Lazio dan Inter Milan tidak lagi berebut tiket Liga Champions di Stadion Olimpico seperti dua tahun lalu. Kini mereka akan saling jegal untuk memperebutkan peluang merebut gelar juara Liga Italia.
Oleh
D HERPIN DEWANTO PUTRO
·3 menit baca
ROMA, MINGGU — Pada akhir Mei 2018, Lazio dan Inter Milan saling jegal di Stadion Olimpico, Roma, untuk memperebutkan posisi keempat klasemen Liga Italia dan satu tiket Liga Champions. Berkat gol kemenangan dari Matias Vecino, Inter mampu memenangi laga itu.
Dua tahun kemudian, kedua kesebelasan itu bertemu lagi untuk memperebutkan hadiah yang lebih besar, yakni scudetto alias gelar juara Liga Italia.
Olimpico sekali lagi akan menjadi saksi pertarungan hidup dan mati dua kesebelasan tersebut, Senin (17/2/2020) pukul 02.45 WIB. Lazio sebagai tuan rumah berkesempatan menggusur Inter dari puncak klasemen sementara, sedangkan Inter memiliki tugas berat mempertahankan posisinya sekarang.
Lazio kini berada di peringkat ketiga dengan 53 poin dan Inter mengantongi 54 poin. Inter unggul dalam jumlah selisih gol sehingga berhak berada di puncak klasemen, sedangkan Juventus yang juga memiliki 54 poin berada di peringkat kedua.
Meningkatnya gengsi duel di Olimpico ini menjadi cermin kematangan Lazio dan Inter dalam dua tahun terakhir. Pelatih Lazio Simone Inzaghi dengan sabar belajar dari kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan dan kini semakin solid dengan sejumlah pemain yang setia.
Adapun sejak dua tahun lalu, ketika mendapat tiket ke Liga Champions untuk pertama kali dalam enam tahun, Inter sebenarnya sudah mulai menjalankan transformasinya. Pelatih Inter waktu itu, Luciano Spalletti, mewariskan kerangka dasar tim bagi pelatih saat ini, Antonio Conte.
Di tangan Conte, perubahan di tubuh tim semakin progresif. Para pemain yang kerap bermasalah, seperti Mauro Icardi, dibuang dan Conte mendatangkan para pemain yang sesuai dengan gaya bermainnya, seperti Romelu Lukaku.
Pada akhirnya, Lazio dan Inter kini menjadi dua tim yang ”bersekutu” untuk merobohkan dominasi Juventus dalam delapan musim terakhir. Khusus ketika bertemu di Olimpico, mereka akan kembali saling jegal dan Juventus ikut berharap cemas.
Juventus pantas cemas karena ada satu skenario yang mereka inginkan. Jika duel antara Lazio dan Inter ini berakhir imbang dan setiap tim hanya mendapat satu poin, Juventus yang akan diuntungkan. Skuad ”Nyonya Besar” bisa kembali ke puncak klasemen jika bisa mengalahkan Brescia pada laga lainnya, Minggu (16/2/2020) malam.
Menahan diri
Inzaghi dan Conte sama-sama menyadari posisi dan peluang mereka ini. Namun, mereka berdua juga berusaha menahan diri untuk merasa sudah hebat. Di depan publik, mereka menyatakan bahwa Juventus adalah raksasa yang sedang terlelap dan tetap berbahaya jika sudah bangun.
”Juventus selalu selangkah lebih maju, baik dalam program latihan, ide, maupu kualitas skuad yang dimiliki,” ujar Inzaghi, dikutip Tuttosport. Oleh karena itu, Inzaghi menyatakan bahwa mereka tidak terobsesi untuk mengudeta Si Nyonya Besar pada musim ini.
Namun, Inzaghi mengatakan, skuadnya sekarang telah berbeda. Mereka tidak perlu lagi melihat ke belakang seperti pada dua tahun lalu ketika mereka kalah dari Inter dalam perebutan tiket Liga Champions. Kekalahan itu terjadi akibat kesalahan mereka sendiri.
Kini, Inzaghi bukan lagi menghadapi Inter versi Spalletti, melainkan versi Conte yang lebih berbahaya.
Kami harus berhati-hati ketika tidak memegang bola. Kami juga harus bisa terus menekan agar Inter tidak bisa membangun serangan.
Conte juga menahan diri untuk tidak merendahkan status Juventus, klub yang pernah ia antar menuju dominasi Serie A pada 2012. ”Saya akan menyebut laga ini (Lazio melawan Inter) sebagai duel di antara dua orang luar dalam perebutan gelar. Itu definisi yang tepat,” ujarnya.
Bagi Conte, laga kontra Lazio ini merupakan laga yang akan sulit dijalani. Ia menilai, Inzaghi telah melakukan pekerjaan hebat dalam membangun tim. Pada pertemuan pertama musim ini, akhir September 2019, Inter hanya bisa menang tipis 1-0 atas Lazio di Stadion Giuseppe Meazza. Conte meyakini, Lazio akan lebih tangguh di Olimpico dengan dukungan dari para suporter fanatiknya.
Adapun tim penghuni Olimpico yang menjadi rival Lazio, AS Roma, menelan kekalahan 1-2 dari Atalanta pada laga lainnya, Minggu dini hari WIB. Kemenangan Atalanta ini menjadi motivasi lainnya bagi Lazio untuk mengalahkan Inter. Atalanta kini berada di peringkat keempat dengan 45 poin dan memaksa Lazio untuk bisa terus menjaga jarak.