Inovasi merupakan DNA dari Formula 1, termasuk yang diterapkan oleh Mercedes dengan sistem kemudi dua sumbu pada mobil W11 mereka. Inovasi ini menjadi kejutan pada hari kedua tes pramusim F1 di Sirkuit Catalunya.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
BARCELONA, KAMIS — Mercedes kembali membuat kejuatan dengan menerapkan sistem kemudi dua sumbu pada mobil W11. Inovasi yang memungkinkan setir ditarik ke arah pengemudi dan dikembalikan ke posisi semula itu bisa menguntungkan di sejumlah aspek karena mengubah kelurusan roda. Mercedes mengklaim sistem kemudi ini tidak melanggar aturan dan sudah dikonsultasikan dengan FIA.
Sistem kemudi ini menjadi pusat perhatian setelah video dari kamera di mobil Lewis Hamilton menunjukkan pebalap Inggris itu menarik setir ke arah tubuhnya saat melesat di trek lurus. Juara dunia enam kali F1 itu kemudian mendorong setir ke posisi semula saat memasuki salah satu tikungan di Sirkuit Catalunya, Barcelona, Spanyol, Kamis (20/2/2020), pada hari kedua tes pramusim F1. Perubahan posisi setir itu diikuti dengan perubahan kelurusan roda.
Direktur Teknik Mercedes James Allison juga enggan menjelaskan bagaimana sistem itu bekerja dan apa manfaatnya. ”Kami memiliki sistem di dalam mobil. Kami memiliki nama untuk itu. Ini disebut DAS (dual-axis steering) jika Anda ingin tahu,” ujarnya saat jeda makan siang tes pramusim F1 di Sirkuit Catalunya, dikutip Autosport.
Analis dari laman resmi Formula 1, Mark Hughes, menjelaskan, mobil Formula 1 pada ummnya memiliki setelan roda depan yang tidak lurus. Bagian bawah ban depan menjauhi bodi mobil dan bagian atas ban mengarah ke dalam mendekati bodi mobil. Setelan ini untuk sedikit menunda transfer beban pada roda depan saat berbelok. Penundaan itu membuat roda belakang tidak langsung terkena beban sehingga mobil masih stabil saat memasuki tikungan.
Dengan setelan roda seperti itu, satu sisi ban menjadi lebih panas pada saat melaju di lintasan lurus. Inovasi yang dilakukan oleh Mercedes memungkinkan roda dalam posisi lurus saat setir ditarik keluar. Hamilton melakukan itu di trek lurus sehingga distribusi panas pada permukaan ban merata juga akan mengurangi laju keausan ban karena koefisien gesek lebih kecil.
”Saya baru mencoba sekali dan saya tidak punya banyak hal disampaikan terkait ini. Kami mencoba menguasai ini, memahaminya, tetapi terkait keamanan tidak ada masalah hari ini dan FIA oke dengan proyek ini,” ujar Hamilton.
Terkait dengan bagaimana sistem kemudi itu beroperasi, kemungkinan besar sepenuhnya manual. Karena, dalam peraturan Teknis F1 yang dibuat oleh FIA tentang Kemudi dan Suspensi Pasal 10.2 disebutkan, ”Dengan setir yang permanen, posisi masing-masing pusat roda dan arah sumbu rotasinya harus sepenuhnya dan secara unik ditentukan oleh fungsi dari prinsip jarak main naik turun suspensi, kecuali hanya untuk pengaruh yang memenuhi syarat yang tidak dengan sengaja menyebabkan kebebasan perubahan.”
Dalam aturan itu disebutkan lebih lanjut bahwa ”Apa pun perangkat yang bekerja dengan sumber tenaga yang bisa menghilangkan konfigurasi atau memengaruhi performa onderdil apa pun pada sistem suspensi apa pun tidak diizinkan.”
Dengan aturan yang sangat jelas itu, sepertinya sistem kemudi yang diterapkan oleh Mercedes sepenuhnya manual. Foto kolom setir yang difoto oleh pakar teknik mobil-mobil F1 Giorgio Piola di laman Motorsport juga menunjukan tidak ada komponen elektronik di bagian itu. Namun, gambaran detail bagaimana sistem itu bekerja belum sepenuhnya jelas.
”Ini bukan hal yang baru bagi FIA. Ini sesuatu yang telah kami bahas dengan mereka selama beberapa waktu. Aturannya sangat jelas tentang apa yang diizinkan pada sistem kemudi dan kami sangat yakin bahwa itu sesuai dengan peraturan,” ujar Allison
”Ini hanya menambah ukuran yang lebih besar pada kemudi, bagi pebalap kami berharap akan bermanfaat sepanjang tahun. Namun, bagaimana secara persisnya, kami meggunakan ini dan mengapa, itu sesuatu yang akan kami simpan untuk kami sendiri,” ucap Allison.
Puncak gunung es
Inovasi yang dilakukan oleh Mercedes ini, ditegaskan oleh Allison, hanya puncak gunung es dari inovasi yang ada di dalam mobil W11. Pernyataan ini memastikan Mercedes terus mencari terobosan guna memburu gelar ganda juara pebalap dan konstruktor ketujuh beruntun pada tahun ini. Lawan-lawan Mercedes, terutama Ferrari, perlu bekerja ekstra keras menyaingi inovasi genius ini, juga kerapian dalam kerja tim, dan kejelian menerapkan strategi.
Ferrari pada hari kedua tes menunjukan peningkatan performa yang signifikan. Mobil SF1000 yang dipacu Charles Leclerc pada sesi pagi, dan Sebastian Vettel pada sesi siang, bisa melewati tikungan-tikungan lembat dengan kecepatan tinggi. Ini menunjukan perbaikan downforce untuk mengimbangi kecepatan pada trek lurus. SF1000 juga diklaim oleh Leclerc memiliki fleksibilitas untuk disesuaikan dengan karakter setiap pebalap.
”Tim berusaha memiliki fleksibilitas pada setelan mobil untuk disesuaikan dengan gaya membalap saya, yang akan menjadi perbedaan besar untuk tahun ini. Ini seharusnya menjadi langkah maju,” kata pebalap berusia 22 tahun itu dikutip Crash.