Pemberantasan Mafia Bola Sekaligus Edukasi bagi Suporter
Satuan Tugas Antimafia Bola Jawa Tengah akan memantau seluruh laga Liga 1, Liga 2, Liga 3, dan Piala Soeratin yang digelar di wilayah provinsi itu. Selain untuk memberantas praktik pengaturan skor, juga edukasi.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS - Satuan Tugas AntiMafia Bola Jawa Tengah akan memantau seluruh laga sepakbola Liga 1, Liga 2, Liga 3, dan Piala Soeratin yang digelar di wilayah provinsi itu. Selain untuk memberantas praktik pengaturan skor, juga sebagai edukasi bagi suporter agar bisa menerima kekalahan timnya.
Satgas AntiMafia Bola Jateng diluncurkan di markas Polda Jateng, Semarang, Rabu (19/2/2020), menjelang dimulainya rangkaian laga berbagai tingkatan kompetisi di Indonesia pada akhir Februari 2020. Satgas Antimafia Bola Jateng, di bawah Polda Jateng, bekerja sama dengan Asosiasi Provinsi PSSI Jateng.
Ketua Komisi Banding Asprov PSSI Jateng, Kairul Anwar, Rabu, mengatakan, siap mengawal semua laga. "Ini agar pertandingan enak ditonton, juga edukasi. Semua suporter pasti ingin timnya menang. Namun, kalau sudah dipantau dan tak ada kecurangan, saat kalah maka mereka harus terima. Dengan demikian, bentrokan antarsuporter tak lagi relevan," katanya.
Seiring kehadiran Satgas AntiMafia Bola, lanjut Kairul, praktik-praktik di luar aturan main harus sudah tuntas. Sepak bola sudah saatnya menjadi tontonan, tuntunan, dan hiburan bagi masyarakat. Hal-hal yang berbau nonteknis menjadi bagian dari masa lalu sepak bola di Indonesia.
Koordinator Indonesia Football Community Emerson Yuntho (putih) dan anggotanya, Ignatius Indro (merah) seusai diterima perwakilan Satgas Antimafia Sepak Bola di Direktorat Kriminal Umum, Polda Metro Jaya, Jumat (28/12/2018). Dalam pertemuan itu, Indonesia Football Community mendukung upaya satgas memberantas mafia. Mereka siap membantu. Di sisi lain, mereka berharap satgas mengusut kasus itu hingga ke akar-akarnya. Sebab, empat orang yang sudah ditangkap itu dinilai hanya sebagai penggerak. Sedangkan di atasnya, ada aktor lebih besar yang mengendalikan, yakni bandar judinya.Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jateng, Komisaris Besar Budi Haryanto, mengatakan, satgas ini diharapkan bisa menghilangkan praktik suap baik kepada wasit, pemain, pelatih, manajer, dan lainnya. Hal itu menjadi awal yang baik agar Indonesia mencetak prestasi internasional di masa mendatang.
Tugas Satgas AntiMafia Bola adalah memantau seluruh pertandingan yang digelar. "Sekitar 2-3 hari sebelum pertandingan, kami akan mencari informasi apakah ada indikasi (praktik suap) atau tidak. Apabila misalnya ada uang yang dijanjikan, maka akan kami tindak. Kami akan pasang mata dan telinga," kata Budi.
Begitu pun ketika pertandingan, akan dipantau apabila ada indikasi hal-hal bersifat nonteknis. Apabila ditemukan, lanjut Budi, pihaknya akan memprosesnya usai laga. Adapun para pelaku praktik-praktik yang mencederai sportivitas itu akan dijerat Undang Undang Nomor 11 Tahun 1980 tentang Tindak Pidana Suap.
Budi menambahkan, masyarakat dapat memberi informasi apabila mengetahui adanya praktik suap terkait pertandingan sepak bola itu. "Bagi yang bisa memberi informasi, akan ada hadiahnya, yakni bola. Namun, di dalam (hadiah) bola itu ada apa, kan belum tahu. Yang jelas kami harap kecurangan ini diberantas," ucapnya.
Personel Satuan Tugas Antimafia Bola Polri bersiap menggeledah kantor PT Liga Indonesia di kawasan Rasuna Said, Jakarta, Jumat (1/2/2019). Penggeledahan bekas kantor penyelenggara kompetisi sepak bola profesional di Indonesia pada 2009-2015 itu terkait penyelidikan kasus-kasus pengaturan pertandingan yang menodai sepak bola nasional.Sekretaris Asprov PSSI Jateng, Purwidyastanto, menuturkan, penegakan hukum terhadap praktik-praktik kecurangan dalam sepaka bola seiring upaya peningkatan kualitas kompetisi. Pengelolaan kompetisi harus semakin baik. Seluruh pihak harus mengutamakan integritas dalam kompetisi itu sendiri.
Ia menambahkan, klub-klub, antara lain para peserta Liga 3 Jateng amat mendukung segala upaya guna menjadikan kompetisi benar-benar bersih. "Siapapun pasti ingin timnya menang. Kemenangan yang natural, bukan pengaturan dan sebagainya. Dengan komitmen kuat, sepak bola ini akan bersih," katanya.
Sebelumnya, Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Gatot S Dewa Broto menemui tim Satgas Antimafia Bola Polri di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (18/2). Dalam pertemuan itu, Gatot membuka sejumlah nama yang patut diwaspadai karena berpotensi mengatur skor. (Kompas.id, Selasa 18/2/2020)