Liga 1 musim 2020 akan menjadi momentum untuk membenahi penjadwalan kompetisi nasional. Perubahan jadwal menyebabkan klub mengalami kerugian keuangan serta mengganggu persiapan tim nasional di ajang internasional.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Mochamad Iriawan berjanji Liga 1 musim 2020 akan menjadi momentum untuk membenahi penjadwalan kompetisi nasional. Jadwal liga yang selalu berubah dan tidak pasti memberikan efek domino yang besar, seperti merugikan klub serta mengganggu persiapan tim nasional jelang turnamen internasional.
Iriawan mengatakan, dirinya memahami aspirasi utama para pendukungnya di Kongres PSSI, November 2019, yaitu pelaksanaan kompetisi yang tepat waktu. Kompetisi yang jadwalnya tidak pasti, katanya, telah dikeluhkan para klub karena merugikan secara materi, salah satunya pengeluaran akomodasi pemain untuk laga tandang hingga klub harus memperpanjang masa kontrak pemain dan pelatih.
”Jadwal yang berubah dampaknya besar bagi klub dan pengembangan sepak bola kita. Selain itu, waktu kompetisi yang tidak baik juga akan menyebabkan kepercayaan publik terkait kualitas sepak bola nasional rendah,” kata Iriawan dalam rapat koordinasi antara PSSI dan Kepolisian Negara RI di Jakarta, Kamis (20/2/2020).
Dalam rakor PSSI dan Polri yang pertama itu hadir pejabat dari 12 kepolisian daerah, kepala kepolisian resor dari 18 wilayah, manajer dari 18 klub Liga 1, serta manajer dari 24 klub Liga 2.
Untuk menyusun jadwal kompetisi yang baik, kata Iriawan, PSSI perlu berkoordinasi dengan Polri. Sebab, sebagai instansi yang berwenang mengeluarkan izin pertandingan, Polri juga memiliki agenda nasional yang masuk dalam skala prioritas keamanan yang telah terjadwal selama satu tahun. Atas dasar itu, PSSI dan Polri perlu memiliki satu persepsi dan kesepakatan agar tidak ada lagi bentrok antara jadwal kompetisi sepakbola dan agenda penting nasional.
”Kesuksesan liga sebagian besar ada di tangan Polri yang berwenang mengamankan dan mengizinkan pertandingan,” ujar mantan Kepala Polda Metro Jaya itu.
Adapun kompetisi Liga 1 2020 akan berlangsung 29 Februari hingga 31 Oktober yang diikuti 18 tim dari 12 provinsi. Sebanyak 306 pertandingan akan dilaksanakan. Laga Persebaya Surabaya melawan Persik Kediri di Stadion Bung Tomo, Surabaya, Jawa Timur, akan menjadi pembuka kompetisi sepak bola terelite di Indonesia itu.
Iriawan menuturkan, agenda nasional, seperti pemilihan kepala daerah serentak dan Pekan Olahraga Nasional di Papua, tidak akan memengaruhi pelaksanaan kompetisi nasional, terutama Liga 1. Perubahan jadwal, katanya, hanya akan dilakukan apabila ada kejadian besar, seperti bencana alam. Atas dasar itu, ia memastikan Liga 1 akan selesai tepat waktu agar persiapan tim nasional untuk Piala AFF tidak terganggu.
Sementara itu, Wakil Kepala Badan Intelijen dan Keamanan Polri Inspektur Jenderal Suntana meminta kepada seluruh pembina klub untuk secara rutin melakukan koordinasi dan komunikasi dengan kepala satuan kewilayahan Polri. ”Jadi, klub jangan hanya datang ke kantor polisi saat mau ada pertandingan. Rutinnya pertemuan antara klub dan kepolisian akan semakin memudahkan dalam pengaturan keamanan pertandingan,” ujar Suntana.
Salah satu kendala utama sepak bola Indonesia ialah kerusuhan antarpendukung. Oleh karena itu, Suntana berharap klub juga mengambil peran untuk membina pendukung sehingga klub tidak hanya berharap meraih keuntungan materi dari pembelian tiket laga kandang.
Suntana mengungkapkan, selama ini hanya Polri yang giat melakukan pembinaan kepada pendukung sepak bola, terutama di pertandingan yang rawan kerusuhan.