Perjudian Marc Marquez dengan mencoba motor 2019 dan 2020 pada tes pramusim hari terakhir di Losail, Qatar, membuahkan solusi pada masalah pengendalian motor RC213V. Marquez merasa telah melakukan ”lompatan besar”.
Oleh
Agung Setyahadi
·4 menit baca
LOSAIL, SENIN — Marc Marquez akhirnya bisa bernapas lega pada hari terakhir tes pramusim kedua MotoGP 2020. Pebalap tim Repsol Honda itu sempat kehilangan arah karena motor RC213V yang baru sulit dikendalikan, terutama saat memasuki tikungan. Kebuntuan itu dipecahkan dengan membandingkan motor 2019 yang dipinjam dari Takaaki Nakagami dan motor baru versi 2020. Kini, Marquez semakin optimistis memburu gelar juara dunia ketujuh di MotoGP.
Tes terakhir pramusim di Sirkuit Losail, Qatar, Senin (24/2/2020), sangat krusial bagi semua tim karena setelah itu semua pengembangan mesin akan dihentikan. Perubahan mesin tidak boleh dilakukan saat latihan resmi seri pertama MotoGP pada 5 Maret. Artinya, semua solusi masalah harus ditemukan pada hari terakhir tes itu dan segera diperbaiki dalam waktu kurang dari 10 hari ke depan.
Kemarin, Marquez mengakhiri tes sebagai pebalap Honda tercepat. Dia berada di posisi ketujuh, tetapi hanya terpaut 0,291 detik dari Maverick Vinales (Monster Energy Yamaha) yang memuncaki daftar pebalap tercepat. Pebalap LCR Honda, Nakagami, berada di posisi kedelapan dan rekan setimnya, Cal Crutchlow, di posisi ke-18. Adapun rookie sekaligus rekan setim Marquez, Alex Marquez, di posisi ke-21.
Honda mengalami masalah besar pada awal musim ini. Pengembangan mesin untuk meningkatkan akselerasi dan kecepatan puncak menyebabkan pengendalian motor semakin sulit. Semua pebalap Honda yang memacu motor 2020—Marquez, Alex Marquez, dan Crutchlow—mengalami masalah yang sama, yaitu tekanan yang terlalu besar pada front-end atau bagian depan motor, terutama saat memasuki tikungan. Bahkan, pada tikungan cepat pun mereka bisa kehilangan kendali. Itu dialami oleh Marquez saat tes di Sepang dan Losail, juga Crutchlow di Losail.
Marquez dan Crutchlow juga merasa khawatir apakah motor baru mereka bisa kompetitif pada musim baru ini yang akan dimulai di seri Qatar pada 8 Maret. Kebuntuan itu berujung pada langkah membandingkan langsung pengendalian motor 2019 dan 2020. Marquez pun meminjam motor milik pebalap LCR Honda, Takaaki Nakagami, yang kemudian dicat semprot warna hitam. Ini langkah untuk mengetahui sumber masalah yang tak kunjung ditemukan pada motor 2020.
”Saya sangat senang hari ini (Senin). Jujur, kemarin (Minggu) dan hari pertama tes saya cukup khawatir. Namun, hari ini kami melakukan langkah besar,” ujar Marquez seusai tes hari terakhir dikutip Crash.
Pebalap 27 tahun itu menambahkan, pihaknya telah memahami banyak hal, antara lain terkait ritme, race pace (waktu untuk menyelesaikan jarak tertentu), dan waktu lap. Semua itu kini terasa lebih mudah dan membutuhkan tenaga yang lebih sedikit.
”Kami bekerja keras di tim saya, kemudian Cal mulai mencoba sejumlah hal yang kami temukan dan itu sepertinya juga lebih baik bagi dia. Saya pikir kami menemukan arah. Jadi, itu yang paling penting karena kami sepenuhnya sempat tersesat kemarin,” ucap Marquez.
Sebelumnya, Marquez sempat mengkhawatirkan dua hal, yaitu motor barunya yang tidak cukup cepat dan hilangnya feeling dengan motor itu. ”Saya tidak tahu mengapa. Saya mengalami kecelakaan yang aneh di Malaysia, kecelakaan yang aneh di sini, dan saya tidak memahami apa pun. Namun, hari ini saya memahami semuanya,” ujar Marquez kemudian.
Meskipun menemukan titik cerah menjelang seri Qatar, Marquez berkata, pekerjaannya dan timnya belum selesai. ”Masih ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan karena (tim-tim) yang lain memiliki pace yang bagus, tetapi jam-jam terakhir (tes kami) sangat bagus,” ungkap Marquez.
Masih ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan karena (tim-tim) yang lain memiliki pace yang bagus, tetapi jam-jam terakhir (tes kami) sangat bagus.
Kekhawatiran Rossi
Sementara itu, pebalap senior Yamaha, Valentino Rossi, mengkhawatirkan pace motornya yang tidak terlalu cepat. Dia masih mengalami keausan ban yang terlalu besar hingga tes hari terakhir di Qatar. Namun, pebalap Yamaha lainnya, Vinales, dan dua pebalap Petronas Yamaha, Fabio Quartararo serta Franco Morbidelli, memiliki pace yang bagus.
Dalam simulasi balapan, torehan waktu Vinales dan Quartararo bisa konsisten pada 1 menit 54 detik kecil. Rossi, kemarin, juga terjatuh pada tikungan kedua saat berusaha menaikan pace. ”Saya kuat dengan ban pertama. Sayangnya, saya kecelakaan dengan ban kedua (saat melakukan timeattack),” ujar pebalap Italia yang menempati posisi ke-12, kemarin, itu.
”Sejauh ini, itulah alasan mengapa saya di P12 (posisi ke-12). Namun, kami lebih mengkhawatirkan pace karena seperti tahun lalu di paruh kedua balapan, kami menderita. Kami menderita dengan ban, khususnya belakang. Sayangnya, saya tidak bisa menjaga pace,” ujar Rossi dikutip Motorsport.
Pada hari kedua tes, Minggu, Rossi juga coba melakukan banyak lap secara beruntun, tetapi hasilnya belum maksimal. Data telemetri yang diambil dari tes tiga hari di Losail itu menjadi acuan terakhir sebelum musim ini bergulir.
”Secara umum, feeling (pada motor) tidak terlalu buruk karena hari ini kami memperbaiki setelan dan saya senang. Pada lap pertama, saya selalu cukup cepat. Namun, masalah ini (keausan ban belakang) adalah masalah besar bagi kami dan sangat mirip dengan yang terjadi tahun lalu. Jadi, kami khawatir,” ujar Rossi.