Dua wakil Italia, Inter Milan dan AS Roma, memulai langkah pada babak 32 besar Liga Europa dengan positif. Kemenangan laga perdana, Jumat (21/2/2020) dini hari WIB, menjadi bekal kedua tim untuk menghadapi laga kedua.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
RAZGRAD, JUMAT — Kemenangan diraih dua duta Liga Italia, Inter Milan dan AS Roma, pada laga pertama babak 32 besar Liga Europa, Jumat (21/2/2020) dini hari WIB. Raihan positif itu menjadi pelampiasan kedua tim setelah menelan kekalahan di kompetisi domestik, akhir pekan lalu.
Bermain di Stadion Arena Ludogorets, Razgrad, Bulgaria, Inter meraih kemenangan 2-0 atas Ludogorets. Gol dari Christian Eriksen dan Romelu Lukaku menempatkan Inter selangkah lagi berada di babak 16 besar kasta kedua kompetisi antarklub Eropa itu. Sementara itu, gol tunggal pemain sayap, Carles Perez, menjadi pembeda dalam laga Roma melawan wakil Belgia, Gent, di Stadion Olimpico, Roma, Italia.
Meskipun melawan tim yang kualitasnya jauh di bawah Inter, Conte tetap menerapkan formasi andalannya, 3-5-2, dalam lawatan ke Bulgaria. Bedanya, ia menerapkan rotasi dengan menurunkan tujuh pemain berbeda ketimbang saat bertarung dengan Lazio, Senin lalu.
Eriksen dan Alexis Sanchez adalah dua bintang yang diturunkan sejak menit awal. Adapun ban kapten ”La Baneamata” disematkan di lengan bek Andrea Ranocchia yang menjalani laga ke-200 bersama Inter pada pertandingan itu.
Permainan agresif Inter merepotkan tuan rumah. Poros serangan yang diarsiteki Eriksen bersama Borja Valero dan Matias Vecino berhasil menciptakan sejumlah peluang berbahaya ke gawang tim tuan rumah. Sementara itu, tuan rumah tidak sekali pun menciptakan tendangan ke arah gawang selama pertandingan itu.
Meski begitu, gol baru tercipta setelah turun minum. Keputusan Conte menurunkan Romelu Lukaku menggantikan Lautaro Martinez menjadi titik balik dalam laga itu. Kolaborasi Sanchez dan Lukaku pada menit ke-71 memberikan ruang terbuka bagi Eriksen untuk melakukan tendangan keras dari luar kotak penalti yang merobek jala gawang Ludogorets. Gol perdana bintang asal Denmark bagi ”I Nerazzurri”.
Laga ditutup oleh gol Lukaku pada menit ke-95 setelah berhasil mengonversi tendangan penalti. Keunggulan margin dua gol menjadi modal berharga bagi Inter untuk menjalani laga kedua di Stadion Giuseppe Meazza, Milan, 28 Februari.
Seusai laga Conte mengatakan, Liga Europa menjadi kesempatan bagi para pemain yang selama ini hanya menghangatkan bangku cadangan. Namun, mantan arsitek tim nasional Italia itu enggan secara jelas menargetkan gelar juara pada Liga Europa.
”Kami harus mencoba dan melangkah sejauh mungkin. Kami paham bahwa Liga Europa bisa menimbulkan masalah dari sisi fisik dan mental,” ujar Conte, yang lebih menargetkan Inter menghentikan dominasi Juventus di Liga Italia, dikutip Sky Sport Italia.
Gelandang Inter, Matias Vecino, menambahkan, laga tandang ke Bulgaria menjadi momentum untuk kembali ke jalur kemenangan setelah dua kekalahan beruntun dari Napoli (Piala Italia) dan Lazio (Liga Italia). Di tengah penampilan yang belum konsisten, Vecino mengatakan, permainan intensitas tinggi yang selalu ditunjukkan Inter musim ini akan sulit dilakukan setiap pekan karena kepadatan jadwal bertanding.
”Ketika bertanding setiap tiga hari, kalian akan kesulitan bermain dengan intensitas yang sama selama 90 menit. Kami perlu belajar untuk menjaga momentum pada setiap laga,” kata Vecino di laman resmi Inter.
Putus hasil buruk
Pada laga lain, AS Roma memutuskan hasil tanpa kemenangan di lima pertandingan terakhir semua kompetisi. Gol pemain pinjaman dari Barcelona, Carlos Perez, pada menit ke-13 membawa Roma unggul 1-0 atas Gent. Kemenangan itu diharapkan mampu mengembalikan kepercayaan diri anak asuhan Paulo Fonseca
Dalam laga itu, pendukung Roma menunjukkan kekecewaan atas sejumlah hasil minor dalam lima laga terakhir. Salah satunya ketika gelandang Lorenzo Pellegrini menyentuh bola, siulan terdengar di Stadion Olimpico.
Terkait dengan hal itu, Fonseca menilai, Pellegrini adalah bagian sangat penting bagi Roma. Apabila ia tidak dalam penampilan yang baik, lanjutnya, para pendukung harus tetap memberikan dukungan karena dia pemain muda yang sudah harus merasakan tanggung jawab lebih besar dibandingkan dengan pemain lain di Roma.
”Jika ada pemain yang mencintai Roma lebih dari siapa pun, Pellegrini orangnya. Kami harus menolong dia untuk menemukan lagi kepercayaan diri,” ucap Fonseca di laman resmi Roma.
Terkait dengan penampilan anak asuhnya, Fonseca menjawab diplomatis, ”Terpenting adalah kemenangan dan menjaga gawang tidak kebobolan,” ujarnya.
Sebelum melawat ke Stadion Arena Ghelamco, Ghent, Belgia, Jumat pekan depan, Roma terlebih dulu akan menjamu Lecce pada lanjutan Liga Italia, Senin (23/2/) dini hari WIB.