Setelah tiga tahun berturut-turut merajai bulu tangkis beregu putra Asia, saatnya Anthony Sinisuka Ginting dan kawan-kawan membuktikan diri pada putaran final Piala Thomas di Aarhus, Denmark.
Oleh
Yulia Sapthiani
·4 menit baca
MANILA, MINGGU - Untuk ketiga kalinya beruntun, tim bulu tangkis putra Indonesia menjadi yang terbaik pada Kejuaraan Asia Bulu Tangkis Beregu. Pembuktian dominasi itu dinanti pada ajang yang lebih bergengsi, putaran final Piala Thomas Uber 2020 di Denmark.
Gelar juara didapat setelah pada final di Rizal Memorial Coliseum, Manila, Filipina, Minggu (16/2/2020), Anthony Sinisuka Ginting dan kawan-kawan menang atas Malaysia, 3-1. Adapun gelarjuara beregu putri didapat Jepang setelah mengalahkan Korea Selatan, 3-0.
Kemenangan dari Anthony dan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon pada dua laga pertama gagal dituntaskan lebih awal oleh Jonatan ”Jojo” Christie. Jojo kalah dari tunggal putra peringkat ke-72 dunia, Cheam June Wei, 16-21, 21-17, 22-24.
Kemenangan Anthony dan ”Minions” akhirnya dilengkapi pasangan ”baru”, Fajar Alfian/Muhammad Ahsan setelah mengalahkan Ong Yew Sin/Teo Ee Yi 21-18, 21-16. Indonesia pun menang, 3-1.
Ini menjadi gelar ketiga tim putra Indonesia, sejak kejuaraan dua tahunan ini dijadikan babak kualifikasi Piala Thomas Uber pada 2016. Putra Indonesia juara di Hyderabad (India) pada 2016, Alor Setar (Malaysia/2018), dan di Manila. Adapun prestasi terbaik tim putri Indonesia, yang tersingkir pada perempat final di Manila, adalah semifinalis 2018.
Meski mendominasi Kejuaraan Asia yang terdiri atas tim-tim kuat di dunia, Indonesia masih harus membuktikan diri menjadi yang terbaik pada putaran final Piala Thomas yang tahun ini berlangsung di Aarhus, Denmark, 16-24 Mei. Lambang tim bulu tangkis putra terbaik dunia itu tak pernah kembali ke Indonesia sejak terakhir tahun 2002. Saat tim putra Indonesia menjadi yang terbaik di Asia, hasil pada Piala Thomas adalah menjadi finalis (2016) dan semifinalis (2018).
Hal ini berbeda dengan juara beregu putri Asia yang selalu menjadi juara Piala Uber. Pada 2016, kedua gelar didapat tim China, sedangkan Jepang menjadi juara Asia dan Piala Uber 2018. Tahun ini, Jepang yang memiliki pemain putri terbaik dunia berpeluang menyandingkan kembali dua gelar ini.
Pekerjaan rumah
Seperti dua penyelenggaraan sebelumnya, membawa Piala Thomas yang namanya diambil dari pebulu tangkis Inggris pada awal 1900-an, Sir George Alan Thomas, juga tak akan mudah. Tim putra memiliki pekerjaan rumah membenahi nomor tunggal. Bercermin dari perjalanan di Manila, hadirnya dua tunggal putra berperingkat sepuluh besar dunia, Anthony (5) dan Jojo (7), tak menjadi jaminan Indonesia bisa memperoleh lebih dari satu kemenangan pada nomor tunggal. Dari tiga tunggal putra yang diturunkan bermain—Anthony, Jojo, dan Shesar Hiren Rushtavito—hanya Anthony yang selalu menang pada laga grup, perempat final, semifinal, dan final.
Jojo tak bisa menunjukkan reputasinya sebagai pemain peringkat 10 besar dunia. Dia tiga kali kalah dari empat laga melawan pemain berperingkat lebih rendah. Satu-satunya kemenangan didapat saat berhadapan dengan pemain Filipina berperingkat ke-514 dunia, Lanz Ralf Zafra, pada perempat final. Dalam tiga laga lain, juara Asian Games 2018 itu kalah dari Son Wan-ho (Korea Selatan/peringkat ke-70), Lakhsya Sen (India/31), dan Cheam.
Dari tiga kekalahannya, Jojo sering membuat kesalahan yang membuahkan poin mudah bagi lawan. Itu pun berdampak pada penampilannya di final.
”Saya kurang percaya diri karena dari kemarin tidak bisa main seperti biasa. Keadaan ini jarang terjadi. Saya mau menyerang tetapi jadi buru-buru dan akhirnya mati sendiri. Saya harus lebih berani untuk pakai tempo menyerang,” kata Jonatan, dalam laman PP PBSI.
Pemain berusia 22 tahun itu, juga, menyia-nyiakan kesempatan menang di final saat mendapat match point, 20-17. Namun, lawan menahannya ketika keputusan untuk meminta penilaian ulang pukulan Jojo tepat. Tayangan ulang memperlihatkan kok pukulam Jojo jatuh di luar garis belakang lapangan. Setelah momen itu, Jojo kehilangan momentum. Dia pun akhirnya hanya bisa menyesali kekalahannya.
Hal itu pula yang disayangkan pelatih tunggal putra pelatnas bulu tangkis Hendry Saputra Ho dari Jojo. Dalam kejuaraan beregu, semua pemain memiliki tanggung jawab sama untuk menyumbangkan angka bagi tim. Kali ini, Jojo memiliki pola pikir bahwa tanggung jawab tersebut menjadi beban, bukan penambah semangat, hingga tak bisa tampil maksimal.
Final Beregu Putra Asia 2020
Indonesia - Malaysia
Anthony Sinisuka Ginting– Lee Zii Jia 22-20, 21-16