Kurangnya jam terbang di turnamen internasional turut memengaruhi penampilan para pebalap sepeda BMX nasional. Mereka perlu bekerja keras pada waktu tersisa untuk menaikkan peringkat dan lolos kualifikasi Olimpiade.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Tim balap sepeda BMX Indonesia harus berkerja keras memenuhi target tampil di Olimpiade Tokyo 2020. Selain membutuhkan poin untuk memperbaiki peringkat negara dan individu agar memenuhi syarat lolos ke Tokyo, para pebalap nasional membutuhkan jam terbang lebih banyak agar mampu bersaing dengan pebalap internasional.
Pada hari terakhir Kejuaraan BMX Internasional Jakarta di Arena BMX Pulomas, Minggu (16/2/2020), tiga pebalap sepeda BMX Indonesia di kelompok elite putra gagal naik podium. Pada laga final, dua pebalap Indonesia, yaitu I Gusti Bagus Saputra dan Toni Syarifudin, harus puas di posisi ke-6 dan ke-7 dari delapan finalis.
Bagus mencatat waktu 34,735 detik, sedangkan Toni 34,814 detik. Waktu tempuh mereka tertinggal lebih dari 1 detik dari Jeferson Milano yang masuk finis tercepat. Pebalab sepeda asal Venezuela itu menyelesaikan lomba dengan waktu 33,143 detik. James Palmer (Kanada) dan Flips Krists Rozitis (Latvia) melengkapi pebalap yang naik ke podium.
Selain Bagus dan Toni, turut bersaing pebalap nasional lainnya, Rio Akbar. Tetapi, Rio gagal lolos ke final setelah hanya meraih peringkat ke-5 pada babak semifinal kejuaraan berlevel Class One (C1), yang merupakan salah satu kejuaraan untuk kualifikasi Olimpiade 2020 itu.
Hasil identik juga terjadi pada hari pertama Kejuaraan BMX Internasional Jakarta, Sabtu. Toni dan Rio yang lolos ke final kelompok elite pria hanya mampu meraih posisi ke-6 dan ke-7, sedangkan Bagus tidak lolos ke final. Sementara itu, podium juara diisi oleh Kristens Krigers (Latvia), Helvijs Babris (Latvia), dan Milano.
Usai balapan, Toni mengatakan, meskipun mampu bersaing pada kejuaraan itu, jam terbang pebalap sepeda BMX Indonesia masih kalah dari pebalap internasional. Wakil Indonesia di Olimpiade Rio de Janeiro 2018 itu menambahkan, rutinnya para pebalap asing mengikuti kejuaraan internasional menjadi bekal berharga. ”Kami baru banyak mengikuti balapan setahun terakhir, sedangkan pebalap Eropa setiap pekan. Hal itu membuat kami kekurangan dari segi teknik karena mereka memiliki pengalaman balapan yang lebih baik,” ujar dia.
Toni mengungkapkan, kekurangan teknik itu, di antaranya, manual yang berkaitan dengan kecepatan mengayuh pedal, penentuan waktu untuk melompat (jumping), dan kemampuan untuk membelok di sudut lintasan (corner).
Persiapan matang
Pelatih kepala balap sepeda Indonesia Dadang Haries Purnomo mengakui, para pebalap asing memiliki kemampuan di atas pebalap Indonesia. Atas dasar itu, pebalap elite putra Indonesia akan melakukan persiapan matang jelang Kejuaraan BMX Internasional di Banyuwangi, Jawa Timur, 4-5 April, serta Kejuaraan BMX Asia di Jakarta, 11-12 April.
Dadang mengungkapkan, ketiga pebalap sepeda BMX Indonesia itu akan mulai pemusatan pelatihan di Banyuwangi, awal Maret. Ia berharap persiapan itu bisa memperbaiki prestasi individu pebalap Indonesia dalam dua kejuaraan internasional itu.
“Kejuaraan di Jakarta menunjukkan kemampuan lawan lebih bagus dan persaingan menuju Olimpiade sangat ketat. Oleh karena itu, kami akan lebih lama berlatih di Banyuwangi untuk memperbaiki kekurangan yang masih dimiliki,” ucap Dadang.
Sementara itu, Bagus menilai Indonesia harus meraih poin sebanyak-banyaknya untuk mendongkrak posisi di ranking UCI. Atas dasar itu, meskipun masih mengalami cedera ringan, peraih medali perak Asian Games 2018 itu tetap mengikuti Kejuaraan BMX Internasional Jakarta.
"Kami tidak ingin lengah sedikitpun karena poin yang didapatkan dalam setiap kejuaraan sangat berarti untuk menambah poin Indonesia," kata pebalap asal Nusa Tenggara Barat itu.
Adapun untuk menembus Olimpiade Tokyo 2020, pebalap sepeda BMX memiliki tiga metode. Pertama, melalui peringkat negara mulai dari peringkat ke-1 hingga ke-11 dalam ranking Persatuan Sepeda Internasional (Union Cycliste Internationale/UCI) per 2 Juni 2020. Dilansir dari laman UCI, Indonesia masih berada di peringkat ke-19 peringkat kelompok putra pada kualifikasi balap sepeda BMX untuk Olimpiade Tokyo.
Kedua, terdapat pula jalur prestasi ranking individu yang hanya diberikan kepada tiga besar pebalap sepeda terbaik berdasarkan ranking kelompok elite UCI. Terakhir, dua kuota diperebutkan di Kejuaran Dunia BMX UCL 2020, 26-31 Mei di Amerika Serikat.