Arsenal, tim berjuluk ”Meriam London”, mampu menjinakkan keangkeran Stadion Karaiskakis, markas Olympiakos, pada babak 32 besar Liga Europa, Jumat (21/2/2020) dini hari WIB. Arsenal menang 1-0 pada laga ini.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
PIRAEUS, JUMAT — Stadion Karaiskakis, markas Olympiakos, dengan ribuan pendukung fanatiknya sering kali menjadi ”neraka” bagi tim-tim yang bertandang. Kengerian stadion ini berhasil diatasi dengan susah payah oleh Arsenal saat berkunjung dalam laga 32 besar Liga Europa, Jumat (21/2/2020) dini hari WIB.
Stadion Karaiskakis penuh dengan corak merah dan putih, warna kebanggaan tim tuan rumah. Penonton dari stadion berkapasitas 32.000 kursi ini tidak henti bernyanyi dengan diiringi tabuhan drum. Mereka juga mengintimidasi dengan teriakan saat pemain-pemain Arsenal memegang bola.
Di tengah kepungan intimidasi itu, Arsenal berhasil mencuri kemenangan tipis 1-0. Meskipun sempat kesulitan sepanjang pertandingan, ”Meriam London” yang turun dengan beberapa pemain muda, seperti Gabriel Martinelli dan Joe Willock, berhasil mengejutkan tuan rumah lewat gol penyerang Alexandre Lacazette pada menit ke-81.
Lacazette memanfaatkan umpan silang terukur dari pemain muda berbakat Bukayo Saka. Umpan yang sudah berada di depan gawang lawan itu dengan mudah dikonversi menjadi gol oleh Lacazette.
”Sangat fantastis. Pemain harus bangga dengan hasil ini. Tidak mudah datang ke stadion seperti ini dan memenangi pertandingan. Saya tahu mereka (Olympiakos) sangat berbahaya saat bermain di kandang,” kata Manajer Arsenal Mikel Arteta dalam situs UEFA.
Ancaman Stadion Karaiskakis sudah terkenal seantero Eropa. Stadion ini masuk ke dalam daftar 12 stadion paling mengintimidasi di seluruh dunia versi 90min. ”Intimidasi itu akan menyerang jantung para tamu yang datang. Dukungan penonton membantu tuan rumah memenangi pertandingan, bahkan sebelum bola ditendang,” bunyi artikel itu.
Stadion ini begitu mengerikan karena diisi para pencinta sepak bola asal Yunani yang terkenal akan fanatismenya. Nama stadion ini berasal dari Georgios Karaiskakis, pejuang kemerdekaan Yunani. Stadion itu pun disimbolkan sebagai tempat perlawanan dan perjuangan Yunani.
Musim ini, dalam penyisihan babak grup Liga Champions, hanyalah Bayern Muenchen yang berhasil selamat dari jerat keangkeran Stadion Karaiskakis. Itu pun diraih lewat pertarungan sengit dengan kemenangan tipis 3-2. Di kandang, persentase kemenangan Olympiakos mencapai 80 persen.
Arteta memuji ketangguhan barisan pertahanan timnya yang dijaga Skhodran Mustafi, David Luiz, dan Sokratis. Peran ketiganya membuat tekanan dan serangan Olympiakos banyak yang tidak menemui sasaran. Tuan rumah hanya mencatatkan dua tembakan ke arah gawang dari 10 tendangan sepanjang laga itu.
”Pada 10 menit pertama, kami benar-benar buruk dan menderita. Namun, mereka tampil dengan hati besar. Mereka mulai menikmati dengan bertahan sangat baik,” ujar manajer asal Spanyol tersebut.
Gol semata wayang Meriam London menjadi momen terbaik sepanjang laga. Arsenal, yang tampil tanpa bintangnya, Mesut Oezil, kekurangan kreativitas. Mereka lebih banyak memanfaatkan serangan dari sayap melalui Pierre-Emerick Aubameyang dan Martinelli.
Pada babak pertama, Lacazette nyaris membuka keran gol Arsenal. Namun, umpan silang manis dari Martinelli gagal dimanfaatkan menjadi gol. Tendangan kaki kiri Lacazette melenceng tipis dari gawang Olympiakos.
Saka menjadi pemain terbaik Arsenal dalam laga ini. Selain memberikan satu asis, pemain berusia 18 tahun ini juga selalu berhasil mengancam tuan rumah lewat dribel solo dari sisi kiri. Dia juga berkontribusi besar bagi pertahanan.
Berkelas
Mantan penyerang Arsenal, Robin van Persie, memuji penampilan Saka. ”Tipe umpannya seperti yang dilakukan Ryan Giggs, juga Dennis Bergkamp. Umpan itu seperti membuat penyerang masuk ke zona berbahaya lawan. Sangat berkelas. Hanya pemain hebat yang mampu melakukannya,” kata pria asal Belanda itu.
Sangat berkelas. Hanya pemain hebat yang mampu melakukannya.
Kekalahan Olympiakos pada menit-menit akhir cukup menyakitkan. Mereka sempat beberapa kali mengancam lewat penyerang sayap Mathieu Valbuena. Akan tetapi, tendangan Valbuena berhasil diamankan oleh kiper Arsenal, Bernd Leno.
”Tidak ada yang menyukai kebobolan pada menit akhir. Kami bermain dengan intensitas yang baik. Namun, sepak bola berbicara tentang efektivitas. Kami tidak berhasil mengonversi peluang kami, sedangkan lawan kami mampu,” kata Pelatih Olympiakos Pedro Martins.
Martins belum mau menyerah. Dia masih berharap timnya mampu membalikkan keadaan pada laga kedua 32 besar di Stadion Emirates, markas Arsenal. ”Kami punya tim bagus dan pemain berkualitas. Saya percaya diri kami bisa menjawab tantangan itu,” ucapnya. (REUTERS)