu, pihaknya terus memantau perkembangan virus korona di Vietnam yang berbatasan langsung dengan China.
”Sudah pasti keselamatan McLaren dan seluruh dunia menjadi yang terpenting,” ujar Zak Brown saat acara peluncuran mobil F1 2020 mereka MCL35 di Woking, Inggris, Kamis waktu setempat, dikutip Autosport.
”Vietnam belum menaikkan perhatian sebagai potensi masalah. Namun, yang pasti negara ini berdekatan dan bertetangga (dengan China). Jadi, kami akan memantau situasinya,” ujar Brown.
Kami sudah pasti tidak akan melakukan apa pun yang bisa menempatkan karyawan kami dalam bahaya. Jadi menurut saya, seperti yang dilakukan di seluruh dunia, kami akan memonitor situasinya.
Jika seri Vietnam dibatalkan atau ditunda, akan ada dua seri beruntun, yaitu seri ketiga (Vietnam) dan keempat (China), yang menyebabkan kekosongan selama empat pekan. Balapan berikutnya akan bergulir di Belanda pada 3 Mei. Formula 1 dijadwalkan bergulir mulai seri Australia pada 15 Maret, disusul seri kedua di Bahrain pada 22 Maret.
Situasi baru dan genting
Jeda empat pekan itu, menurut Brown, akan menjadi situasi yang baru di ajang F1. Namun, dia menegaskan bahwa yang terpenting adalah keselamatan semua orang di tengah wabah virus korona. ”Saya tahu, dulu ada beberapa balapan pernah ditunda, tetapi tidak segenting yang kita hadapi saat ini,” ujarnya dikutip Crash.
”Kami hanya akan bereaksi saat kami mengetahui lebih banyak. Ini sama pada semua orang. Pertama dan yang paling utama ini adalah situasi yang sangat buruk bagi dunia. Jadi, semoga keadaan ini bisa segera diselesaikan,” lanjut Brown.
Skenario terkait penundaan seri balapan ini menjadi masalah baru bagi pengelola F1. Mengalihkan jadwal balapan seri China ke waktu lain sangat sulit karena jadwal yang padat sepanjang tahun. F1 masih berusaha mencari celah tanggal penyelenggaraan seri China jika situasinya membaik.
Namun, CEO F1 Chasey Carey menegaskan akan sangat sulit mencari waktu lain untuk menggeser jadwal balapan 2020. ”Sudah pasti akan sulit memasukkan sesuatu dalam jadwal. Kami belum benar-benar membahas berbagai kemungkinan. Namun, menurut saya, itu sesuatu yang sulit untuk diselesaikan,” ujarnya dikutip The Guardian, Rabu lalu.
Pengelola F1 terus bekerja sama dengan sejumlah pihak berwenang terkait dengan masalah wabah virus korona ini. Mereka menegaskan keselamatan dan keamanan semua orang menjadi prioritas utama.