Manajer Manchester City Pep Guardiola, berhasil menemukan kelemahan Real Madrid. Peluang mereka untuk melaju ke babak perempat final Liga Champions kini terbuka lebar.
Oleh
D HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
MADRID, KAMIS — Keberhasilan Manchester City mengalahkan Real Madrid, 2-1, pada laga pertama babak 16 besar Liga Champions, Kamis (27/2/2020) dini hari WIB, berawal dari riset yang dilakukan Pep Guardiola. Manajer Manchester City ini menghabiskan 10 hari selama libur musim dingin untuk mempelajari taktik Real.
Setiap hari Guardiola menonton rekaman pertandingan Real dan berusaha mencari titik lemahnya. ”Saya amati Real dan menemukan perbedaan dalam cara mereka bertahan,” kata Guardiola, seperti dikutip The Telegraph.
Real, kata Guardiola, piawai dalam menekan lawan sepanjang laga. Begitu pemain Real mendapat bola, lawan akan kesulitan merebutnya kembali. Gaya permainan itu bahkan dapat mereka terapkan dengan baik di Stadion Camp Nou, kandang Barcelona, rival utama mereka. Guardiola pun mendapati masalah besar karena City menghadapi Real di Stadion Santiago Bernabeu, Madrid.
Eks pelatih Barcelona itu tahu Real jauh lebih agresif ketika berada di rumah sendiri. Di sisi lain, City tidak mau tampil pasif dan bertahan karena itu bukan karakter tim. ”Saya selalu ingin menyerang,” katanya.
Kerja keras Guardiola inilah yang kemudian menghasilkan kejutan dalam susunan pemain City di Bernabeu. Guardiola sengaja menyimpan para penyerang utama, yaitu Sergio Aguero dan Raheem Sterling, di bangku cadangan. Sebagai gantinya, ia memasang Kevin de Bruyne dan Bernardo Silva sebagai penyerang tengah. Gabriel Jesus menjadi penyerang sayap kiri.
Bahkan, para pemain City pun kaget dengan taktik nyeleneh dari manajernya itu. ”Selama empat tahun saya bersama Guardiola, kami memang sering mendapat kejutan. Pemain baru mengetahui apa yang harus mereka lakukan ketika laga sudah dimulai,” kata De Bruyne, seperti dikutip The Guardian.
Eks gelandang City, Michael Brown, memuji taktik brilian Guardiola. Dengan menyimpan Aguero dan Sterling, City sengaja menampilkan tim tanpa striker. Strategi ini membuat Real kebingungan untuk menebak target man City yang harus dijaga.
”Saya paham maksud Guardiola. Jika ia memainkan Aguero, bek Real akan segera menutup ruang,” ujar Brown kepada BBC. Sementara itu, jika menggunakan De Bruyne sebagai penyerang bayangan, City lebih punya banyak ruang dan cara untuk menyerang.
Guardiola juga mengetahui bahwa bek Real cenderung agresif jika diserang dari tengah. Oleh karena itu, ia merancang serangan yang dibangun dengan memanfaatkan lebar lapangan.
Taktik yang diterapkan City itu pun berhasil menyulitkan Real, setidaknya selama babak pertama. Real baru bisa mencetak gol pada menit ke-60 melalui tendangan Isco yang kemudian merayakan gol pertamanya di Liga Champions sejak September 2018. Gol terakhir Isco terjadi saat Real melawan AS Roma pada fase grup musim lalu.
Namun, optimisme Real langsung lenyap ketika City berhasil memukul balik dengan gol yang dicetak Jesus pada menit ke-78. Gelandang bertahan Real, Casemiro, mengakui, mereka sudah kehilangan arah setelah menit ke-75. Permainan mereka menjadi berantakan, apalagi setelah Jesus menyamakan kedudukan.
”Sulit untuk menjelaskan mengapa bisa seperti itu,” katanya dikutip Marca.
Real kian tertekan ketika wasit memberi City tendangan penalti karena bek Real, Dani Carvajal, melanggar Sterling. De Bruyne yang mengambil tendangan penalti itu pun sukses mengunci kemenangan.
Situasi Real memburuk setelah sang kapten, Sergio Ramos, diganjar kartu merah karena menjatuhkan Jesus. Ini merupakan kartu merah ke-26 bagi Ramos selama membela Real, dan membuatnya tidak bisa tampil pada laga kedua di kandang City, 17 Maret.
Trend buruk
Kekalahan Real ini memperpanjang trek buruk mereka selama Februari. Mereka sudah disingkirkan Real Sociedad dari ajang Copa del Rey dan kehilangan tempat di puncak klasemen Liga Spanyol. Dalam lima laga terakhir di semua kompetisi, Real hanya menang satu kali dan sudah kalah tiga kali. Dua kekalahan di antaranya terjadi di Santiago Bernabeu.
”Saya tidak mengerti. Dalam tiga-empat bulan lalu kami masih tampil bagus dan kini kami menjalani laga yang sangat rumit,” kata Pelatih Real Zinedine Zidane kepada AS. Zidane merasa tugas pertama yang harus segera dilakukan adalah membangun kepercayaan diri dan kekompakan tim.
Momentum untuk memulihkan kepercayaan diri itu bisa mereka dapatkan pada laga el clasico melawan Barcelona, Minggu (2/3/2020) doni hari WIB. Jika kalah lagi, peluang Real menjuarai Liga Spanyol musim ini akan mengecil. Kini Barcelona sudah mengantongi 55 poin di puncak klasemen dan Real baru 53 poin.
”Kekalahan ini (dari City) sudah menjadi masa lalu. Sekarang kami harus fokus melawan Barcelona,” kata Casemiro. Real harus waspada karena Pelatih Barcelona Quique Setien juga menonton langsung laga Real-City di Bernabeu. Seperti halnya Guardiola, Setien sedang memetakan kelemahan Real. (AP/AFP/REUTERS)